Fashion designer tersohor, ikon mode dunia sekaligus Artistic Director dari rumah mode Chanel, Karl Lagerfeld meninggal dunia di usianya yang ke-85 pada Selasa pagi waktu Prancis, 19 Februari 2019 setelah dirawat darurat senin malam karena kondisi kesehatannya yang semakin menurun dalam beberapa minggu terakhir.
Karl Lagerfeld dengan trademark-nya yaitu selalu mengenakan kacamata hitam, sarung tangan kulit serta rambutnya yang dikuncir kuda, memang tidak menunjukkan kehadirannya di event défilé (peragaan busana) Chanel untuk koleksi Musim Semi-Musim Panas 2019 (La Collection Chanel Printemps-Été) pada 22 Januari 2019 lalu seperti yang selalu ia lakukan sejak bergabung bersama Chanel pada Januari 1983.
Hari itu, pada sesi pertama fashion show Chanel yang diperkirakan selesai pada pukul 10 pagi, Karl meminta tangan kanannya yang juga seorang Studio Director, Virginie Viard menggantikan dirinya muncul untuk menyapa para undangan di akhir acara sedangkan ia mengatakan akan hadir di penghujung sesi kedua yang digelar siang harinya.
Namun pada sesi kedua tersebut perancang busana asal Jerman ini tidak juga datang. Akhirnya Chanel selaku rumah mode di mana fashion stylist itu bernaung, mengeluarkan pernyataan bahwa ia tengah berada dalam kondisi kelelahan (fatigue).
Berita kepergian Karl Lagerfeld yang juga seorang fotografer dan ilustrator, telah membawa kesedihan mendalam khususnya bagi dunia mode dan menjadi buah bibir di media massa dan menyebar secepat kilat di internet.
Saluran berita televisi Prancis sendiri tak henti-hentinya menayangkan kabar duka ini dan mengulas biografi dengan segala prestasi yang pernah diukir perancang busana bergaya Rock n Roll tersebut.
Para selebriti dunia pun beramai-ramai mengucapkan belasungkawa melalui akun Instagram mereka, seperti mantan personel grup vokal Spice Girls yang sekarang menekuni dunia mode, Victoria Beckham yang menuliskan :
"Sangat luar biasa sedih mendengar (kabar) ini. Karl adalah seseorang yang jenius, sangat baik dan murah hati kepada saya baik secara pribadi maupun profesional."
Sedangkan aktris Prancis yang sudah berhasil menembus kancah perfilman Hollywood, Marion Cotillard mengekspresikan kekagumannya yang mendalam kepada sang fashion designer :
Dear Sang Maestro,
Kehadiranmu sangatlah penuh gelora. Kebaikanmu yang begitu mendalam, ketertarikan dan rasa penasaranmu terhadap orang-orang dan dunia telah membuat hatiku tersentuh. Kini yang kau tinggalkan akan hidup, terang dan bersinar. Jenius adalah kata yang amat sempurna untukmu. Terima kasih untuk keindahan, humor, puisi, keaslian, kehebatan, kesenangan dan cinta. Terima kasih telah memberikan semua itu untuk Prancis dan untuk seni. Semoga kau berpulang dalam perjalanan yang damai dan indah. Dengan segenap cintaku. Marion.
Tak ketinggalan rumah mode Chanel yang terletak di Rue Cambon, Paris juga dipenuhi dengan karangan bunga sebagai tanda duka cita kepada “Keiser Karl” (Sang Kaisar Karl, julukan untuk Karl Lagerfeld).
Karl Otto Lagerfeldt lahir pada 10 September 1933 di Hamburg, Jerman. Di permulaan tahun 1950-an, ia dan sang Ibu meninggalkan kampung halaman untuk menetap di Paris, Prancis.
Semasa bersekolah di Paris, ia lebih dulu bercita-cita menjadi seorang karikaturis, bukan untuk menekuni dunia mode. Namun pada tahun 1954 secara tak sengaja ia malah menemukan sebuah brosur tentang perlombaan merancang busana.
Ia pun memutuskan untuk berpartisipasi di mana ia mendesain sebuah mantel berwarna kuning yang kala itu menarik perhatian para juri. Akhirnya Karl keluar sebagai pemenang untuk kategori Manteau (mantel) sedangkan teman yang baru dikenalnya pada saat lomba, Yves Saint Laurent (yang akhirnya juga menjadi ikon mode dunia), memenangkan kategori Robe du Soir (gaun malam).
Ternyata diam-diam Pierre Balmain, seorang perancang busana Prancis ternama dan kebetulan menjadi salah seorang juri di ajang tersebut tertarik dan mengajak Karl muda untuk bekerja dengannya sebagai personal assistant dari tahun 1955 hingga 1962.
Setelah itu Karl bekerja untuk perancang busana Jean Patou sejak 1959 sebagai Artistic Director kemudian bergabung dengan merk lux Chloé di tahun 1963 untuk memperdagangkan koleksi pakaian prêt-à-porter dan aksesoris miliknya.
Ia tetap berkecimpung di bidang ini hingga tahun 1983 namun secara bersamaan ia juga berkolaborasi dengan rumah mode ternama asal Italia, Fendi sejak tahun 1965.
Di tahun 1983 nama rumah mode Chanel mulai redup dan terancam bangkrut dikarenakan sang pendirinya, Coco Chanel yang telah tutup usia. Karl Lagerfeld-lah yang kemudian dipilih untuk meneruskan perjuangan dari perancang busana tersebut dan akhirnya diangkat menjadi Artistic Director untuk brand super mewah tersebut.
Dalam genggamannya, nama Chanel melesat cepat dan kembali berjaya. Di tangan Karl Lagerfeld-lah pagelaran fashion show Chanel selalu terlihat extraordinary, lain daripada yang lain.
Sambil menyelam minum air, di tahun 1984, pria yang dulunya selalu menyembunyikan tanggal kelahirannya ini menciptakan brand-nya sendiri di bawah nama 'Karl Lagerfeld'.
Karl Lagerfeld akhirnya memutuskan untuk menjual keseluruhan brand miliknya di tahun 2007 kepada Tommy Hilfiger dan ia kembali menciptakan clothing line-nya sendiri untuk pria dan wanita, kali ini dengan nama 'K par Karl' yang jauh lebih bisa membuat dompet dan kartu kredit tersenyum.
Pada tahun 2008, ia bekerja sama dengan merk Coty untuk memperkenalkan koleksi parfum serta berpose untuk iklan yang bertemakan keselamatan dalam berkendara.
Di tahun 2010, Presiden Prancis kala itu, Nicolas Sarkozy memberikan penghargaan Légion d’Honneur (Legiun Kehormatan), suatu penghargaan tertinggi di Prancis berdasarkan kecakapan, kepada Karl Lagerfeld atas karirnya yang terhitung amat panjang lagi cemerlang.
Tak hanya sampai di situ, Karl Lagerfeld kemudian mendesain seragam baru tim sepakbola nasional Prancis di tahun 2011 sekaligus tampil dalam iklan mobil Volkswagen.
Fotografi juga menjadi passion dari pria berambut panjang ini. Ia membuka La Lagerfeld Gallery pada tahun 1998 serta menerbitkan sejumlah buku tentang fotografi.
Mengintip sedikit kehidupan pribadinya, Karl pernah memiliki hubungan asmara dengan Jacques de Bascher, seorang pramugara Air France sampai pada akhirnya Jacques menutup mata di tahun 1989. Kemarin Karl Lagerfeld pun tak ragu menyusulnya.
Si kucing betina kesayangannya yang bernama Choupette pun kini hanya bisa melamun sedih meratapi kepergian pemiliknya. Sang ikon mode populer itu memang telah tiada namun karya-karya dan semangatnya akan selalu dikenang dan diteruskan. Berikut adalah sebuah ucapan Karl Lagerfeld yang terkenal :
“Le vêtement ne doit pas t’aller, c’est toi qui doit aller au vêtement”
(Pakaian tidak harus menyesuaikan kamu, kamulah yang harus mencocokkan diri ke dalam pakaian)
Anda boleh setuju, boleh tidak.
Auf Wiedersehen, Kaiser Karl…
Au revoir,
Selamat jalan, Karl Lagerfeld…
***
Derby Asmaningrum
Prancis, 20 Februari 2019
Berikut adalah cuplikan fashion show Chanel 2018 yang menampilkan kehadiran Karl Lagerfeld di akhir acara:
Referensi :
paris-match.com
madame.le.figaro.fr
le monde.fr
elle.fr
gala.fr
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H