Hai teman terkuat dari hati yang pernah dekat
Atau yang pernah sesaat membuat dua jantung itu terikat
Ini aku! Temanmu yang terjahat
Yang pernah lancang masuk, datang bak memikat.
Lalu di sebuah waktu yang tidak tepat, aku lantas pergi lagi dengan cepat. Ingat?
Walau begitu, aku masih saja tak pernah jua bosan kembali mendatangimu, lagi. Dan lagi
Setelahnya aku selalu meninggalkan jejak luka lagi
Aku dan pergi, dan kembali, dan lagi...
Hampir tak terbilang bukan?
Seperti sekian banyaknya dan sekian serinngnya aku menyakiti...
Tetapi, kamu juga seperti membodohi diri, entah kamu itu menyadarinya?
Dan lelah pun menyerah, bagimu mungkin sudah tak berarti
Dan sekarang aku kembali, dan lagi
Entah karena apa lagi aku kemari
Sementara kamu...Â
... Masih tersenyum merekah tanpa bertanya "Ada apa lagi?"
Seberapa baikkah dirimu itu?
Bukan, mungkin seberapa jahatkah diriku ini?
Sementara kamu...Â
...Selalu menyapa dengan hangat menjamu
Sudah berapa lama kamu terduduk di depan pintu itu?
Aku... Apa aku akan terus jadi orang yang selalu kamu tunggu?
Dan aku berjalan, aku datang, menunduk...Â
Aku... malu...
Source: blog of Perekah-kataÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H