Mohon tunggu...
Depitriadi Putra Piliang
Depitriadi Putra Piliang Mohon Tunggu... -

Nama lengkap : Depitradi Tempat tgl lahir : Sungai Penuh,17 februari 1991 Pekerjaan : Mahasiswa S1 universitas Andalas Agama : Islam

Selanjutnya

Tutup

Politik

Primus Inter Pares

3 Agustus 2012   07:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:17 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moralitas adalah sifat moral yang berkaitan dengan asas dan nilai-nilai. Moralitas juga berkaitan dengan hal baik dan buruk ( Bertens,2002:7 ). Moralitas berperan sebagai pengatur dan pedoman bagi manusia untuk berprilaku baik agar dapat dikatakan sebagai manusia yang baik dan menghindari prilaku yang buruk ( Keraf,1993:20 ). Jadi, secara sederhana kita dapat menyimpulkan bahwa moralitas adalah kesadaran akan tanggung jawab terhadap asas dan nilai-nilai yang berkenaan dengan keadaan yang baik dan buruk, dan moralitas tidak dapat dijelaskan dengan akal, karena moralitas ini berkaitan dengan kepribadian manusia.

Moralitas secara umum dapat kita temui dalam dua bentuk, yaitu moralitas pribadi dan moralitas sosial. Moralitas pribadi berkaitan dengan hukum alam, artinya kepribadian itu sudah ada pada diri seseorang sejak lahir, sedangkan moralitas sosial Moralitas sosial akan terus berubah sesuai perubahan evolusi masyarakat dan peradaban.

Moralitas pemimpin

Mungkin kriteria sosok pemimpin idaman rakyat secara umum adalahharus pemimpin yang pro rakyat, pemimpin yang dapat mengayomi rakyat kecil, dan yang terpenting mengutamakan kepentingan rakyat diatas dari segala galanya. Melihat kondisi Negara dan pemerintahan yang carut-marut seperti ini sudah sepantasnya masyarakat megidam-idamkan pemimpin yang mampu mengayomi mereka, karena pada hakikatnya pemimpin merupakan sarana pengemban amanat rakyat.

Berbicara mengenai keinginan rakyat akan pemipin yang idaman, ini berkaitan akan kebutuhan. Kebutuhan sebenarnya tidak dapat dikondisikan tapi berdasarkan akan kondisi. Apa yang dibutuhkan rakyat sekarang adalah tuntutan dari kondisi yang ada dimasyarakat, rakyat tidak menginginkan apa yang ada diluar kondisi rakyat. Semisal, rakyat membutuhkan perhatian pemerintah dalam mensejahterakan mereka, maka yang harus dilakukan pemerintah adalah memberikan sarana dan prasana serta pelayanan yang dapat menyokong terwujudkan kesejahteraan, diluar dari itu rakyat sangat tidak membutuhkan.

Sepertinya saat sekarang ini fungsi pemimpin dan wakil rakyat telah beralih haluan, yang pada awalnya wakil rakyat berfungsi sebagai sarana tempat rakyat menyalurkan aspirasi kini beralih menjadi sarana untuk mengeruk keuntungan dari rakyat, dengan kata lain rakyat dijadikan produk yang memiliki nilai jual. Semisal, banyak pemimpin dan wakil rakyat yang menjual kemiskinan rakyat untuk memperoleh kepentingan pribadinya, ini sering sekali kita temui di masa-masa kompanye.

Terkait dengan moralitas diatas, moralitas kepemimpinan sangat mempengaruhi tatanan pemerintahan karena pemimpin yang bermoral akan memiliki tanggung jawab akan kepentingan sosial dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Pemimpin yang sadar akan tanggung jawabnya adalah pemimpin yang mampu mengayomi masyarakat, pemimpin yang dapat mengemban semua amanat rakyat. Jadi pemimpin yang bermoral adalah pemimpin yang pro kepada masyarakat,bukan pemimpin yang menjual masyarakatnya sendiri.

Bukan hanya krisis disektor finansial saja yang tengah melanda rakyat di Negara ini tapi krisis kepemimpinan juga lebih menonjol untuk sekarang ini. Jika kita melihat dari stok dari pemimpin dan wakil rakyat memang sangat banyak,bahkan telah melebihi jumlah kuota,namun yang perlu dipertanyakan adalah apakah calon-calon tersebut bermoral kepemimpinan?

Ada beberapa asumsi yang tengah berkembang dimasyarakat sekarang ini, yaitu beberapa asumsi tentang penyakit yang dapat melumpuhkan Negara, adapun diantaranya adalah kebodohan,kemiskinan, penindasan, dan kebobrokan moral. Berangkat dari asumsi-asumsi tersebut masyarakat mulai menyadari bahwasanya beberapa hal yang sedemikan harus segera diperangi, termasuk memerangi masalah kebobrokan moral, khususnya moral seorang pemimpin.

Sekarang ini rakyat sudah lebih jeli dan kritis dalam menentukan siapa pemimpin mereka. Kejelian rakyat tersebut lahir karena rakyat sudah jera akan pemimpin yang selalu menipu mereka, pemimpin yang selalu tertawa diatas penderitaan mereka. Sebenarnya pemikiran kritis masyarakat ini timbul dari tanda tanya mereka akan moralitas seorang pemimpin.

Adapun yang dapat mempengaruhi pemikiran kritis seseorang dapat ditelisik dari apa yang ia baca dan pelajari, lingkungan pendidikan, lingkungan politik, dan entitas-entitas lainnya yang dapat mempengaruhi kesadaran seseorang.

Moralitas kepemimpin tidak hanya dihujatkan kepada pemimpin Negara dan wakil rakyat saja, tapi juga kepada pemimpin-peminpin yang memegang kendali diatas kepentingan sosial, seperti gubernur,walikota,bupati,camat, dan lain sebagainya.

Didunia pendidikan pemikiran kritis terhadap pemimpin yang bermoral juga sudah mulai berkembang, seperti disaat periode pemilihan senat,rektor,dekan,badan esekutif mahasiswa,dan kepala sekolah, sampai kepemilihan komite sekolah.

Rakyat sekarang membutuhkan pemimpin dan wakil rakyat yang mampu menjunjung moralitas, karena bagi rakyat sikap yang tidak menjujung moralitas dan terlebih lagi pragmatis dalam kehidupan seorang pemimpin dapat merugikan mereka. Rakyat menunggu pemimpin dan wakil rakyat yang berani, dalam artian berani mengatakan sesuatu yang benar dan berani mengatakan yang salah. Rakyat tidak membutuhkan pemimpin dan wakil rakyat yang lebil sering berdusta atau berpura-pura, karena bagi mereka sikap dusta para pemimpin dan wakil rakyat itu merupakan tindakan yang amat sangat tidak bermoral.

Dalam suatu bentuk Negara dan pemerintahan seorang pemimpin hanya “ orang pertama dari yang sama” ( primus inter pares ), bukan seorang yang memiliki kepribadian yang dominan, karismatis dan bertindak sebagai pemilik negara dan pemerintahan.

Moralitas seorang pemimpin sering sekali dirusak oleh tipu daya kesenangan pribadi, semisal korupsi, kolusi, nepotisme. Tanpa disadari ketiga tindakan tersebut adalah musuh yang sangat utama bagi rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun