Cara makan baguette juga ada 'aturan' nya sesuai dengan kebiasaan orang Prancis yaitu tidak langsung digigit melainkan dibelah dua dahulu pakai tangan setelah itu disobek baru deh take-off ke mulut.
Jika baguette dinikmati di meja makan biasanya mereka menaruhnya di samping piring masing-masing, permukaannya yang berkerak menghadap ke atas dan tidak pakai piring, iya jadinya berantakan awur-awuran di atas meja tapi semua itu pas de problème (nggak masalah).Â
Jika makan bersama keluarga, biasanya satu baguette akan dioper-oper, masing-masing orang menyobek bagiannya, dengan begitu nggak akan ada bagian baguette yang sakit hati tersia-sia. Namun lain halnya ketika makan formal atau makan di restoran. Baguette akan diiris tipis-tipis lalu disajikan di dalam keranjang roti yang dilapisi kain katun.Â
Meski ikut menikmati enaknya baguette, saya tidak membelinya secara rutin. Jika beli pun saya memakannya hanya untuk ngemil, baik yang classique atau tradition.Â
Bagi orang-orang Prancis, apapun menunya entah itu western atau chinese food, baguette harus tetap ada, harus f.r.e.s.h dan biasanya setelah menyantap hidangan utama, baguette akan dinikmati lagi dengan keju.Â
Ketika sarapan, orang Prancis biasanya makan baguette dengan selai (confiture). Cara makannya dibelah dulu tengahnya lalu kedua sisi belahannya dioleskan selai. Cara lain menikmati baguette adalah dengan mencelupkannya (tentu saja sudah disobek dahulu) ke kopi atau minuman coklat panas.Â
Sejak November 2018 sang baguette tersayang diajukan sebagai salah satu kandidat Prancis untuk masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda Unesco. Dua kandidat lainnya adalah Toits de Paris (atap khas bangunan-bangunan kota Paris) dan La Fête du Biou d'Arbois, sebuah pesta anggur di wilayah Jura, sebelah timur Prancis.Â
Adalah tugas Menteri Kebudayaan untuk cap cip cup kembang kuncup memilih siapa yang berhak melaju lalu melaporkannya tahun depan kepada Pak Presiden Emmanuel Macron.Â
Meski baguette kini banyak dibikin di seluruh dunia namun cita rasa dan auranya tetap terenak jika dinikmati langsung di negeri asalnya. Sensasi ketika berjalan keluar dari boulangerie menyusuri jalan-jalan berbatu di tengah keramaian kota Paris sembari menyobek sang superstar yang masih hangat lalu memasukkannya ke mulut, aahh... la baguette, qu'est-ce que c'est bon!*
Sekali lagi, ini cuma sebuah roti.
Voilà , bonne dégustation!**