Ini menunjukan bahwa kepemilikan sumber daya dan ekonomi dapat menjadi penentu dalam manuver geopolitik suatu negara, kita tidah melihat China mengatakan anti terhadap negara-negara yang bersinggungan dengan LCS dan kita juga tidak melihat kebencian negara China menolak untuk bekerja sama dengan negara-negara di sekitar LCS. Memiliki sumber daya energi yang dibutuhkan negara-negara lain tentu memudahkan negara produsen energi untuk bekerja sama dengan negara dan pihak mana saja untuk memenuhi kepentingan nasionalnya. Hal ini akan lebih baik lagi jika negara-negara di ASEAN dapat menyatukan solidaritas ekonomi dan keamanannya sebagaimana yang dilakukan di Uni Eropa untuk memperkuat eksistensinya. Hal tersebut juga dapat menunjukan kepada dunia bahwa negara ASEAN ada dan memiliki potensi untuk ikut andil di pasar energi dunia. Hubungan kerja sama tersebut juga dapat membentuk kondusifitas lingkungan strategis global (Sidik,2023), bayangkan jika negara ASEAN merupakan negara yang tidak memiliki kelebihan sumber daya energi ataupun daya tarik lainnya, tentu ceritanya akan berbeda.
Saya merasa bahwa ini menjadi kesempatan bagi Indonesia dengan level kedekatannya dalam konteks kerja sama ekonomi saat ini bisa membantu menengahi konflik yang terjadi di LCS bersama dengan negara ASEAN lainnya yang terdampak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H