Indonesia kental dengan tradisi dan budaya dari timur meskipun Surya (Arifin Putra) pernah bersekolah di Amerika tidak membuatnya melawan dan membangkang keputusan orangtua dan keluarga besarnya.
Sahabat Terbaik
Jika sebagian penikmat film lainnya selalu fokus dengan pemeran utama saya malah selalu salfok (salah fokus) dengan second male dan female yaitu para aktor pendukung yang menjalani peran mereka sesuai porsinya yaitu sebagai sahabat atau pengganggu kisah pemeran utamanya. Beruntungnya Yasnina memiliki Adit yang selalu bisa hadir disetiap Nina butuhkan!
Profesional Dalam Pekerjaan
Yasnina adalah sosok yang digambarkan sebagai perempuan modern, dominan dan terbuka sedangkan budhe Marjanti sebagai perempuan kaku, konservatif dan sangat menjunjungi tinggi nilai budaya namun mereka memiliki satu kesamaan yaitu sifat keras kepala yang seringkali membuat mereka beradu argument tentang emansipasi, kemandirian dan cita-cita perempuan. Perbedaan latar belakang tak membuat mereka saling membenci dan serang namun mereka saling mengamini pemikiran masing-masing karena semua sudah pada tempatnya. Yasnina seringkali heran dan mempertanyakan sikap budhe Mar yang mau-maunya berkerja tanpa mendapatkan imbalan yang pantas padahal Yasnina sendiri berprinsip memberi dan menerima.
"Semua bukan hanya tentang uang (nominal) tapi juga soal ikhlas" Jawab budhe Mar
Jika kau tanya bagaimana rasanya melihat mantan menikah atau bagaimana kalau saya berada di posisi Yasnina? Saya akan jawab biasa saja karena saya sendiri belum pernah merasakan ada di posisi Yasnina (Jomblowati cuy... hehehe) tapi untuk Yasnina saya ancungi dua jempol.
Belajar Adat Pernikahan Jawa
Saya adalah seorang rantauan dari Sumatera meski sudah tinggal di Jawa, jujur saya sendiri kurang mengerti tentang profesi perias pengantin ini dan saya baru mengetahui adanya dukun pengantin. Di zaman sekarang yang masih mempertahankan tradisi pernikahan Jawa lengkap adalah orang-orang terpandang dan masih ada keturunan keraton. Di sepanjang pemutaran film ada beberapa percakapan menggunakan bahasa Jawa dan untungnya di sediakan teks bahasa Indonesia untuk yang tidak mengerti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H