Salah satunya dengan mewajibkan pemakaian masker ketika berada di dalam transportasi umum seperti métro (sebutan kereta bawah tanah kota Paris). Jika melanggar maka selamat menikmati denda lagi-lagi 135 euro (sekitar 2,1 juta rupiah).
Saat ini sebanyak 60 dari 302 stasiun métro masih ditutup namun armadanya diperbanyak pada stasiun-stasiun yang beroperasi. Kereta pun tiba hanya berselang 1 menit.Â
Beberapa kursi kereta juga ditempeli stiker Dilarang Duduk agar semua memegang teguh rambu-rambu physical distancing. Warga juga diharuskan membawa Surat Keterangan dan Surat Kerja bagi yang tidak bisa WFH jika menumpang angkutan umum antara jam 06.30 dan 09.30 pagi.
Di hari pertama usai dihentikannya lockdown, puluhan warga dengan nikmatnya kumpul-kumpul di sepanjang Canal Saint-Martin, sebuah kanal sepanjang 4,55 km yang kedua tepinya dijadikan tempat nongkrong les Parisiens (sebutan untuk warga Paris) mulai dari sekedar duduk-duduk cantik hingga piknik asyik.Â
Kanal yang dinobatkan sebagai salah satu Monumen Historis Prancis ini dibuka sepanjang tahun dan dilewati perahu-perahu wisata tak ketinggalan kapal pengangkut barang.
Judulnya sih gak masalah kumpul-kumpul, tapi mengapa harus di tengah pandemi yang masih berlangsung seakan nantangin sang virus? Para kawula muda itu malah berbondong-bondong menyerbu kanal, saling berdekatan satu sama lain, sebagian besarnya tidak memakai masker plus menenggak minuman keras.
Aturan pemerintah yang sudah dicuap-cuapkan pun akhirnya hanya jadi angin lalu yang tak terdengar desirannya. Alhasil petugas kepolisian harus turun tangan namun tidak sampai melakukan penangkapan, hanya membubarkan warga yang tengah having fun.
Atas peristiwa yang tak diharapkan itu, Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner mengeluarkan titah yang melarang warga mengkonsumsi alkohol di seluruh tepian kanal-kanal termasuk di pinggiran sungai terpopuler di Paris, Sungai Seine yang memang rindang adem, enak buat duduk-duduk merenungi nasib, pacaran atau kumpul-kumpul bareng sobat.
Seakan latah, tak jauh beda dari hari pertama, 'kebebasan' di hari kedua pun sama adanya hanya saja terjadi di tempat nongkrong yang berbeda. Kali ini di seputaran gereja tersohor Basilique du Sacré-CÅ“ur (The Basilica of the Sacred Heart of Paris) yang berada di puncak perbukitan kecil di kawasan Montmartre dan menjadi destinasi pariwisata ngetop kota Paris.Â