Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu-ibu biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pramugari, di Balik Senyum dan Anggunnya Seragam

10 April 2019   04:33 Diperbarui: 10 April 2019   13:36 4419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pramugari Singapore Airlines (foto : airline-empire.com)

Cuti maupun libur pendek adalah waktu bagi saya untuk kembali ke tanah air dan bercengkrama dengan keluarga berbagi kisah yang saya lewati ketika mengarungi angkasa. Meski terkadang hanya mendapat jatah libur 2 atau 3 hari, saya pasti memilih untuk pulang ditambah dengan kemudahan mendapatkan tiket dengan harga 'spesial' cabin crew, maka sangat gampang sekali buat saya untuk bolak-balik Singapura-Jakarta dengan menumpang maskapai tempat saya bekerja ditambah diberi tiket gratis tiap tahun, saya pun dapat membawa keluarga terutama Mama, untuk berpergian. 

Meski kangen rumah, seperti kata band rock jadul Poison, life goes on. Saya harus tetap kuat menjalani hidup dan karir. Ada kalanya saya down tapi nggak mungkin harus berhenti apalagi menyerah melepaskan semua rezeki yang sudah diberikan Tuhan kepada saya. Namun akhirnya, dengan bekerja dan hidup jauh dari keluarga, saya menjadi seorang wanita yang benar-benar mandiri dan berani.

Berkelana dari satu kota ke kota lainnya membuat saya benar-benar melihat dunia dengan segala perbedaan yang ada. Sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya dan tentu saja sangat saya syukuri. Buat saya, tiap-tiap negara memiliki keunikan dan cerita tersendiri yang akan selalu terkenang di lubuk hati. 

Bekerja di perusahan asing, saya senantiasa menjaga citra maskapai dan nama baik Indonesia. Bekerja dan tinggal di negeri orang bukan berarti tidak mencintai negara sendiri. Dengan menjaga nama baik Ibu Pertiwi selagi saya berada di negeri orang dengan tidak melakukan hal yang 'aneh-aneh', bagi saya itu sudah merupakan salah satu wujud dari kecintaan terhadap tanah air.

Akhirnya, setelah berpacu bersama Singapore Airlines merangkaki cakrawala yang tak berujung, dengan alasan pribadi saya mengundurkan diri. Tentu saja rasa bangga yang tak terhingga dibungkus beragam pengalaman, bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai penjuru dunia yang berbeda budaya, mengunjungi tempat-tempat yang mungkin tidak semua orang punya kesempatan untuk mencicipi, sedih senang keringat air mata yang telah banyak memberikan pelajaran hidup dan mendewasakan saya meski hanya 6 tahun bergelut di sana. 

Kini, setiap kedua mata ini tertuju pada pesawat yang tengah terbang melintas bebas di langit yang tak berbatas, saya hanya bisa memandangi bersama segenap kenangan yang sayup-sayup berbisik kalau saya pernah menjadi bagian dari dunia itu.

Flight terakhir sebelum resign. Membelakangi si montok favorit saya, Airbus A380 setelah landing di bandara Charles de Gaulle, Paris, Prancis (foto : dok. Derby Asmaningrum)
Flight terakhir sebelum resign. Membelakangi si montok favorit saya, Airbus A380 setelah landing di bandara Charles de Gaulle, Paris, Prancis (foto : dok. Derby Asmaningrum)
Have a safe flight always, everyone!

Urutan 5 teratas airline terbaik di dunia tahun 2018 versi Skytrax :
1. Singapore Airlines (Singapura)
2. Qatar Airways (Qatar)
3. ANA All Nippon Airways (Jepang)
4. Emirates (Uni Emirat Arab)
5. EVA Air (Taiwan)

catatan : semua aktivitas training dan ritme kerja pramugari yang saya jalani adalah peraturan Singapore Airlines ketika saya masih bekerja di sana. Kemungkinan beberapa peraturan kini telah diperbarui atau diubah. Tiap airline memiliki cara training yang berbeda namun dengan prinsip sama yaitu menyajikan inflight service yang terdepan sedangkan untuk prosedur penyelamatan sudah pasti disesuaikan dengan jenis-jenis pesawat yang dioperasikan masing-masing maskapai.
***
Derby Asmaningrum
Prancis, 8 April 2019

Lagu dari band rock jadul berikut yang keempat personilnya merupakan mantan pacar saya ini selalu setia mendampingi naik turunnya perjalanan sebagai seorang awak kabin, dikala diri merasa lelah berada di sudut-sudut bumi menembus ruang dan waktu untuk yang kesekian kali entah sudah berapa lama, di mana yang saya inginkan akhirnya cuma satu, menyeret langkah pulang ke rumah... 

Mötley Crüe
"Home Sweet Home"
Album : Theatre of Pain (1985)
Lirik : Nikki Sixx (bass), Tommy Lee (drum)
Label : Elektra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun