Malam pergantian tahun sudah seharusnya dirayakan dengan sukacita bertabur semangat menuju tahun berikutnya meski kini dilanda pandemi yang tak henti-henti.
Melengkapi kegembiraan itu rasanya mantap kalau dicekoki lagu-lagu rock klasik ceria kelahiran tahun 70-an, 80-an hingga awal 90-an dengan musisinya yang berambut gondrong, megar disasak setinggi langit yang lebih dikenal dengan sebutan hair band atau hair metal band.Â
Kenapa rock lawas? Karena rock never dies, rock lives, rock breathes, rock heals. Dari Kiss hingga Twisted Sister, dari Ratt hingga Poison, dari Van Halen hingga Dokken dan lainnya. Semua pasti mengendapkan kenangan di tiap hati penggemarnya.Â
Jadi, meski tahun berganti dan engkau telah berlalu, lagu-lagu rock jadul ini tetap enak didengar karena sifatnya yang nostalgic sekaligus mengingatkan pendengarnya untuk selalu riang gembira lupakan duka lara.
Berikut lima tembang rock jadul yang cocok mengiringi detik-detik menuju pergantian tahun tentunya versi saya, bukan versi situs Ultimate Classic Rock atau majalah Rolling Stone apalagi rolling door.
1. Shout It Out Loud (Kiss)
Diambil dari album studio ketiga Kiss bertajuk Destroyer (1976), lagu inilah yang pertama selalu nongol di pikiran saya saat menjelang tahun baru. Iramanya yang anthemic mengajak kita mengepalkan tangan, menengadahkan kepala ke atas, menghentakkan kaki dan tentu saja loncat-loncat.Â
Ditemani lirik yang memompa semangat, Paul Stanley (vokal, rhythm guitar), Gene Simmons (bass), Ace Frehley (lead guitar) dan Peter Criss (drum) antusias mengajak pendengarnya luapkan kegembiraan.
Well the night's begun and you want some fun
Do you think you're gonna find it
You got to treat yourself like number one
Do you need to be reminded
Lagu-lagu Kiss memang banyak yang cocok untuk acara senang-senang, beratmosfer gembira dan pas sekali didengar di malam tahun baru, sebagai eskpresi sukacita. Tembang lainnya seperti Rock n' Roll All Nite (Dressed To Kill, 1975) juga tak kalah seru dijadikan pasangan bergoyang di akhir tahun.Â
2. Come On Feel The Noise (Quiet Riot)
Lagu ini lincah, asyik, enerjik, mengajak pendengar untuk menikmati kegembiraan cocok sekali dengan nafas acara tahun baruan entah itu di rumah aja sambil nontonin kembang api dari balik jendela kamar atau sambil kumpul-kumpul bersama sobat dan orang banyak (seandainya tidak ada pandemi).Â
Come On Feel The Noise atau ditulis resminya Cum On Feel The Noize adalah tembang milik band Quiet Riot dari album studio ketiga mereka Metal Health (1983).
Segar dan cadas, ikuti saja dahsyatnya hentakan drum milik Frankie Banali di awal lagu. Dengarkan tarikan vokal Kevin DuBrow yang serak nan powerful.
Resapi liarnya betotan bass si keren Rudy Sarzo yang lincah mengekor raungan gitar Carlos Cavazo hingga mencapai klimaks sebuah gitar solo yang melengking penuh semangat! Pendengar pasti tak tahan untuk jingkrak, goyang, tepuk tangan dan tentu saja bernyanyi bersama sekencang-kencangnya,
Come on feel the noise
Girls rock your boys
We get wild, wild, wild
Wild, wild, wild
Aahh kereeen!!
3. Jump (Van Halen)
I get up and nothin' gets me down
You got it tough, I've seen the toughest around
And I know, baby, just how you feel
You got to roll with the punches and get to what's real
Fans sejati classic rock pasti tahu lagu riang gembira ini. Dari intro-nya saja sudah memberi nuansa ceria. Jump dilahirkan oleh band bernama Van Halen yang terdiri dari Alex Van Halen (drum), Michael Anthony (bass), David Lee Roth (vokal) dan alm Eddie Van Halen (gitar, keyboard).Â
Pada lagu ini tidak begitu terdengar gitar solo Eddie yang selalu ditunggu-tunggu penggemarnya namun ia menggantinya dengan permainan keyboard yang indah nan lincah, menambah daya tarik dan mempermanis lagu yang terdapat di album keenam Van Halen berjudul 1984, dirilis tahun 1984.
Jump patutlah menjadi sobat tepat untuk loncat-loncat apalagi buat pesta di malam pergantian tahun. Ya iya lah, judulnya aja Jump alias mari berjingkrak.
Selain riang gembira, Jump yang berlirik pendek sederhana ini juga berisi semangat agar bangkit dan tegar hadapi segala cobaan, libas tantangan yang menghadang, gak perlu down, ekspresikan saja dengan loncat, Jump!
RIP Eddie Van Halen (1955-2020)
4. Nothin' But A Good Time (Poison)
Menjadi fans berat Poison sejak pertama kali melihat sang vokalisnya yang seksi Bret Michaels di tengah tahun 90-an ketika saya di bangku SMP, lagu ini merupakan penggenjot semangat dan masih saya dengar sampai sekarang.
I'm always workin', slavin' every day
Gotta get a break from that same old, same old
I need a chance just to get away
If you could hear me think this is what I'd say
Don't need nothin' but a good time
How can I resist?
Ain't lookin' for nothin' but a good time
And it don't get better than this
Tembang riang gembira ini penuh optimisme, lebih memilih bersukacita daripada mumet memikirkan persoalan hidup. Jadi nggak salah kalau Nothing But A Good Time yang berasal dari album Open Up and Say... Ahh! (1988) dijadikan pengiring untuk menyambut tahun baru karena irama dan liriknya membuat hati senang, mengalirkan pikiran-pikiran positif untuk tahun yang sebentar lagi datang.Â
Poison merupakan salah satu hair band yang sungguh ngetop di era rock 80-an dan masih bertahan hingga saat ini. Keempat personil aslinya CC Deville (gitar), Bobby Dall (bass), Rikki Rockett (drum) dan Bret Michaels (vokal, gitar, harmonica) menua dengan elegan, tetap keren di usia yang tak lagi muda.Â
Lagu-lagu mereka yang ringan dengan chord sederhana, nomor-nomor ballad-nya yang berbunga-bunga dan adakalanya menusuk-nusuk hati seperti hit nomor satu mereka Every Rose Has Its Thorn (1988) enak dinikmati oleh siapa saja, tidak berat dan berisik di kuping ditambah personilnya yang begitu keren nan seksi.
Dan Nothing But A Good Time memang pantas dikumandangkan di malam tahun baru karena di tengah pandemi yang tak tentu ini kita masih butuh a real good time dan itu datang dari nikmatnya sebuah Poison!
5. The Final Countdown (Europe)
Ini juga salah satu lagu yang menjadi favorit saya ketika berada di penghujung tahun. Intronya yang langsung ear-catching dalam sekejap dibesut lewat permainan keyboard Mic Michaeli yang seakan menusuk-nusuk telinga kemudian meninggalkan bekas yang tak hilang begitu saja, melodinya tetap terngiang-ngiang.
Itulah salah satu kelebihan signature song, tembang hits nomor satu milik band rock asal Swedia bernama Europe berjudul The Final Countdown yang ada di album berjudul sama, dirilis tahun 1986.
We're leavin' together
But still it's farewell
And maybe we'll come back
To Earth, who can tell?
I guess there is no one to blame
We're leaving ground
Will things ever be the same again?
It's the final countdown
Lagu yang ditulis oleh sang vokalis yang keterlaluan keren dengan mata biru dan rambut pirang megar, Joey Tempest ini sudah tak diragukan lagi untuk menjadi penyemangat di akhir tahun.Â
Bersimbah suara sang frontman yang tebal dan powerful, gebukan drum Ian Haughland yang seakan tengah naik kuda mengejar-ngejar para pendengar berpadu dalam harmoni permainan John Levén (bass), John Norum (gitar) dan alunan keyboard Mic Michaeli yang megah mendominasi lagu.
The Final Countdown memberi gairah, merangsang pendengarnya untuk bangun bergembira meski tak tahu apa yang akan terjadi nanti yang penting jingkrak menikmati moment.Â
Bayangkan jika mendengar intro lagu ini di sebuah konser tahun baru di pinggir pantai lalu terlihat semburan kembang api, disusul hentakan drum dan akhirnya hitung mundur pun dimulai,
Tiga... Dua... Satu
It's the final countdown!
6. Farewell To You (White Lion)Â
Lho tadi katanya lima kok nambah satu? Iya, antiklimaks. Setelah jingkrak klimaks tahun baru, saatnya slow down sedikit mendengarkan lagu yang begitu tegar mengharukan Farewell To You (Mane Attraction, 1991) milik White Lion yang beranggotakan si kribo keren Vito Bratta (gitar), Greg D'Angelo (drum), James LoMenzo (bass) dan sang vokalis Mike Tramp (suami aktris Ayu Azhari).Â
Tembang power ballad ini nikmat sekali jika dinyanyikan bareng-bareng dalam sebuah konser tutup tahun sebagai lagu pamungkas, tangan dilambaikan ke atas mengikuti irama lagu dan lirik yang membuat hati kian terusik,
I remember all the fun we had
And all the tears when times were bad
But you were there when we were down and out
And I know that I will not forget
What was written and what was said
And who was there when we were not on top
Of the world
It was easier to say hello
Than to say goodbye
Now the bus is leaving once again
I bid farewell to you ooh yeaaahhh
Tema lagu ini sebetulnya tentang sebuah perpisahan dengan para sahabat yang akhirnya menjelma menjadi perpisahan personil White Lion itu sendiri di tahun 1992 namun menurut saya nyangkut juga jika dinyanyikan dalam atmosfer tahun baru sebagai ucapan selamat tinggal kepada tahun sebelumnya, melupakan apa yang harus dilupakan dan mengenang segala yang pantas dikenang.
Ah, membahas lagu-lagu di atas membuat saya tidak sabar menunggu era rock 80-an kembali, era rock jadul, era cowok-cowok keren dengan rambut gondrong ekspresikan seni dan kebebasan.
Era di mana musik tampil apa adanya dengan bakat, kerja keras, memiliki keunikan, ciri khas entah dari segi vokal, tehnik bergitar, lirik-lirik lagu dan sebagainya, bukan karena jual tampang (karena tampang mereka memang sudah keren dari sononya. Hahaha). Rock jadul, rock 80-an adalah real music, era rock terpanas, the best rock n' roll era!
So, let the good times rooooollll....!!
Bonne Année! Happy New Year! Selamat Tahun Baru! (suara terompet)
***
Prancis, 28 Desember 2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H