Bayangmu masih nyata dalam peluk ingatanku
Pandang terus menerawang ruang tak terpandang
Bertualang menuju arah sepanjang kenang
Sekejap menyapa bulir yang mencoba terjun dari cela-cela mata
Barangkali isak masih menjadi budak sedihnya
Barangkali senyum masih pahit dengan jeritnya
Ini puisi hati dengan syair sesalnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!