Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu-ibu biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Cara Saya Merawat Wajah di Negeri 4 Musim

30 Mei 2021   17:29 Diperbarui: 1 Juni 2021   14:05 1648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri atas searah jarum jam: musim semi, musim panas, musim gugur, musim dingin (foto: Derby Asmaningrum) 

Saya bukan orang yang terlalu heboh soal skincare. Ketika masih remaja, sebelum tidur, membersihkan muka cukup mencucinya dengan sabun batangan warna merah merk legendaris Life**oy. 

Di ujung masa SMA sedikit produk Vi*a dan M*st*ka R*tu mejeng di meja kamar namun saya tidak memakainya secara teratur, cuma buat coba-coba, having fun. 

Saya mulai benar-benar tertarik dan menjalankan ritual dunia bersih-bersih wajah ketika kuliah semester tengah hingga puncaknya sewaktu menjalani training sebagai pramugari di mana saya dicekoki ilmu merawat wajah dan bersolek dari para ahlinya. 

Kini saya menetap di Prancis, negara dengan empat musimnya yang bergantian naik panggung setiap tiga bulan, nyata-nyata memberi tantangan dalam menjaga wajah. 

Masing-masing musim yaitu musim semi (20 Maret-20 Juni), musim panas (21 Juni-21 September), musim gugur (22 September-20 Desember), dan musim dingin (21 Desember-19 Maret) dengan suhu yang berlainan dan kadang ekstrem, membuat kulit wajah dan pemiliknya ribet sendiri.

Salju di musim dingin bulan Januari (foto: Derby Asmaningrum) 
Salju di musim dingin bulan Januari (foto: Derby Asmaningrum) 

Cuaca memang memiliki pengaruh terhadap kulit di sekujur tubuh sehingga penting untuk melindungi, menjaga dan memberi kulit nutrisi sesuai dengan musim yang tengah beraksi. 

Ketika pulang ke Indonesia, saya begitu merasakan nikmatnya berada di daerah tropis, hangat, panas, kulit terasa lembap, lega, rileks, namun ketika kembali lagi ke Prancis disambut musim dingin, perbedaan rasa pada kulit wajah begitu nyata, kering, gatel, bikin gak nyaman. 

Ujung-ujungnya harus mendapatkan produk yang pas demi menyesuaikan kulit dengan keadaan. Sama seperti kebanyakan orang, berburu skincare judulnya gampang-gampang susah namun ada beberapa langkah yang biasanya saya lakukan: 

1. Natur kulit saya adalah kombinasi (minyakan di daerah T, sisanya normal). Biasanya saya memilih produk yang sesuai dengan jenis kulit namun karena di sini musimnya gonta-ganti, mau tidak mau saya mencari produk mengikuti musim. 

2. Biar tidak mengkhianati budget, saya selalu menunggu datangnya harga miring alias diskon, maklum saya gak punya pohon duit, belom nemu bibitnya, jadi kalo ada diskon ya serasa dapet rejeki. Enaknya, tiap musim di Prancis pasti menggelar diskon yang angka-angkanya takakan pernah ingkar janji...

3. Melakukan diagnostik virtual. Banyak brand yang melakukan terobosan dengan menyediakan diagnostik kulit wajah maupun make-up bahkan cat rambut secara online melalui situs mereka, hasilnya bisa menjadi penuntun untuk memilih produk yang tepat sesuai jenis dan kebutuhan kulit.

4. Meminta tester entah itu untuk produk skincare yang baru dari merk yang saya pakai atau dari merk lain yang belum pernah saya coba karena terkadang meski merknya sama, belum tentu semua produknya cocok di kulit saya.

5. Setelah dapat tester, saya melakukan patch test sendiri untuk tahu apakah saya alergi terhadap kandungan yang ada pada produk. 

Caranya dengan mengoleskannya sedikit menggunakan cotton buds di bagian tubuh seperti belakang telinga atau di bagian dalam siku lalu biarkan 24 jam. Jika dalam jangka waktu tersebut terjadi iritasi maka ia bukanlah jodoh saya, saatnya move on tuk mencari yang lebih baik. 

Eksekusi patch test/lovefromyours.com
Eksekusi patch test/lovefromyours.com

6. Saya harus selalu memperhatikan tanggal kedaluwarsa. Biasanya sih terdapat di bawah kemasan, tertulis bulan dan tahunnya. Namun banyak juga brand yang tidak menampilkan expiry date, hanya menuliskan lot atau batch number yang berisi kapan produk dibuat. 

Jika sudah begitu, saya akan catat dan beri waktu maksimal setahun setelah produk saya buka. Demi menjaga keefektifannya, saya juga selalu menaruh produk-produk skincare di tempat yang sejuk jauh dari panas lampu, pemanas ruangan apalagi sinar matahari. 

Produk-produk skincare memiliki masa hidup yang berbeda-beda sesuai aneka bahan yang terkandung di dalamnya. Bentuk packaging juga termasuk faktor cepat atau lambatnya sebuah produk menjadi basi. 

Untuk produk dalam pot yang isinya selalu kita colek-colek sehingga mengundang pesta bakteri maka rentang waktunya sekitar enam hingga sembilan bulan sementara produk dengan packaging berbentuk tube atau pump bisa tahan lebih lama hingga setahun. 

Saya sebetulnya lebih pro dengan kemasan tube karena lebih higienis namun entah itu kemasan pot, pump atau tube, tetap saja saya mencuci tangan dahulu sebelum menyentuh isi produk tersebut. 

Ganti musim, ganti produk

Wanita Prancis pada umumnya selalu mengedepankan skincare daripada dempulan make-up. Bagi mereka, make-up yang menempel sempurna lahir dari perawatan wajah yang baik, kulit yang sehat. 

Mereka tidak segan-segan untuk investasi ke produk-produk berkualitas dan dalam membeli mereka juga menyiasatinya seperti saya, menunggu genderang diskon.

Produk skincare yang saya gunakan (foto: Derby Asmaningrum) 
Produk skincare yang saya gunakan (foto: Derby Asmaningrum) 

Dari semua musim, musim dinginlah yang paling menantang di mana kulit muka (dan seluruh tubuh) memerlukan perhatian ekstra. Berikut cara sederhana saya menjaga wajah dalam putaran musim:

1. Duo susu pembersih (cleansing milk) dan penyegar (toning lotion)
Di musim semi yang hangatnya malu-malu hingga musim panas yang bikin wajah terasa terbakar dan meleleh, saya menggunakan susu pembersih dan penyegar sesuai dengan biodata kulit wajah saya, kombinasi-berminyak demi sensasi kesegaran sekaligus mengecilkan pori. 

Pembersihnya yang mengandung ekstrak gentian dan moringa saya usapkan dengan kapas perlahan ke seluruh wajah dan juga leher hingga kotoran terangkat. Setelah itu saya aplikasikan penyegar non alkohol yang mengandung ekstrak bunga iris dan aloe vera, juga menggunakan kapas, ditepuk-tepukkan, ditekan pelan-pelan di wajah.

Di musim gugur yang sejuk-sejuk jinak berlanjut ke musim dingin yang dinginnya bertingkah tak tahu malu, kulit saya berubah menjadi kering. Saya pun berpaling ke susu pembersih dan penyegar untuk kulit normal-kering yang mengandung ekstrak gentian kuning, lemon balm, aloe vera, dan buah fig, berkhasiat menenangkan dan membungkus wajah dengan kelembapan. 

Alternatif untuk duo-duo di atas, kalau saya telat bangun atau sedang buru-buru, saya menggunakan micellar water yang mengandung ekstrak bunga mawar dan aloe vera.

2. Pelembap dan beauty oil
Setelah duo pembersih meresap di kulit, saya mengoleskan pelembap (day cream). 

Di musim semi hingga musim panas yang panasnya gas pol bisa mencapai 40 derajat tanpa angin sepoi-sepoi bikin susah bernafas, saya menggunakan pelembap dengan tekstur cream-gel yang ringan cepat meresap dan membuat kulit terasa fresh. Biar praktis, terkadang saya menggunakan pelembap bertabir surya dengan SPF 15.

Jika beli terpisah, produk-produk sunscreen di Prancis membentang dari SPF 15, 20, 30, hingga 50+. Jadi tinggal pilih sesuai kebutuhan. Saya tidak pernah berlama-lama berkegiatan di luar rumah jika hawa sedang panas membara jadi SPF 15 atau 20 sudah cukup untuk saya. 

Kebalikannya, di musim gugur hingga musim dingin dengan angin yang begitu enerjik menampar wajah, suhu yang nyungsep ke angka minus menyedot kelembapan kulit ditambah semburan hawa hangat dari heater di rumah yang semuanya bikin wajah kering serasa ditarik-tarik.

Jika sudah seperti itu maka saya harus banting setir, belok di tikungan lalu ngebut menuju pelembap untuk kulit kering dengan teksturnya yang tebal dengan daya hidrasi maksimal agar kulit wajah tidak menderita rasa haus yang brutal.

Menjelang naik ke peraduan, setelah membersihkan kotoran atau make-up dengan duo pembersih-penyegar, saya sama sekali tidak pernah menggunakan sleeping mask, night cream atau night night yang lain. 

Meski saya banyak baca tentang kelebihan dan "keajaiban" yang mereka miliki, saya kurang tergoda karena buat saya ketika tidur, saya ingin membebaskan wajah, membiarkannya bernafas, menikmati istirahat dalam dekap malam... 

Di musim dingin, saya sering mengganti pelembap dengan minyak kecantikan serba guna (beauty oil) yang memberi asupan gizi, melembutkan wajah, rambut, dan seluruh tubuh. 

Di Prancis beauty oil menjadi superstar, digandrungi ketika musim dingin sedang sadis-sadisnya. Produk yang saya pakai mengandung seratus persen minyak-minyak nabati di antaranya minyak macadamia, minyak almond, minyak argan, minyak camelia yang bersatu menghidrasi kulit.

Sebelum digunakan, si minyak dihangatkan dulu di pelukan kedua telapak tangan lalu saya oleskan mulai dari bagian tengah wajah. Beauty oil ini bisa digunakan sepanjang tahun, sifatnya non-comedogenic, cocok untuk kulit apa saja namun pemakaian di kulit yang acne-prone baiknya jangan terlalu abusif. 

Minyak kecantikan, produk favorit saya di musim dingin (foto: Derby Asmaningrum) 
Minyak kecantikan, produk favorit saya di musim dingin (foto: Derby Asmaningrum) 

3. Eye cream
Setelah pelembap, saya oleskan eye cream yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit di area sekitar mata. 

Cara yang saya lakukan (sesuai dengan tutorial oleh salah satu merk ternama Prancis) adalah membubuhkan setitik krim di bagian bawah mata lalu menggunakan ujung jari saya oleskan merata secara satu arah dari sudut mata bagian dalam ke arah luar lalu lanjut ke area kelopak mata dengan gerakan yang sama, satu arah, dari dalam ke luar. 

Tidak semua pelembap wajah bisa mampir di daerah sekitar mata karena berdasarkan pengalaman, hal itu malah bikin mata saya terasa perih. 

Jadi ketika Anda membeli, jangan lupa melongok karton kemasan atau di botolnya, jika tertulis "Hindari area mata" itu berarti kandungannya tidak bisa mepet-mepet ke area mata, penggunaan eye cream atau eye gel adalah solusinya. 

Kulit di sekitar mata bersifat lembut, tipis dan fragile maka ia memerlukan produk yang diformulasikan khusus untuk bisa nyetem di sana.

4. Face mist
Di musim panas saya gunakan face mist yang mengandung ekstrak anggur hijau untuk menyegarkan wajah. 

Biasanya dalam sehari saya bisa beberapa kali semprot-semprot terutama di musim dingin agar wajah tetap terjaga kelembapannya karena kunci berskincare di musim dingin adalah hidrasi, hidrasi dan hidrasi.

5. Facial scrub
Seminggu sekali saya melakukan ritual gerus-menggerus wajah. Orang Prancis bilangnya gommage, berasal dari kata kerja gommer yang artinya menghapus. 

Favorit saya adalah gommage argile blanche (scrub tanah liat putih) yang dalamnya disusupi minyak jojoba organik, minyak esensial peppermint organik, aloe vera dan air bunga lavender organik. 

Scrub digunakan di atas wajah yang sudah dibersihkan, pijat pelan-pelan dengan gerakan memutar hingga ke leher, jangan digosok-gosok karena bisa bikin iritasi. Hindari juga area sekitar mata. 

Setelah itu bilas dengan air hangat. Scrub yang saya pakai ditujukan untuk semua jenis kulit jadi saya gunakan sepanjang tahun tak peduli pada musim yang berganti.

6. Masker
Untuk yang satu ini saya banyak absennya, nggak begitu antusias, dari dulu juga nggak pernah punya kebiasaan maskeran. Jadi setelah nge-scrub wajah, saya hanya mengoleskan pelembap. Cuma kalo lagi iseng, saya beli yang lembaran (facial sheet mask). 

Di musim dingin saya pilih lembar-lembar yang sifatnya nourishing-hydrating sedangkan di musim panas saya pilih masker dengan aksi refreshing. Namun ada masker yang saat ini rajin saya pakai di keempat musim yaitu masker Covid-19 hehe...

7. Udah, itu doang 

Perawatan wajah saya cuma begitu aja, basic sekali hanya saja harus gonta-ganti produk yang sesuai dengan musim kira-kira tiap enam bulan. 

Saya memang tidak suka menumpuk banyak-banyak produk kecantikan di wajah. Sedikit produk namun efektif, tidak membuat iritasi dan alergi, itu sudah merupakan berkah. Lagipula tujuan saya berskincare ria bukan untuk gaya-gayaan tapi sebagai wujud cinta dan penghargaan terhadap diri sendiri. 

Menjalani perawatan wajah juga membutuhkan disiplin dan komitmen agar mencapai hasil sesuai dengan keinginan. Namun dalam disiplin itu jangan lupa untuk rileks, rutin olahraga santai jalan pagi muterin kompleks atau muterin rumah mantan eh bukan ya? hihihi

Selalu berpikir positif, be confident, senyum yang banyak, be happy, nikmati nikmat yang ada dan terutama, embrace your flaws and imperfections, tanpa terasa glowing yang dinanti-nanti akan terpancar dengan sendirinya.

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun