Wajah putih bersih lebih sekedar dari yang membuat tampak cantik nan indah
Dan sorot mata yang memancar penuh keanggunan
Semua masih terbayang dalam kenangan
Relung hati yang selalu mendesir kala mendengar suaramu melintas di pasang telinga
Semilir harum permen karet khas yang terhirup nyaman menyapa jiwa
Aku tersenyum bahagia mengingatnya
Ada lebih dari itu alasanku menyuka,Â
Walau aku tidak tahu apa sajaÂ
Aku tersenyum kecil, lantas membiarkan hati menjawabnya sendiri
Tetapi, kamu yang membuat aku menjadi tergila dengan menyuka, lantas jatuh pada cinta
Membentangkannya hingga ke hujung senja
Selalu saja menjadi senja
Dan...
Sudah berapa lama, tahun merebut bulan; bulan merenggut minggu, dan minggu merebut hari?
Walau begtu aku masih menggenggamnya di sini;
Sebuah cinta sederhana, yang belum pernah mati
Aku mematung merasa sedih sendiri
Kamu...
Masih menjadi sosok yang tidak akan pernah tergantikan,
Mahkota yang akan tetap bertahta,Â
Assalamualaikum...
Aku menyapamu
Apa kamu balas menjawabnya di sana?
kataku sambil mengusap nisanmu yang kian usang
Source: blog of Perekah-kataÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI