Bentuk bawang merah di sini berbeda dengan yang di Indonesia. Di sini bawang merahnya lonjong gendut gitu. Ada juga yang lonjong kurus-kurus yang dibilang traditional french shallot. Kalo yang gendut, yang saya pakai di resep ini, panjangnya sekitar 7 cm, perutnya berdiameter 3 cm, beratnya kurang lebih 25 gram.Â
Jadi saya sesuaikan aja pakai takaran "kira-kira" alias pakai feeling untuk jumlah bawang merah di buku resep dengan french shallot yang segede gaban itu.
Oke deh, Soto Betawi versi saya di negeri seberang samudera sudah jadi, memakai bahan-bahan seadanya, kuahnya yang hangat berempah, rasa dan kekentalan seperti yang saya inginkan, sambelnya pun sudah nantangin.Â
Sekarang mau langsung saya nikmati buat makan malam sambil membayangkan keramaian tak henti kota Bekasi, lalu-lalangnya para abang gojek di bawah terik mentari, macet parah absolut di hari Sabtu hanya karena rebutan mau masuk mall atau riuh rendah percakapan di warung-warung tenda Taman Galaxy diiringi semilir angin malam. Ujung-ujungnya pengen cepet-cepet nyiapin koper nih.Â
Hehe. Ah, jadi nggak sabar untuk balik lagi ke kampung halaman tahun depan.
Salam dari 🇲🇫!
Referensi: https://www.kompas.com/food/read/2020/06/18/220700675/apa-bedanya-soto-betawi-dengan-soto-daerah-lain#, https://www.antaranews.com/berita/743720/mengenal-asal-usul-soto-di-asian-fest
Referensi resep: 25 Nuansa Soto Khas Indonesia oleh Tim Editor Boga Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H