dalam kehidupan sehari - hari pasti kita tidak akan lepas dari komunikasi, komunikasi itu sendiri suatu proses sosial yang dimana setiap individu menggunakan simbol -simbol untuk menciptakan makna dalam lingkungan mereka, pastinya dalam proses komunikasi ini perlu melibatkan ekspetasi, persepsi, penafsiran dan juga tindakan.
dalam Pertukaran kebudayaan akan terjadi, karena siapapun yang datang dari suatu negara atau daerah tidak akan pernah lepas dari budaya di mana Β dilahirkan dan dibesarkan. Pertukaran budaya ini bisa saja menyebabkan konflik, konflik bisa saja diredam dengan adanya kesadaran bahwa setiap orang memiliki budaya yang berbeda-beda.
saat kita berkomunikasi dengan orang lain pastinya kita akan menjadi komunikator yang akan memberikan pesan ke komunikan secara verbal ataupun non verbal yang nanti komunikan akan menafsirkan seluruh pesan dari si komunikator itu sendiri. manusiapun merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup dalam kesendirian, maka dari itulah adanya interaksi antar satu dengan lainnya. dari interaksi ini lah komunikasi akan dipertemukan dengan bermacam ragam budaya semisalnya dari orang sunda dengan orang jawa, orang jawa ketemu dengan orang padang dari segi internasional indonesia dengan jepang dsb. Untuk beradaptasi maka kita perlu mengetahui dan mempelajari Β mengenai komunikasi antar budaya
sebelum ke contoh ke pasangan beda warga negara, sudah sudah mengetahui bahwa perkawinan antara Warga Negara Indonesia (WNI) dengan Warga Negara Asing (WNA) bukan menjadi hal yang asing lagi bagi kita di Indonesia saat ini, otomatis setiap pasangan berbeda kewarganegaraan mengalami hambatan dalam berkomunikasi antarbudaya seperti fenomena gunung es yang dapat dibagi menjadi dua yaitu berada di atas air (above waterline) dan berada di bawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan komunikasi antarbudaya yang berada dibawah air adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang (Lubis, 2018a: 5-6). Hambatan semacam ini cukup sulit untuk diperhatikan atau dilihat, sebagaimana dikatakan Lubis (2018b:13). jadi bahwa orang asing atau pendatang yang melintasi batas budaya tuan rumah dilihat dari pengalamannya, pengetahuan dan tujuan, tetapi harus juga menyesuaikan perilaku komunikasinya dengan pengaturan budaya baru tuan rumah yang didatanginya. Individu tersebut membawa serta budayanya, bahasa, nilai-nilai, agama dan lainnya, tidak jarang menimbulkan kecemasan dan ketegangan yang disebut dengan gegar budaya ( Culture Shock ).
Jadi bahwa bahwa pasangan suami istri dengan latar belakang budaya yang berbeda dapat saling berbagi pandangan, pengalaman dan juga makna agar mampu membangun pengertian bersama melalui komunikasi. Pasangan yang tidak berbagi perspektif, maka pasangan dapat mempersepsi peristiwa atau situasi secara berbeda dan rasa kecewa terhadap perkawinan muncul dan akhirnya menurunkan kualitas hubungan dalam perkawinannya. maka dari sinilah sangat penting komunikasi antar budaya untuk pasangan antar warga negara untuk tidak terjadinya salah paham dalam pengertian dan budaya dalam budaya masing -masing dari negaranya itu sendiri.
Saya ambil contoh sepasanga Suami Istri beda warga Negara
Suami yang berasal dari Lombok dan Istri dari Jepang, kenapa saya ambil contoh suami yang berasal dari Lombok dan Istri dari jepang karena saya terinspirasi oleh salah satu youtuber yang dimana dia kerja di jepang dan mempunyai istri orang jepang siapa lagi kalau bukan Neo Japan atau dikenal bang Dian di akun youtubenya dia selalu memposting budaya disana dan menceritakan selama dia tinggal disana seperti apa budaya disana dengan dia sebagai orang indonesia yang harus bisa beradaptasi dengan budaya disana, disini lah saya mengambil contoh dari beliau.
Sumber Video Dari Youtube Neo Japan
Makanan yang di sajikannya orang Jepang sebagaimana kalau mau menyajikan makanan selalu rapih, simple dan cara makannyapun berbeda yang sudah kita ketahui orang Indonesia pastinya biasanya kalau ingin makan pasti tidak afdol kalau tidak memakai tangan di Jepang sendiri harus memakai sumpit ataupun sendok dan orang jepang itu sendiri tidak begitu suka pedas apalagi sangat pedas. dari segi waktu, Β sangat tepat waktu ketika bang Dian sedang bermain bersama anaknya yusuf jam mandi, jam makan pun sudah di atur atau sudah di list, di indonesia yang sudah kita ketahui pasti kalau soal mandi lewat dari jam yang sudah di tentukan biasa saja, kalau di Jepang sendiri jangan sampai lewat dari jam itu harus sesuai list jam yang udah di tentukan di dalam budaya Jepang itu sendiri otomatis bang Dian harus bisa beradaptasi dengan budaya di jepang karena budaya di Indonesia terutama di Lombok sangat berbeda di Jepang tetapi selama hubungan Bang dian dan istrinya Fatimah walaupun beda culture tetapi bisa menyatu karena dia tau budaya dari suaminya dan istrinya beda disitulah sepasang suami istri ini sama - sama belajar yang namanya komunikasi antar budaya. Jadi bisa kita liat walaupun beda culture tapi bisa menyatu karena dari sepasang suami istri ini tahu dia Β bang Dian dan Istri teh Fatimah pasti ada beda budaya jadi dia sama - sama menerima budaya yang berbeda itu.
Sumber dari Video Tikto Neojapan
Disisi lain bang Dian menuju ke kampung halamannya bersama istri dan anaknya ke lombok disini bang Dian terkena culture shock negara sendiri, ketika bang Dian sesampainya di bandara di bali dari jepang bang Dian ingin membeli kartu perdana dikirain beli di bandara itu murah pas beli kartu perdana di bandara harganya membuat bang Dian kaget harga kartu perdana harganya 400k disinilah bang Dian kaget biasanya harga kartu perdana murah ketika dia tinggal di indonesia dulu dikarenakan 5 tahun di jepang tifak ke indonesia bang Dian kaget dengan harga kartu perdana yang dia beli itu, ketika bang Dian nanya ke karyawan yang jual kartu perdana itu malah memberi tahukan seharusnya kalau mau beli kartu perdana di luar aja murah kalau di bandara mahal disini bang Dian baru tau dikirain bang Dian kalau beli di bandara murah ternyata harganya mahal itupun kalau ingin memakai kartu perdananya harus regis dulu, regisnya pun harus pake KTP luar negeri otomatis bang Dianpun regis dan menjadi bahan pelajaran untuk dia pribadi dan juga penonton di tiktok.
Video di ambil dari tiktok Neojapan
Selain itu juga Bang dian terkena culture shock ketika dia sedang mencari taksi menuju hotel, bandara dari hotel jaraknya 500 meter terbilang dekat, bang Dian mendapat supir taksi ke 1 bang Dian nanya harga dari bandara ke hotel supir taksi pun menjawab 200k dalam hati bang Dian mahal ya bang Dian nanya apa emang harga segitu setiap taksi kata supir taksinya menjawab "coba aja tanya supir lain sama harganya ucap supir taksi" bang Dian pun mengcancel supir taksi ke 1 sehabis itu bang Dian mendapat supir taksi ke 2 bang Dian pun nanya harga dari bandara ke hotel bang Dian pun kaget harganya 400k, bang Dian nanya mahal ya apa harganya tidak di itung per jarak kata supir taksipun menjawab "tidak, kita hitungnya pakai wilayah mau deket mau jauh harganya sama" kata si bapak tukang taksi itu. bang Dian pun mengcancel taksi ke 2 bang Dian pun jalan dari bandara menuju hotel seketika di tengah jalan bang Dian dapat supir taksi bang Dian nanya harganya kata si bapak supir taksinya harganya 150k tanpa basa basi bang Dian dan istri naik taksi ke 3 ini menuju hotel, setibanya di hotel bang Dian ngasih uang ke supir taksi itu dengan harga 200k otomatis seharusnya ada kembalian, bang Dian menunggu pak supir itu karena sehabis di kasih uang itu pak supir sibuk sendiri mengecek dari dasboard mobil saku di kantong, bang Dian menunggu lama habis itu bang Dian nanya "ada apa mas" supir taksipun menjawab "ngga ada kembalian mas" bang Dian pun menunjukkan dompetnya beberapa lembar uang ratusan semua dan bang Dian pun bilang : udah ambil aja mas itu udah rezeki mas ( padahal bang Dian sudah tau arahnya udh ke arah mana disitulah bang Dian menh ikhlaskannya ).
Yang awalnya harganya 150 k jadi 200k disini lah istri bang Dian nanya berapa bayarnya 200k istri bang Dian nanya lagi bukannya 150k bang Dian menjawab " dia tidak ada kembalian" kata istrinya dari Jepang menjawab " tidak profesional supir taksinya" disini kita bisa membedakan di Jepang di setiap supir taksi sudah menyiapkan uang kecil mau itu coin atau uang kertas sudah di siapkan ketika ada penumpang yang uangnya lebih ada kembalian untuk di berikan ke penumpang disitu lah culture shock yang bang Dian alami di tahun 2023 ini.
Kita bisa pelajari di atas mengatasi culture shock ini kita sebagai individu harus membuka diri terhadap hal yang baru karena Kemauan untuk menyikapi segala sesuatu yang baru dan juga berbeda sebagai kesempatan belajar dan mendapat pengalaman, bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi culture shock.
Selain itu apakah komunikasi antar budaya sangat penting untuk pasangan suami istri mau itu beda warga negara maupun beda suku
Pastinya sangat penting karena komunikasi antarbudaya antara pasangan suami istri dapat berfungsi untuk menyatukan perbedaan mereka. Kemampuan menerima pasangan dari budaya yang berbeda sebagai kebiasaan sehari-hari, baik dalam bahasa maupun kebiasaan, merupakan bagian penting dari komunikasi antarbudaya.
Jadi sekian dari saya mohon maaf kalau ada kata -kata yang kurang jelas balik lagi kepada saya disini kita sama - sama belajar kalau ada yang ingin menambahkan atau kritik sangat di sarankan untuk saya semakin berkembang dan semoga tulisan ini bermanfaat untuk pembaca begitupula juga saya terimakasih banyak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!