Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu-ibu biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Suka musik rock. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pantai Terindah di Perancis dan Fenomena Air Pasangnya

28 November 2018   16:03 Diperbarui: 29 November 2018   02:20 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Sillon dikala musim panas (foto : lespetitsvoyages.fr)

Dengan suhu yang buat saya dibilang dingin kagak dibilang panas juga nggak, saya cukup memakai kaos lengan pendek dibungkus sweater, jeans belel dan sepatu Converse tersayang yang tak kalah butut.

Di bulan itu suasana pantai Sillon tidak terlalu ramai, atmosfernya sungguh menenangkan dengan tiupan angin yang lumayan ringan. Di sepanjang jalan raya pinggiran pantai yang mulus bersih berjejer bangunan apartemen, hotel-hotel, supermarket, hingga beberapa restoran. 

Nah, yang terakhir ini agak ribet. Hampir semua restoran di area Sillon menyajikan masakan western. Kalau di Paris, di mana-mana kita bisa menemukan warung makan Asia.

Di St. Malo saya boleh bersyukur masih ada restoran Thailand meski rasanya yaa... begitu deh... asal saya kenyang lah waktu itu. Hahaha. Dolan-dolan ke sana terakhir adalah musim panas bulan Juli kemarin yang suhunya sudah 30 derajat Celcius alias sudah musim panas dan sedang berlangsung final Piala Dunia. 

Jangan ditanya lagi seberapa ramainya ketika Hugo Lloris dkk berhasil merebut piala itu kembali setelah tahun 1998! Semua orang tumpah ruah memenuhi jalan-jalan, klakson mobil sambung menyambung tak henti-henti hingga luapan kegembiraan yang diwujudkan dengan menceburkan diri ke pantai oleh banyak gerombolan anak muda.

Salah satu kelebihan pantai Sillon menurut saya, dengan pantainya yang menghampar sepanjang 3 kilometer, membuat para pengunjungnya tidak akan tumpang tindih alias berebut tempat ketika liburan tiba terutama saat liburan musim panas ketika ingin berjemur atau sekedar main-main pasir bagi anak-anak.

Pemandangan sore hari ketika air laut mulai naik (dok.pribadi)
Pemandangan sore hari ketika air laut mulai naik (dok.pribadi)
St. Malo berjarak sekitar 417 kilometer dari kota Paris dengan waktu tempuh kurang lebih empat jam jika mengendarai mobil tanpa pause makan dan t***k-bengeknya plus tanpa macet. Pilihan lain bisa dengan menumpang TGV (Train à Grande Vitesse) alias kereta api super kilat namun tidak langsung menuju St. Malo melainkan berhenti di kota Rennes yang merupakan kota terbesar di wilayah Bretagne.

Perjalanan dengan TGV ini memakan waktu sekitar 1 jam 30 menit. Barulah dari Rennes kita lanjut lagi menuju St. Malo yang perjalanannya kira-kira satu jam. 

Buat yang ingin menghindari stress nyetir dan demen melihat-lihat pemandangan luar daerah yang diselingi di kiri-kanan dengan hamparan ladang-ladang gandum, jagung, atau peternakan di mana terlihat sapi, kerbau, domba bahkan kuda yang tengah berleha-leha santai di rerumputan.

Alternatifnya lainnya adalah naik bis dengan waktu tempuh sekitar 4 jam 10 menit menuju Rennes lalu menyambung lagi petualangan ke St. Malo dengan waktu kira-kira 1 jam 20 menit.

Jalur perjalanan yang ditempuh dari Paris ke St.Malo (peta : fle-etc.over-blog.com)
Jalur perjalanan yang ditempuh dari Paris ke St.Malo (peta : fle-etc.over-blog.com)
Kota yang luasnya 36,58 km persegi ini juga kerap dijadikan tempat transit datang dan perginya turis-turis asal Inggris. Mereka menggunakan jasa penyebrangan ferry dari pelabuhan St. Malo menuju Portsmouth, Plymouth, Poole dan Weymouth (bolak-balik) yang semuanya berada di selatan negaranya Pangeran William tersebut. Penyebrangan dengan kapal ferry bisa memakan waktu hampir 9 jam.

Jika kita berjalan terus menyusuri pantai Sillon hingga ke ujungnya yang memakan waktu sekitar 15 menit tergantung kekuatan kaki masing-masing, maka kita akan sampai di salah satu tempat yang wajib didatangi para turis. Namanya Intra Muros (walled city).

Salah satu sudut kota St.Malo (dok.pribadi)
Salah satu sudut kota St.Malo (dok.pribadi)
Terminal kapal ferry yang sudah saya singgung di atas terletak tepat di sampingnya. Intra Muros merupakan salah satu distrik yang dipenuhi nilai-nilai historis sekaligus merupakan pusat kota St. Malo yang dikelilingi dinding-dinding tinggi sehingga menyerupai benteng dan memiliki pintu masuk dari berbagai arah. 

Dinding-dinding tersebut terbuat dari batu granit yang dibangun dengan maksud untuk melindungi kota di dalamnya ketika perang di masa lampau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun