Mohon tunggu...
Depy Mulyani
Depy Mulyani Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 125 OKU

Seorang pendidik yang ingin selalu memberikan kebermanfaatan dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun. Menulis adalah kegemarannya. Ia juga menyukai alam sebagai bagian dari sebuah pembelajaran hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Dwi Mingguan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara-Aksi Nyata Modul 1.1

6 November 2022   12:14 Diperbarui: 6 November 2022   12:15 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran Murid Kelas 4_Koleksi Pribadi

                                                                                             

Sebagai seorang guru pendatang yang bertugas  di desa dengan kultur budaya yang berbeda, tentunya hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri. Selain harus mempelajari bahasa juga harus menyesuaikan cara mengajar saat di kelas. Selama ini, saya hanya mengerti tentang tugas guru yang harus mampu menyampaikan materi dengan baik pada anak didiknya. Lalu, bagaimana caranya agar semua anak di kelas yang saya ajar, bisa mendapat nilai di atas rata-rata KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) dalam seluruh mata pelajaran.  Saya selalu menginginkan kelas yang tidak banyak keributan di dalamnya, jika ada yang tidak memerhatikan saat saya sedang menjelaskan di depan, seketika saya akan mulai merasa tidak senang dan tanpa sadar menunjukkan kemarahan meski hanya dengan nada sedikit tinggi.  

Satu hari, saat pembelajaran di luar, saya membersamai anak-anak belajar menggambar pemandangan di sekeliling. Tanpa sadar, saya telah kehilangan satu orang diantara mereka. Dengan wajah panik, saya bertanya pada yang lainnya dan mereka hanya menanggapi dengan tertawa. Ternyata, tak lama kemudian anak lelaki tersebut muncul dari bawah sungai yang terdapat di pinggiran sekolah dengan hanya memakai kain basahan pengganti handuk tanpa alas kaki. Kecewa tentunya, karena saya menganggap perbuatannya sama sekali tidak mencerminkan perilaku sopan santun pada guru. Apa yang salah dengan cara saya mengajar?. 

Hingga kemudian, saya melihat ada sebuah Program Pendidikan Guru Penggerak. Sepertinya ada banyak hal menarik dari pendidikan selama 6 bulan itu. Saya mencoba untuk mengikuti alur seleksi tahap demi tahapnya hingga sampailah kini menjadi salah satu  yang lolos seleksi khusus di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Dari pendidikan inilah saya kemudian mulai belajar tentang slogan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Slogan yang seringkali didengar namun tak pernah memahami maksud di dalamnya. Tentang siapa Ki Hajar Dewantara dan juga pemikiran-pemikirannya yang banyak berpengaruh terhadap sistem pendidikan Indonesia saat ini. 

Kegiatan Lokakarya Orientasi PPGP Angkatan 7 Kab.OKU _ Koleksi Pribadi
Kegiatan Lokakarya Orientasi PPGP Angkatan 7 Kab.OKU _ Koleksi Pribadi

                                                            

Dari pembelajaran modul 1.1 yang saat ini saya pelajari, banyak hal yang perlu menjadi bahan refleksi bagi saya seorang guru. Bahwa selama ini, saya baru melaksanakan tugas mengajar, hanya sekadar mentransfer ilmu pada murid. Sedangkan mengajar memiliki perbedaan dengan mendidik. Mengajar adalah bagian dari mendidik. Ki Hajar Dewantara bahkan menerjemahkan kata mendidik dengan arti menuntun. Dari awal sini saja, hal ini sudah membuat saya  merasa sangat bersalah pada murid-murid.  Murid-murid 'dipaksa' menjadi pendengar tanpa terlibat langsung dalam menentukan pembelajaran seperti apa yang mereka inginkan. Di lain pembahasan, Ki Hajar Dewantara pun menjelaskan bahwa menuntun adalah mengarahkan kodrat alam dan kodrat zaman yang ada pada diri anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun masayarakat.  Apa itu kodrat alam? apa itu kodrat zaman? pikiran saya kembali dibukakan dengan kedua kata tersebut.  Bahwa ternyata, setiap diri anak memiliki keunikan, potensi, minat, juga kekuatan yang berbeda-beda. Kodrat alam yang merupakan dasar pendidikan murid yang berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana mereka berada. Juga kodrat zaman yang berhubungan dengan isi dan irama. Apa maksudnya? Bahwa sebagai seorang guru, kita harus mampu mendekatkan murid pada konteks kehidupannya bukan malah sebaliknya. 

Lalu, masih menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara yang memaparkan tentang fungsi pendidikan dalam mengantarkan murid pada keselamatan dan kebahagiaan.  Keselamatan dan kebahagiaan yang bagaimana? hal itu pun saya temukan pada kata merdeka yang juga menjadi bagian dari proses mendidik.  Saya berpikir, berarti selama ini murid-murid saya belum merasa merdeka saat belajar.  Murid-murid seharusnya diberikan kebebasan untuk memilih tujuan belajarnya sendiri.  Sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Maka dari itu, saya pun berupaya untuk mengidentifikasi minat/ ketertarikan, kesiapan/pengetahuan awal, gaya belajar  dan profil belajar murid. Sehingga dengan upaya tersebut saya bisa merencanakan strategi  yang dapat mewadahi kebutuhan belajarnya.  

Saya berharap bisa menjadi sosok guru yang menyenangkan untuk murid, yang tidak hanya menyampaikan materi dengan baik tetapi juga mampu menginspirasi dengan tutur kata, tingkah laku dan cara mengajar yang menumbuhkan motivasi dalam diri murid. Sehingga kelak ketika murid saya dewasa, mereka dapat hidup dengan kecakapan yang telah mereka miliki dan memberikan kepercayaan pada mereka bahwa di masa yang akan datang mereka akan mampu mengisi zamannya demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan. 

Pembelajaran Murid Kelas 4_Koleksi Pribadi
Pembelajaran Murid Kelas 4_Koleksi Pribadi
Pembelajaran Murid Kelas 4_Koleksi Pribadi
Pembelajaran Murid Kelas 4_Koleksi Pribadi

                                                                                                 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun