4 bulan aku masih terus menyesuaikan diri aku dan mereka belum terlalu akrab meski obrolan-obrolan kami sudah semakin banyak terkadang kami membahas tentang film tentang makanan dan mengeluh tentang customer yang tidak membudayakan membaca karena masih bertanya padahal di caption sudah tertulis dengan lengkap.
Ada suatu hari customer yang sudah memesan dan transfer bahkan barang sudah di kirim tiba-tiba cancel karena di marah suaminya karena belanja gak bilang
Ada yang komplain karena paketannya lama sampai pas di cek lagi ternyata kami lupa memasukan data sehingga memang belum di kirim dan ternyata sudah 1 Minggu lebih
Ada yang marah-marah karena barang yang pre order pesanannya belum selesai tepat waktu
Ada yang protes kenapa dia tidak di beri tahu bahwa besok ada promo 50% padahal dia  membeli berkelang 1 hari sebelumnya
Selain jadi freelance jaga toko disini pun aku bisa melanjutkan sesuatu yang benar-benar sesuai fashion ku yaitu menulis di blog. Aku tergabung dalam komunitas blogger kapan pun ada liputan aku bisa izin tidak masuk. Dan teman-teman blogger selalu berupaya menumbuhkan cinta ku pada kota rantau ini... Akh aku takut jatuh cinta aku takut terikat dengan kota ini karena aku juga ingin kembali ke kota kelahiran ku suatu hari nanti setelah capek berkelana mencari
Jika ditanya apa yang aku dapatkan dari ikut liputan, padahal aku tidak mendapat imbalan yang nyata? Maka aku akan menjawab pengalaman berharga.. jawaban klise tapi itulah kenyataannya karena dari liputan ini aku bertemu banyak orang-orang hebat di bidangnya, mendapat produk atau voucher untuk produk terbaru dari narasumber yang mempromosikan usahanya dan lebih dari itu adalah menambah wawasan serta koneksi jaringan pertemanan.
Ternyata semudah itu jika mau berusaha tapi aku selalu bertanya kenapa dulu sulit sekali berurusan dengan seorang penulis yang sudah mempunyai nama dari kota ku padahal aku sudah berkorban banyak untuk semua persyaratan demi bergabung dengan komunitas kepenulisan yang dia kelola dan sungguh sampai sekarang pun aku belum mendapatkan jawaban.
Suatu hari sempat aku terharu atas ucapan seorang teman yang memuji tulisan ku meski terkadang di tiap paragraf masih terdapat kalimat yang salah padahal jam terbangnya untuk meliput dan tulisannya lebih banyak dari ku. Meski jika pada akhirnya dia hanya berbasa-basi aku tetap menghargai basa-basinya itu yang tidak sekalipun terlihat basi.
Yang di butuhkan setiap orang adalah kesempatan. Kesempatan untuk menjadikan peluang sebagai pembuktian diri, disini aku tidak ingin membuktikan diri aku bisa menulis toh semua orang juga bisa menulis tapi aku hanya ingin tulisan ku di baca meskipun hanya 1 paragraf dan bukan di buang di tong sampah.