Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu-ibu biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Misteri Angka 27 dan Kematian Para Rockstar

19 Februari 2020   15:52 Diperbarui: 19 Februari 2020   15:57 1512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amy Winehouse (rollingstone.com/James Mccauley)

Angka 27 di dalam dunia para pesohor ternyata mengandung icip-icip mistis bahkan ada 'wadah'-nya bernama The 27 Club atau The Forever 27 Club. Kedengerannya seperti nama diskotek tapi bukan. The 27 Club merupakan sebutan perkumpulan abstrak untuk para pesohor yang tewas di usia sungguh muda 27 tahun dari aktor, atlet, hingga para musisi

Kenapa harus pada umur 27? Entahlah jika semua itu kebetulan, kutukan, atau ada unsur kesengajaan dan konspirasi. Tak ada yang bisa menjawab hingga sekarang meski sudah ditanyakan pada rumput yang bergoyang. Berikut adalah deretan musisi yang namanya begitu bersinar sebagai penghuni The 27 Club dengan segala misteri yang menghantui. 

1. Brian Jones (The Rolling Stones) 

Brian Jones (kiri) bersama The Rolling Stones/nytimes.com
Brian Jones (kiri) bersama The Rolling Stones/nytimes.com

Lahir di Britania Raya pada 28 Februari 1942, dialah pendiri, tokoh prinsipal The Rolling Stones. Multi talenta multi instrumentalis, Jones mengambil posisi sebagai rhythm gitaris dan seringkali memainkan beragam alat musik unik dalam lagu-lagu The Rolling Stones seperti sitar pada lagu Paint It Black (Aftermath, 1966), dulcimer pada lagu Lady Jane (Aftermath, 1966), recorder pada lagu Ruby Tuesday (Between The Buttons, 1967) hingga saxophone. Selain itu, Jones juga kerap menampilkan teknik slide guitar sejalan dengan aliran musik blues yang dianutnya. 

Pada Juni 1969 Jones dicerai oleh personel The Rolling Stones lainnya karena perbedaan musikalitas yang tak bisa disatukan lagi, attitude problem serta kecanduannya akan alkohol dan narkoba. Gitaris berambut model baskom ini memang sudah terlanjur cemburu dengan kekompakan duet maut Jagger dan Richards dalam mencipta lagu sehingga ia sering uring-uringan, mood swing dan menarik diri dari lingkungan grup musiknya.

Belum sebulan, pada 3 Juli 1969 ia ditemukan tak bernyawa di dalam kolam renang di rumahnya, di usia 27. Penyebab ia tewas terus menjadi misteri hingga saat ini namun menurut laporan "resmi"-nya, kematian Jones diakibatkan gangguan pada hati dan jantungnya yang telah terjajah oleh konsumsi narkoba dan alkohol. Ia dimakamkan di kampung halamannya di Cheltenham, kota di barat daya Inggris.

Jim Morrison sang vokalis The Doors membuat beberapa puisi yang ditujukan untuk Jones berjudul Ode To L.A While Thinking of Brian Jones, Deceased. Mirisnya, Jim tewas dua tahun kemudian di tanggal dan bulan yang sama dan di usia yang sama, 27!

2. Jimi Hendrix

Jimi Hendrix/francetvinfo.fr
Jimi Hendrix/francetvinfo.fr

Bermain dengan rasa R&B, funk, rock, blues dengan bayang-bayang psychedelic rock, inilah dia dewa dari segala dewa gitar! Jimmi Hendrix merupakan gitaris yang membawa pembaruan, menampilkan teknik-teknik yang revolusioner dalam menggeber gitar elektrik. Namanya lebih dulu dikenal di Inggris ketika ia membentuk band The Jimi Hendrix Experience. Di Amerika Serikat sendiri, dirinya populer setelah ia manggung di Monterey Pop Music Festival, California pada Juni 1967.

Musisi kelahiran Seattle, AS pada 27 November 1942 ini disematkan peringkat teratas oleh majalah Rolling Stone untuk tahta 100 Greatest Guitarist of All Time. Sepanjang karirnya yang ternyata pendek, musisi yang mempercayakan gitar Fender Stratocaster sebagai andalannya ini telah menelurkan tiga album studio yang semuanya menuai puja-puji sehingga Hendrix pun diseret sebagai headliner pada Woodstock 1969. Beberapa hits-nya yang terkenal adalah Purple Haze (Are You Experienced, 1967), Voodoo Chile (Electric Ladyland, 1968) atau Little Wing (Axis: Bold As Love, 1967) yang banyak di-cover para musisi salah satunya oleh band rock jadul Skid Row dan versi mereka adalah favorit saya. Titik.

Hendrix yang menulis sebagian besar lagu-lagunya ini dikenal pula sebagai salah satu gitaris kidal terbaik. Ia biasanya memainkan gitar yang di-setting untuk pemain tangan kanan sehingga ia harus memindahkan dan menyesuaikan lagi senar-senarnya agar bisa dimainkan dalam posisi kidal. Namun, ia juga bisa bermain dengan tangan kanan (dengan senar yang sudah diatur untuk tangan kiri) jika tiba-tiba sang ayah hadir menonton karena Beliau tidak menyukai kekidalan anaknya. Jadi untuk sang rockstar, kanan kiri OK! 

Semakin berjaya, Hendrix semakin merasa tertekan dengan industri musik yang menghidupinya. Pada 18 September 1970, ia ditemukan tewas di apartemen kekasihnya di London akibat menghirup muntahnya sendiri yang membuatnya mengalami asphyxia ditambah keracunan obat penenang yang dikonsumsinya dengan dosis berlipat-lipat dari seharusnya. Ada spekulasi bahwa ia bunuh diri bahkan menjadi korban pembunuhan, semuanya tetap menjadi misteri. Makamnya di Renton, Washington, AS akhirnya menjadi tempat peristirahatan abadi sang raja gitar elektrik itu.

3. Janis Joplin

Janis Joplin/ultimateclassicrock.com
Janis Joplin/ultimateclassicrock.com

Satu geng dengan Jimi Hendrix, Janis Joplin merupakan penyanyi blues, soul, rock dengan suara mezzo sopran yang unik dan khas, serak-serak powerful yang berhasil menyihir kancah musik 60-an. Ia mulai meroket semenjak bergabung bersama band Big Brother and The Holding Company. Salah satu lagunya yang terkenal adalah Piece of My Heart (Cheap Thrills, 1968). Lagu ini dinyanyikan pertama kali oleh Erma Franklin di tahun 1967 namun meledak setelah di-cover oleh Joplin setahun kemudian. 

Joplin yang di masa remajanya selalu di-bully karena badannya yang tambun dan wajahnya yang jerawatan, ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di Los Angeles karena overdosis heroin pada 4 Oktober 1970. Kematiannya hanya berselang beberapa minggu dari Jimi Hendrix, juga di usia 27. 

Jenazah Joplin dikremasikan di Los Angeles dan abunya disebar di samudera pasifik menggunakan pesawat terbang. 

Di tahun 2008, majalah Rolling Stone menempatkan Joplin di peringkat ke-28 untuk gelar 100 Greatest Singers of All Time. Musisi kelahiran Texas, Amerika Serikat, 19 Januari 1943 ini juga telah menghasilkan total tiga album studio bersama band-nya Big Brother and The Holding Company dan Kozmic Blues serta satu album solo bertajuk Pearl bersama band pendukungnya Full Tilt Boogie yang dirilis beberapa bulan setelah kematiannya.

4. Jim Morrison (The Doors) 

Jim Morrison, membalut rock n' roll dengan puisi/rollingstone.fr
Jim Morrison, membalut rock n' roll dengan puisi/rollingstone.fr

Lagu Light My Fire di tahun 1967 telah berhasil mengantarkan nama The Doors ke puncak sukses, termasuk mengerek nama vokalisnya yang juga seorang penyair, Jim Morrison. Jim yang lahir di Florida, AS pada 8 Desember 1943 ini menjadi sosok kunci dalam penulisan lirik lagu-lagu The Doors yang banyak berasal dari puisinya. 

Selain membuat The Doors berkibar, ia juga membuat pamor band tersebut merosot dengan ragam kontroversi ekstrim yang dilakukannya. Namun majalah Rolling Stone tetap memberkahi rockstar berjuluk The Lizard King itu posisi ke-47 untuk gelar 100 Greatest Singers of All Time.

Jim yang satu geng dengan Jimi Hendrix dan Janis Joplin ini juga seorang pecandu akut alkohol yang membuat hidupnya semakin mengkerut. Ia ditemukan tewas di apartemen yang disewanya bersama kekasihnya di Paris, Prancis pada 3 Juli 1971, tepat dua tahun setelah kematian seniornya, Brian Jones yang sudah saya bahas di atas tadi. 

Tidak ada yang tahu penyebab kematiannya karena pada saat ia tewas, ia ada di bathtub kamar mandi yang terkunci dari dalam. Tanpa autopsi, penyebab "resmi" adalah heart failure namun banyak desas-desus kabar kabari tanpa cek n' ricek yang bilang kalau ia tewas akibat overdosis heroin atau bahkan memalsukan kematian guna melepaskan diri dari ketenaran. Entah kebetulan atau apa, kekasih Jim yang bersamanya di Paris pun akhirnya tewas karena overdosis heroin, tiga tahun kemudian, juga di usia 27! 

Jim Morrison dimakamkan di Père Lachaise, komplek pemakaman terbesar di Paris yang tak pernah sepi didatangi fans The Doors maupun para turis dari seluruh jagat raya.

Saya sudah pernah membuat artikel tentang Jim Morrison termasuk jalan-jalan ke makamnya di Paris. Jika Anda berkenan membaca, link-nya ada di akhir artikel.

5. Kurt Cobain (Nirvana) 

Kurt Cobain/rollingstone.com
Kurt Cobain/rollingstone.com

Terbalut depresi, terbutakan candu heroin, segala jenis narkoba dan alkohol, akrab dengan overdosis hingga percobaan bunuh diri akhirnya membuat gitaris, penulis lagu, vokalis sekaligus frontman Nirvana ini memilih untuk benar-benar mengakhiri hidup dengan menembak kepalanya sendiri di rumahnya. Kurt Cobain yang lahir pada 20 Februari 1967 dan beristrikan Courtney Love yang juga seorang pecandu narkoba dari band Hole, ditemukan sudah tak bernyawa pada 8 April 1994, namun disimpulkan pihak berwenang bahwa ia telah mati sejak tiga hari sebelumnya, di usia 27. 

Jenazah musisi tersebut dikremasikan dan debunya ditebar di Wishkah River di Washington tak jauh dari Viretta Park yang kini dijadikan tempat untuk mengenang pentolan band grunge tersebut. Sebagai penghormatan kepada Kurt, di kampung halamannya Aberdeen, Washington, AS diberlakukan Kurt Cobain Day setiap 20 Februari yang merupakan tanggal lahir sang gitaris kidal ini.

Kurt Cobain yang penggemar band rock Queen dielu-elukan menjadi ikon musik grunge di awal-awal tahun 90-an setelah album studio kedua Nirvana bertajuk Nevermind (1991) meledak dan bercokol di peringkat teratas Billboard 200 pada Januari 1992. Single jagoannya yang garang Smells Like Teen Spirit pun tak ketinggalan menduduki peringkat keenam Billboard Hot 100. Di tahun 2003, ia mendapat ranking ke-12 untuk jabatan 100 Greatest Guitarist of All Time yang disematkan majalah Rolling Stone. 

6. Amy Winehouse

Amy Winehouse (rollingstone.com/James Mccauley)
Amy Winehouse (rollingstone.com/James Mccauley)

Sosok penyanyi berbakat kelahiran London, 14 September 1983 ini memang istimewa. Suara contralto-nya yang khas membawakan alunan jazz, R&B dan soul secepat kilat membuat namanya menuju puncak. Album keduanya Back To Black (2006) berhasil meraih lima penghargaan Grammy di tahun 2008 dan telah menelurkan singel-singel cap empat jempol seperti Rehab, Back To Black atau You Know I'm No Good. 

Album inipun terasa emosional karena mengekspresikan sakit hati dalam kasus percintaannya dengan suaminya waktu itu (akhirnya cerai pada 2009). Singel lainnya dari album ini, Love is A Losing Game yang ditulis sendiri oleh Amy mendapat penghargaan dari The British Academy of Songwriters, Composers, and Authors sebagai lagu terbaik secara lirik maupun musikal. 

Amy tewas di kediamannya di utara kota London pada 23 Juli 2011 karena keracunan alkohol. Sudah bukan kabar baru lagi bahwa ia memang pecandu narkoba, alkohol, mengalami episode depresi hingga bulimia. Tiga tahun sebelumnya, Amy memang sudah was-was kalau ia akan 'pergi' di usia 27. Hanya dua album studio berjudul Frank (2003) dan Back To Black (2006) yang ia tinggalkan serta satu album bertajuk Lioness: Hidden Treasures yang dirilis setelah kematiannya pada 2 Desember 2011.

Jenazah Amy dikremasikan dan abunya ditanam di komplek pemakaman di sebelah utara kota London berdampingan dengan abu mendiang neneknya.

7. Steve Clark (Def Leppard) 

Steve Clark (paling kanan) bersama Def Leppard/tvovermind.com
Steve Clark (paling kanan) bersama Def Leppard/tvovermind.com

Sebetulnya Steve Clark bukanlah anggota The 27 Club karena gitaris Def Leppard ini meninggal di usia 30 tahun. Tapi tetep harus saya masukkin ke artikel ini karena ia adalah gitaris pujaan saya, hehehe. Lagipula usia 27 dan 30 kan gak jauh beda plus ia juga tewas di masa jayanya sama seperti para anggota klub 27 di atas (penulisnya ngotot, heheh). 

Steve 'Steamin' Clark, gitaris pirang kerreen yang lahir 23 April 1960 ini menjadi sosok penting karena kontribusinya yang sangat besar pada lagu-lagu Def Leppard termasuk kehebatannya menciptakan riff-riff gitar yang kece. Bersama gitaris Def Leppard satunya Phil Collen yang masuk menggantikan gitaris asli Pete Willis, Steve dan Phil mendapat sebutan Terror Twins karena aksi kompak gitar menggitar yang menjadikan Def Leppard band dahsyat di era 80-an. 

Meski Steve memegang predikat sebagai lead gitaris, namun keduanya selalu bekerja sama, bergantian bahkan bareng-bareng nge-rhythm atau nge-lead. Salah satu bukti kepiawaian Steve Clark dalam bermusik bisa dirasakan pada lagu anthemic Pour Some Sugar On Me atau power ballad Love Bites dari album Hysteria (1987), album yang disebut-sebut sebagai album terbaik Def Leppard. 

Pada 8 Januari 1991, Steve yang tak bisa keluar dari kepungan candu minuman keras selama bertahun-tahun akhirnya harus tewas karena keracunan alkohol di rumahnya di London. Ia kemudian dimakamkan di kota Sheffield, Inggris yang menjadi kampung halamannya. 

Posisinya di Def Leppard digantikan oleh gitaris kriwil berambut coklat, Vivian Campbell hingga sekarang. Di tahun 2007, Steve Clark yang seorang pengguna gitar Gibson ini masuk di peringkat ke-11 dalam kategori 100 Wildest Guitar Heroes yang diberikan oleh majalah Classic Rock.

Nama-nama musisi di atas bisa dibilang terus berkibar setelah kematian mereka. Sungguh amat disayangkan, mereka masih muda, jelas-jelas berbakat dan menancapkan kuku yang kuat di puncak ketenaran. Namun tidak semua yang berkilauan itu emas. Di balik gemerlap karir mereka, ternyata ada sebuah keterpurukan, kesendirian, merasa terasing, putus asa dan harus kalah berjuang melawan 'penyakit' yang ada pada diri sendiri. Hanya karya-karya mereka yang tertinggal untuk dinikmati hingga saat ini dan tak akan pernah mati. 

Sekarang, izinkanlah saya mengheningkan cipta sejenak untuk Steve Clark❤ melalui lagu ini.

Def Leppard
Pour Some Sugar On Me
Lirik/lagu: Def Leppard, Robert Mutt Lange
Album: Hysteria (1987)
Label: Mercury

Artikel saya tentang Jim Morrison termasuk jalan-jalan ke makamnya di Paris, Prancis, bisa diintip di sini: 

Jim Morrison, Keabadian Seorang Pujangga Rock N' Roll

********
Derby Asmaningrum
Paris, 18 Februari 2020

Referensi:
ultimateclassicrock.com
rollingstone.com

Jim Morrison: Wilderness, 1989 (kumpulan puisi Jim Morrison)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun