Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - IRT biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Suka musik rock. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tidak Mencoblos, Begini Jalannya Pemungutan Suara Pemilu di Prancis

25 April 2022   19:55 Diperbarui: 17 Januari 2023   20:26 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster para kandidat mejeng di samping sekolah anak saya yang dijadikan TPS (foto: Derby Asmaningrum)

Duabelas kandidat, duabelas visi misi. Selamat bingung! (foto: Derby Asmaningrum)
Duabelas kandidat, duabelas visi misi. Selamat bingung! (foto: Derby Asmaningrum)

Untuk nge-vote, pemilih bisa mengecek lokasi TPS melalui situs pelayanan publik. Pada Hari H, ia datang membawa KTP dan surat pernyataan (jika tidak punya kartu pemilih), lapor pada bagian penerima, lalu akan diberi amplop kecil yang tahun ini warnanya biru pastel.

Setelah itu ia pindah ke meja di tengah-tengah ruangan. Di situ sudah terhampar keduabelas nama kandidat presiden, hanya nama tanpa foto di atas kertas HVS putih berukuran A6. 

Pemilih harus mengambil beberapa nama atau semuanya aja sekalian dibawa masuk ke bilik suara lalu memasukkan satu kertas bertuliskan nama kandidat pilihannya ke dalam amplop yang dikasih tadi. Sisa kertas kandidat yang tidak terpakai dibuang ke tempat sampah yang ada di dalam tiap-tiap bilik.

Tampilan kertas-kertas berisi nama kandidat dan bilik suara (foto: Derby Asmaningrum)
Tampilan kertas-kertas berisi nama kandidat dan bilik suara (foto: Derby Asmaningrum)

Pada pemilu putaran pertama Minggu 10 April kemarin saya datang pagi jam 11, belum begitu ramai, terlihat warga datang silih berganti, dengan tenang menggunakan hak pilihnya. Memang kalau hari minggu orang-orang Prancis baru "panas" setelah jam 2 siang. Jadi banyak TPS yang baru penuh di sore hari. 

Di antara dua pilihan, hanya ada satu amplop (foto: Derby Asmaningrum)
Di antara dua pilihan, hanya ada satu amplop (foto: Derby Asmaningrum)
Suasana di dalam TPS kasual, petugas saling melempar canda, pokoknya rileks. Pemilih juga nggak diminta menyerahkan HP ketika mau masuk ke dalam bilik. Menurut peraturan, yang bukan pemilih dilarang masuk tapi waktu itu entah kenapa mereka cuek-cuek aja ketika saya menampakkan diri. Di TPS yang saya datangi petugasnya ada 7 orang. 

Satu anak muda yang mengawasi, tiga ibu-ibu di bagian reception yang melakukan pengecekan dokumen, tiga orang penunggu kotak suara. Setelah keluar dari bilik, pemilih menuju kotak suara yang langsung disambut ketua TPS. 

Pak Ketua lalu menyebut dengan suara keras nomor pemilih atau nomor KTP dan memastikan si pemilih hanya punya satu amplop di tangan. Beliau tidak boleh memegang amplop tersebut, si pemilih sendirilah yang harus memasukannya ke dalam kotak suara yang transparan.

Antrian memasukkan amplop ke kotak suara (foto: Derby Asmaningrum)
Antrian memasukkan amplop ke kotak suara (foto: Derby Asmaningrum)

Setelah amplop nyemplung, petugas yang tepat berada di depan kotak suara akan berucap dengan keras "a voté" (sudah memilih).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun