Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - IRT biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Suka musik rock. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Muslim Prancis Jalani Ramadan di Bawah Langit Lockdown

29 April 2020   03:12 Diperbarui: 30 April 2020   04:57 1471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Shalat dari masjid yang disiarkan langsung lewat channel Youtube (foto: france3-regions.francetvinfo.fr/D.Gérard/FTV)
Shalat dari masjid yang disiarkan langsung lewat channel Youtube (foto: france3-regions.francetvinfo.fr/D.Gérard/FTV)
Berpuasa di Prancis saya bilang sangat menantang karena waktu puasanya yang panjang. Kebetulan Ramadan kali ini jatuh di bulan April yang merupakan awal musim semi dengan suhu udara berkisar antara 7 derajat Celsius di pagi hari, 23 derajat Celsius pada siang hari, dan 15 derajat Celsius di malam hari.

Terkadang mendung, terkadang cerah, terkadang cerah tiba-tiba mendung, terkadang nggak cerah dan nggak mendung tapi angin datang tak terbendung...

Di musim semi ini matahari sudah nangkring di langit lebih lama yaitu dari jam setengah 7 pagi lalu menebar senja dan tenggelam pukul 9 malam. 

Jadi puasa di Prancis berlangsung kurang lebih 16 jam dimulai dengan imsak pada pukul 04.40 (yang semakin hari waktunya semakin lebih awal) dan Magrib jam 21.00 (yang semakin hari waktunya semakin mundur) diikuti salat Isya pukul 22.30 lalu Tarawih (yang waktunya akan semakin mundur hingga jam 23.20 di hari-hari akhir Ramadan).

Bagi kawan-kawan saya yang memang penduduk sini (kebanyakan berasal dari Tunisia dan Maroko), berpuasa dengan waktu 16 jam adalah normal alias sudah biasa. 

Mereka justru kaget ketika saya bilang bahwa di Indonesia puasanya tidak sepanjang ini dan waktunya tidak pernah berubah tiap tahunnya, berbeda dengan Prancis yang puasanya mengikuti laju empat musim. 

Jadi, kalo mau puasanya sebentar ya silahkan tunggu hingga Ramadan datang di kala musim dingin pada bulan November hingga Februari di mana matahari terbit jam 8 pagi dan tenggelam pukul 5 sore.

Masjid di kota saya. Tutup selama lockdown dan nggak bandel (foto: Derby Asmaningrum)
Masjid di kota saya. Tutup selama lockdown dan nggak bandel (foto: Derby Asmaningrum)
Ramadan di bawah nuansa lockdown juga membuat toko-toko halal yang menjual bahan makanan, kue-kue dan aneka daging beradaptasi dengan kondisi. Selain tetap buka dengan menerapkan standar kebersihan yang tinggi, mereka juga menyediakan jasa pesan antar untuk para pelanggan, sebuah solusi yang lebih aman dibandingkan jika harus datang ke toko.

Seperti di tanah air, warga muslim Prancis juga menjalani salah satu rukun Islam ini dalam suasana kebersamaan terlebih bersama keluarga, mempersiapkan hidangan dan berbuka puasa bareng, melaksanakan salat Tarawih bersama-sama di masjid serta Tadarus Al-Quran. 

Merebaknya wabah corona dan diberlakukannya lockdown membuat kumpul-kumpul saat berbuka puasa mustahil untuk dilakukan namun tak ada pilihan selain mematuhi, semua demi kesehatan bersama. 

Setelah puasa, Hari Raya Idul Fitri juga dijadikan momen silaturahmi, pertemuan keluarga besar, saling mengunjungi kerabat, mengenakan pakaian baru, serta tradisi ngasih amplop seperti kita-kita umat muslim di tanah air. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun