Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu-ibu biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Suka musik rock. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pantai Terindah di Perancis dan Fenomena Air Pasangnya

28 November 2018   16:03 Diperbarui: 29 November 2018   02:20 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Sillon di musim dingin (foto : france3-regions.francetvinfo.fr)

St. Malo merupakan salah satu destinasi wisata yang sudah terkenal di Perancis dan sering dijadikan tempat untuk sekedar menghabiskan weekend atau libur pendek oleh para turis lokal. Kota ini ditempeli oleh hamparan pantai-pantai yang sedap dipandang mata, salah satunya Pantai Sillon yang merupakan tempat utama yang dikunjungi para turis ketika berlibur. 

Area Sillon sendiri merupakan kawasan elit dengan harga properti serta tarif hotel termahal dibanding area lain. Terdapat banyak pula rumah-rumah besar nan mewah di sepanjang jalan pinggiran pantai yang membuat saya tercengang ketika pertama kali melihat dan langsung berkhayal seandainya saya bisa tinggal di situ. Boleh dongngimpi dikit? 

Rumah-rumah tersebut kebanyakan dijadikan hotel dengan tarif sewa per malam bisa mencapai 98 Euro (sekitar 1,6 juta rupiah) dan harganya tentu saja bakal melambung pada saat liburan terlebih ketika musim panas.

Tarif hotel yang segitu memang sepadan dengan lokasinya yang super strategis yaitu akses langsung menuju pantai Sillon. Bukankah itu yang diidam-idamkan setiap turis? Gak perlu pake sepatu roda, sepeda, motor apalagi mobil, cukup pake sendal, jalan beberapa langkah kita langsung bisa gelar tiker lalu berjemur. 

Kalau mau bawa rantang buat piknik yaa siap-siap nanti sesi makannya bakal ditemani burung-burung pantai (pengalaman pribadi hehehe).

Deretan rumah gedong tepat di depan pantai Sillon (dok.pribadi)
Deretan rumah gedong tepat di depan pantai Sillon (dok.pribadi)
Bangun tidur ketika muka masih berantakan kita tinggal buka pintu si pantai sudah menunggu. Bisa juga di sore hari sambil nungguin matahari pulang ke peraduan kita bisa duduk santai menyeruput secangkir teh hangat dari atas balkoni hotel sembari mengagumi pemandangan pantai tanpa terhalang apapun di depan mata. Apalagi jika ditemani seseorang.

Bagaimana jika kita hendak menikmati suasana di sana tapi lagi ogah main-main di atas pasir? ooh, tenang, nggak usah bingung.

Ada seruas jalan di sepanjang pinggiran pantainya (dengan beberapa kursi yang disediakan buat yang pengen duduk-duduk aja) yang bisa kita gunakan untuk sekadar jalan-jalan santai, jogging, membawa jalan-jalan binatang peliharaan (misalnya anjing tercinta), nongkrong-nongkrong bareng geng rumpi, pacaran, duduk meratapi patah hati, atau sebagai tempat melintas bagi mereka yang baru pulang kerja, itung-itung melepas kepenatan.

Suasana suatu sore ketika air laut meninggi (dok.pribadi)
Suasana suatu sore ketika air laut meninggi (dok.pribadi)
Pantai Sillon juga terkenal dengan pemecah ombaknya berupa kayu-kayu dari pohon ek setinggi kira-kira 7 meter yang hingga kini terhitung berjumlah sekitar 3000-an.

Tahun lalu sudah 170 pemecah ombak yang diganti dikarenakan pengaruh garam dan kekuatan ombak yang semakin dahsyat sehingga membuat kayu-kayu tersebut tidak bisa berfungsi maksimal lagi.

Pemecah ombak atau pemecah gelombang adalah prasarana yang dibangun untuk memecahkan ombak dengan menyerap sebagian energi gelombang.

Pemecah gelombang digunakan untuk mengendalikan abrasi yang menggerus garis pantai dan untuk menenangkan gelombang di pelabuhan sehingga kapal dapat merapat dengan mudah dan cepat (Wikipedia). 

Pemecah ombak di Pantai Sillon (foto : saint-malo.maville.com)
Pemecah ombak di Pantai Sillon (foto : saint-malo.maville.com)
Saya sudah tiga kali menyambangi Pantai Sillon. Tertarik datang ke sini karena merasa dikejar-kejar oleh iklan di televisi dan billboard di jalan-jalan.

Rasa penasaran akhirnya terjawab dengan bantuan mbah Google yang menyodorkan foto-foto aduhai pantai Sillon dan kota St.Malo. Tak perlu lama, saya melesat ke sana pertama kali (meski tidak sekencang motor Honda tunggangan Valentino Rossi di awal tahun 2000-an) pada musim semi April 2017 di mana cuaca sangat cerah meski temperatur masih sekitar 20 derajat Celcius. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun