Hampir pukul setengah 11 akhirnya saya sampai di depan gedung KBRI. Setelah mendapatkan parkir di pinggir jalan yang susah-susah gampang, susah carinya gampang markirnya hahahahah, akhirnya saya berjalan menuju pintu masuk gedung kedutaan.Â
Dari kejauhan nampak Sang Saka Merah Putih yang berkibar perlahan tertiup angin di bawah temperatur sekitar 7 derajat Celsius. Suasana di KBRI saat itu sudah ramai, saya bisa rasakan antusiasme WNI yang datang, semua memasang wajah sumringah saling sapa meski baru bertemu pertama kali. Panitia-nya pun sangat ramah nggak ada yang judes, terlihat sangat aktif mondar-mandir mengecek jika segala sesuatunya berjalan lancar.
Mereka dengan sabar melayani sesama warganya, menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan, tidak ada acara marah-marah apalagi sambil bentak-bentak. Terlebih Sang Ketua KPPSLN-nya, Bapak Andreas Yoghy Turdiyanto, Beliau super semangat dalam mengarahkan tata cara mencoblos bagi kami semua yang tengah duduk menunggu masuk ke dalam bilik suara.Â
Pokoknya Beliau benar-benar memastikan agar kami dapat mencoblos dengan benar alias SAH. Dan sebagai pemilih, kami pun tidak ada yang saling seruduk, semuanya tertib menunggu giliran.Â
Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh panitia Pemilu kali ini. Bravo buat KBRI Paris! Mudah-mudahan saat perhitungan suara pada tanggal 17 April nanti semuanya berjalan lancar.Â
Setelah mengantri di pintu masuk dan melewati pemeriksaan security, saya dan beberapa WNI lainnya menuju TPS lalu kembali mengantri untuk pemeriksaan dokumen. Untuk KBRI Paris, didirikan 3 TPS (TPS 001, TPS 002, dan TPS 003) yang memiliki pintu masuk berbeda-beda. Saya sendiri kebagian mencoblos di TPS 001 yang bertempat di ruang Balai Budaya yang berada agak ngumpet mojok di basement kedutaan.Â
Setelah pemeriksaan dokumen kelar, saya pun menunggu giliran untuk mencoblos. Dengan kertas suara yang ribet berlipat-lipat akhirnya saya berhasil juga melobangi gambar-gambar yang tertera di sana.
Hak saya sudah saya pergunakan sebaik-baiknya hingga saya rela kelingking tercelupkan tinta ungu. Tugas saya selesai. Saya telah memilih dia. Sekarang saya hanya tinggal menanti ia menepati janji-janji manisnya...
Keluar dari ruang TPS, saya segera menuju kantin di mana sudah menunggu masakan tanah air yang super lezat. Harganya menurut saya pas-pas aja dalam euro namun jika dikurskan ke rupiah memang bikin sakit hati sih, biar aja deh yang penting lidah saya ini bertemu lagi dengan kuliner yang sesungguhnya. Kantin yang tidak begitu besar saat itu sudah penuh sesak karena telah diserbu oleh para WNI yang sudah selesai mencoblos.Â