Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Classic rock addict || Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing || Lulusan S1 FIKOM konsentrasi Jurnalistik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Begini Rasanya Berada dalam Balutan Seragam Pramugari

3 Maret 2022   02:05 Diperbarui: 19 Mei 2022   14:13 2927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika rocker juga manusia punya rasa punya hati seperti yang diteriakkan Candil Seurieus, maka saya juga sama. 

Biasanya jika sudah terlalu jenuh, capek, sasarannya adalah seragam yang tak bersalah menatap bisu dari gantungan baju. Males banget ngeliatnya! 

Terkadang ketika kebagian destinasi terbang yang profil penumpangnya demanding atau melihat daftar nama-nama kolega dalam tim terbang yang bereputasi judes dan nagging apalagi jika itu long flight 12 jam, uuuhh... sudah pasti bikin nggak mood duluan, pas pakai seragam rasanya mendadak galau, mendadak ngantuk, mendadak lemes, pengennya bolos aja pura-pura sakit, hihihi... 

Di saat mengenakan pakaian dinas dan tampil di depan publik kami juga harus tahu diri mematuhi peraturan tak tertulis yang kebanyakan didapat dari para senior di antaranya tidak boleh berjalan sembari menelpon, kalau sudah nggak tahan mau menelpon maka harus minggir bentar, mencari pojokan yang tidak begitu terlihat publik. 

Kami juga tidak boleh ngobrol keras-keras, pecicilan, ketawa-ketiwi apalagi ketawa ngakak, minum dari botol atau kaleng tidak boleh dikokop, harus dituang dahulu ke gelas atau pakai sedotan jika memang mau menikmati langsung dari kaleng atau botolnya, berjalan seelegan mungkin (ini diajarkan ketika training), tidak seradak-seruduk atau bahkan lari dan masih banyak lagi. 

Sepotong cerita, pernah ketika sedang ngebut menyelesaikan ground duties dan tugas terakhir saya yaitu mengecek kabin belum sempat terlaksana, ground staff dengan senyum sibuknya ternyata sudah mengejar-ngejar untuk boarding karena waktu yang begitu mepet. 

Akhirnya jiwa rock n' roll saya yang sedang ngorok pun bangun dari tidurnya. Terpaksa agar cepat, saya angkat rok hingga selutut biar bisa setengah berlari untuk mengecek kabin. Biarlah, hilang sudah keanggunan, pikir saya kala itu sambil cekikikan dalam hati, hihihi. 

Untungnya saat itu saya kerja di kelas ekonomi AFT cabin (bagian ekor pesawat) jadi luput dari pandangan para kolega dan penumpang yang satu per satu mulai muncul. Eeh, jangan bilang-bilang ya...

Untuk saya, seragam bisa menjadi penjaga berat badan karena saya paling males liat timbangan apalagi harus memonitor BMI (Body Mass Index) agar tetap proporsional seperti yang diserukan sang instruktur pada masa training. 

Peraturan maskapai, jika seragam sudah terlihat brutally ketat apalagi sampai terkesan provokatif, maka si pramugari akan ditegur bahkan bisa sampai dipanggil ke kantor jika ngeyel. 

Kami memang harus menjaga berat badan agar tetap terlihat pas dan nyaman berada di balik seragam, tidak terlalu ketat yang bikin susah bernafas dan tidak terlalu kelonggaran yang bisa bikin roknya belok kiri banting kanan saingan sama bajaj yang sedang ngeles, penampilan jadinya tidak rapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun