Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu-ibu biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pramugari, di Balik Senyum dan Anggunnya Seragam

10 April 2019   04:33 Diperbarui: 10 April 2019   13:36 4419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musim panas di negeri beruang merah. Numpang foto di depan St. Basil's Cathedral di kawasan Red Square, Moscow, Rusia (foto : Derby Asmaningrum) 

Setelah kami menjalani kelas dandan ini, masing-masing calon cabin crew diberi kartu kecil yang juga harus dibawa ketika sedang bertugas, berupa colour chart untuk warna make-up yang harus kami pakai ketika terbang. Jadi ketika ada evaluasi bulanan dari kru senior, jika kami tidak menggunakan warna di colour chart tersebut, konsekuensinya adalah berkurangnya poin penilaian.

Warna yang tertera di colour chart tersebut diputuskan oleh sang make-up artist setelah disesuaikan dengan warna kulit masing-masing para calon pramugari. Mereka yang berkulit coklat hingga gelap maka wajib memakai eyeshadow berwarna coklat sedangkan yang berkulit terang hingga yang terang redup-redup dikit diharuskan mengoles eyeshadow berwarna biru. 

Lipstik dan pewarna kuku alias kutek, SQ hanya mewajibkan satu warna yaitu merah sedangkan untuk rambut, ketika tengah bertugas, tidak boleh dicat alias diwarnai macam para selebritis itu apalagi menggunakan lensa kontak berwarna dan bulu mata palsu yang terlalu berlebihan, baiknya lupakan saja.

Namun pada praktiknya, semakin senior seorang pramugari, semakin pandai ia selingkuh dari warna-warni make-up yang seharusnya dipakai. Misalnya, lipstik yang digunakan menjadi warna pink, coral atau keungu-unguan. Saya pun begitu. Ahahahaha 

Setelah Grooming Class, kami juga dilatih cara berjalan yang elegan ketika berada dalam balutan seragam. Seragam SQ sendiri didesain pada tahun 1968 oleh fashion designer Prancis terkenal bernama Pierre Balmain sekaligus pendiri rumah mode Balmain yang butiknya dapat dijumpai di pusat-pusat perbelanjaan lux di berbagai penjuru dunia.

Pada tahun 1994, patung lilin berwujud pramugari Singapore Airlines pun dipamerkan di Madame Tussaud’s Wax Museum di London, Inggris. Berikut jabatan yang disandang pramugari SQ dilihat dari warna seragam yang mereka pakai :

Pramugari Singapore Airlines dalam balutan seragam yang menunjukkan pangkat masing-masing (sumber foto : maryhop.com)
Pramugari Singapore Airlines dalam balutan seragam yang menunjukkan pangkat masing-masing (sumber foto : maryhop.com)

Keterangan dari warna seragam awak kabin Singapore Airlines (foto : singaporeair.com)
Keterangan dari warna seragam awak kabin Singapore Airlines (foto : singaporeair.com)

Training di bulan ketiga dan keempat merupakan latihan prosedur evakuasi penyelamatan (Safety and Emergency Procedure atau SEP) yang menjadi klimaks dalam tugas seorang awak kabin, terdiri dari langkah-langkah penyelamatan untuk emergency di laut (ditching) dan di darat (crash landing) yang dilakukan di pesawat mock-up (pesawat tiruan dengan model sama persis dengan pesawat asli yang digunakan sebagai alat demonstrasi atau pengajaran misalnya dalam training). 

Ketika melakukan latihan ditching, dengan mengenakan seragam dinas dan pelampung, kami diharuskan untuk melompat dari pesawat ke dalam air lalu berenang menuju raft kemudian naik ke atas raft tersebut (saya lupa kira-kira berapa meter ketinggian untuk melompat tapi memang lumayan tinggi yang membuat lutut saya gemeteran ketika memandang ke bawah). 

Lain lagi halnya dengan latihan untuk crash landing di mana kami diwajibkan untuk meluncur di atas slide yang rasanya seperti main perosotan namun yang ini berkali-kali lebih tinggi dan lebih panjang yang membuat jantung serasa berpindah posisi entah di bawah atau malah di luar kulit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun