Jika konser Avril Lavigne sudah batal, maka konser Harry Styles pada 13 Mei sedikit beruntung karena hanya ditunda. Hal ini tentunya membawa kelegaan untuk para Stylers (sebutan untuk fans Harry Styles) di Prancis.
Konsernya kali ini menjadi bagian dari Love On Tour 2020Â di mana penyanyi asal Inggris tersebut direncanakan manggung di dalam arena berkapasitas 20.000 penonton.
Selain itu, konser yang juga ditunda akibat keganasan virus Corona adalah konser bertajuk Freshen Up Tour 2020 besutan Paul McCartney.
Semula, mantan personil The Beatles ini dijadwalkan manggung di tempat berdaya tampung 40.000 penonton pada tanggal 26 Mei mendatang. Mendapat status tunda, para penggemar tentunya masih memiliki harapan bisa ber-rock n' roll ria bareng rockstar legendaris ini.
Nah, yang juga menjadi harap-harap cemas adalah konser di bulan selanjutnya, Juni di mana akan banyak musisi internasional yang tampil seperti solois rock Lenny Kravitz pada 21 Juni, band rock jadul Aerosmith pada 30 Juni dan Kiss pada tanggal 9 Juni yang tiketnya sudah mendarat di tangan saya sejak Desember lalu.
Satu harapan saya, jangan sampai konser Kiss ini ba-tal! Bukan masalah uangnya karena tiket sudah pasti 100 persen akan di-refund oleh pihak penyelenggara, tetapi karena konser tersebut merupakan konser dunia terakhir mereka dan jika batal, itu artinya konser Kiss harus berakhir di tangan virus Corona dan menjadikannya sebuah last Kiss yang paling pilu buat penggemar mereka di Prancis.
Tentunya semua pihak berharap pandemi Corona ini segera berakhir meski nampaknya di sini ia baru memasuki babak pertama, di permulaan musim yang mulai menghangat dan indah, awal musim semi...
Wabah Corona mulai mengetuk pintu negara Prancis sejak 25 Januari 2020 lalu dengan ditemukannya 3 orang yang positif terjangkit virus ini.
Sampai saat tulisan ini dibuat, sudah tercatat sebanyak 12.612 orang positif terinfeksi, 5.226 orang tengah dirawat, 1.297 orang dalam kondisi darurat dan 450 orang meninggal dengan 87 persen adalah mereka yang berusia di atas 70 tahun.Â
Pada Senin, 16 Maret lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah meniupkan peluit lockdown selama 15 hari untuk menghentikan laju virus Corona (ada kemungkinan diperpanjang dan diperketat lagi karena banyaknya warga Prancis yang masih bandel, menganggap enteng, keluar sana-sini tidak mengindahkan peraturan).