"Ah sudah dekat," pikir Midin.
Sebenarnya gurun pasir berbatu itu adalah rute perjalanan yang paling berbahaya. Bukan bahaya karena banyak batu-batunya yang tajam, tapi karena tempatnya yang sepi. Biasanya setiap orang yang lewat di situ selalu waspada. Berharap tidak ada hal buruk yang terjadi pada kuda mereka.
Beberapa waktu lalu, Midin pernah mendengar kabar ada pedagang yang dirampok penyamun di gurun itu.
"Jangan pikir yang tidak-tidak. Kalau pun ada penyamun aku tidak takut. Kan aku sudah sangat kenal tempat ini, aku tahu tempat bersembunyi yang aman," Midin terus berbicara sendiri.
Tapi tanpa diduga-duga, kudanya tersungkur karena tersadung sepatunya yang lepas. Midin pun otomatis ikut terjerembab. Beberapa emas dan perak berserakan dari kantungnya.
Kuda milik Midin terus meringis. Salah satu kakinya terluka parah. Suara kuda tersebut mengundang perhatian kelompok penyamun.
Tiga orang penyamun datang mendekati Midin. Mereka terkejut melihat banyak koin emas yang berserakan. Tanpa permisi, para penyamun tersebut merampas seluruh uang hasil berdagang Midin.Â
Setelah merampas, para penyamun pun berlalu sambil tertawa puas. Tinggalah Midin menangis seorang diri. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H