Mohon tunggu...
Depi Permatasari
Depi Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa

Saya Depi Permatasari, Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa program studi Manajemen.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketergantungan yang Mematikan: Judi Online dan Lonjakan Kasus Bunuh Diri

6 Juli 2024   08:41 Diperbarui: 6 Juli 2024   08:44 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, judi online telah mengalami pertumbuhan yang pesat, menarik jutaan pemain dari seluruh dunia. Namun, di balik kilauan dan kegembiraan permainan, terdapat sisi gelap yang mengancam kehidupan banyak orang. Lonjakan kasus bunuh diri yang terkait dengan ketergantungan pada judi online telah menjadi perhatian serius. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana ketergantungan pada judi online dapat menyebabkan tragedi ini dan mengapa masalah ini perlu mendapatkan perhatian lebih.

Judi online menawarkan berbagai permainan yang mudah diakses kapan saja dan di mana saja. Kemajuan teknologi dan internet memungkinkan pemain untuk berjudi dengan hanya beberapa klik, tanpa harus meninggalkan rumah. Faktor kenyamanan dan kemudahan akses ini telah meningkatkan jumlah pemain secara signifikan.

Judi online dirancang untuk menciptakan ketergantungan melalui berbagai mekanisme psikologis. Penggunaan warna-warna cerah, suara yang menarik, dan hadiah instan memicu pelepasan dopamin di otak, yang menciptakan perasaan senang dan kepuasan. Seiring waktu, pemain mungkin merasa sulit untuk berhenti karena terus-menerus mencari sensasi dan hadiah tersebut.

Ketergantungan pada judi online dapat memiliki dampak psikologis yang parah. Pemain yang kalah sering kali mengalami stres, kecemasan, dan depresi. Perasaan putus asa dan ketidakmampuan untuk mengendalikan kebiasaan berjudi dapat memperburuk kondisi mental mereka. Dalam beberapa kasus, pemain yang terjebak dalam lingkaran kekalahan merasa bahwa bunuh diri adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri penderitaan mereka.

Data menunjukkan peningkatan kasus bunuh diri yang terkait dengan judi online semakin meningkat. Banyak dari kasus ini melibatkan individu yang menghadapi tekanan finansial yang luar biasa akibat kerugian besar dalam berjudi. Kehilangan tabungan, utang yang menumpuk, dan hilangnya dukungan sosial dapat mendorong individu ke ambang putus asa. Berbagai laporan mengungkapkan kisah-kisah tragis di balik statistik ini. Misalnya, seorang pria muda yang kehilangan seluruh tabungannya dalam satu malam judi online, akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Kisah-kisah seperti ini menyoroti betapa mendalamnya dampak negatif judi online terhadap kehidupan seseorang.

Meningkatnya kasus bunuh diri karena ketergantungan judi online menunjukkan perlunya intervensi dan regulasi yang lebih ketat. Pemerintah dan lembaga terkait perlu bekerja sama untuk mengembangkan kebijakan yang melindungi pemain, seperti batasan pengeluaran, program pendidikan tentang risiko judi, dan akses ke layanan kesehatan mental.

Ketergantungan pada judi online adalah masalah serius yang dapat memiliki konsekuensi tragis. Lonjakan kasus bunuh diri yang terkait dengan judi online menyoroti pentingnya perhatian dan tindakan cepat untuk mengatasi masalah ini. Dengan memahami mekanisme ketergantungan, dampak psikologis, dan peran dukungan sosial, kita dapat bekerja menuju solusi yang efektif dan mengurangi risiko bunuh diri di kalangan pemain judi online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun