Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - IRT biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Suka musik rock. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tidak Mencoblos, Begini Jalannya Pemungutan Suara Pemilu di Prancis

25 April 2022   19:55 Diperbarui: 17 Januari 2023   20:26 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para kandidat juga menggelar kampanye di area terbuka, di Paris biasanya bertempat di alun-alun bernama Place de la République dan Place de la Bastille yang biasa ditongkrongin oleh pentolan partai-partai sayap kiri sedangkan parpol sayap kanan demennya berkoar-koar di Esplanade du Trocadéro, area terbuka yang merupakan spot favorit, wajib disinggahi untuk berfoto, nongkrong-nongkrong dengan latar belakang Menara Eiffel yang menatap tegap dari kejauhan.

Selama kampanye putaran pertama 10 April, kota-kota di Prancis berhias. Nggak medok sih, ibarat pakai bedak sama lipstik doang. Termasuk di kota saya, atribut kampanye berupa 12 poster kandidat super jumbo yang bisa menghantui tidur malam para pemilih mulai dipasang dan akan dikurangi menjadi 2 saja tatkala putaran kedua berlangsung. 

Poster-poster tadi hanya ditempel pada plang besi berukuran besar dan hanya pada tempat-tempat pemasangan informasi. Sejauh mata memandang, saya tidak menemukan poster-poster tadi terpampang sembarangan di pohon-pohon, tiang listrik, bangku halte, tembok luar supermarket apalagi tertempel di jidat tetangga sebelah.

Pemasangan atribut kampanye yang biasa aja. Nggak heboh apalagi berlebihan (foto: Derby Asmaningrum)
Pemasangan atribut kampanye yang biasa aja. Nggak heboh apalagi berlebihan (foto: Derby Asmaningrum)

Lokasi pemasangan poster juga hanya terbatas di sekitar tempat-tempat yang dijadikan Bureau de Vote alias TPS saja. TPS di Prancis biasanya berlokasi di sekolah-sekolah, termasuk di SD anak saya, di ruang serbaguna, kantor walikota hingga gedung olahraga. Dan para pemilih akan diterbangkan ke TPS yang paling dekat dengan tempat tinggal. 

Poster para kandidat mejeng di samping sekolah anak saya yang dijadikan TPS (foto: Derby Asmaningrum)
Poster para kandidat mejeng di samping sekolah anak saya yang dijadikan TPS (foto: Derby Asmaningrum)

Karena selalu antar anak ke sekolah, maka setiap hari saya berjalan melintasi dan mau tak mau menjatuhkan pandangan ke gambar-gambar capres tadi.

Seketika ingatan saya pun bertamasya ke jaman dulu ketika saya masih remaja, tahun 90-an, saya ingat musim kampanye pemilu di mana tiga parpol bergantian untuk berkampanye, para pendukung yang seru berjubelan di mobil bak, truk dan metromini, tampil heboh dalam balutan atribut partai, ramai kala bergoyang di gelaran panggung hiburan sekaligus menakutkan jika tiba-tiba beringas akibat terlalu antusias. Suasana yang kebalik dengan di sini. Beda negeri, beda sensasi. 

Nggak dicoblos, nggak dicelup

Waktu pemungutan suara dimulai serentak di seluruh Prancis pukul 8 pagi hingga jam 7 malam. Khusus untuk kota-kota besar seperti Paris, Marseille, Bordeaux dll diberi kesempatan hingga pukul 8 malam. Rentang waktu yang sangat lama yang menjadikan tak ada alasan untuk tidak keluar rumah datang ke TPS.

Setelah pemungutan suara selesai, estimasi perhitungan langsung ditampilkan jadi sudah langsung tahu siapa yang menang. Saya pun menikmatinya lewat layar televisi sembari nunggu buka puasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun