Beberapa waktu yang lalu terdapat berita yang sempat menghebohkan masyarakat Indonesia. Pasalnya banyak data masyarakat Indonesia yang bocor dan katanya dijual di situs internet terlarang (dark net). Yang jadi pertanyaannya adalah apakah data kita tidak dilindungi? Dan apakah data kita itu tidak penting?
Yang mengejutkan adalah sebenarnya data pribadi kita jika dijual itu tidaklah mahal, bahkan data pribadi kita seperti nama, umur, tanggal lahir dan lain-lain itu harganya setara dengan kaleng soda bekas.
Walaupun data kita sangatlah murah, namun jika data kita itu bocor atau dijual, bisa membuat kerugian yang sangat-sangat besar.
Di Amerika Serikat sendiri, hampir 45% perusahaan mengalami kebocoran data dalam satu tahun terakhir. Dari kebocoran data tersebut mengakibatkan beberapa dampak yang serius seperti kerugian finansial, hilangnya reputasi, kehilangan pelanggan, hingga tuntutan hukum.
Perlu dipahami bahwa ada banyak cara agar seseorang bisa mencuri data kita. Dan bahkan ada beberapa cara yang sudah tidak terlihat asing di telinga banyak orang. Pencurian data dengan cara seperti phising, peretasan akun (hack), dan malware adalah sebagian kecil dari banyaknya cara yang dilakukan seseorang untuk mengambil data kita.
Jika data-data kita itu sangatlah murah, lalu kenapa ada orang yang ingin mencuri data kita?Â
Ketika orang mencuri data, kemungkinan data tersebut akan digunakan oleh sesuatu yang tidak seharusnya. Mungkin dulu ada beberapa di antara kita yang sering mendapatkan sebuah SMS atau telepon dari nomor yang tidak kita kenali. Atau mungkin sekarang ada yang mendapat pesan WA yang isinya agar segera membayar hutang padahal kita merasa tidak pernah mengajukan hutang.
Kalau kita mendapat hal tersebut, maka sudah bisa dipastikan kalau data nomor kita sudah disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Selain bisa digunakan untuk kepentingan personal, data kita juga bisa digunakan untuk kepentingan bisnis dan juga politik. Contohnya adalah untuk pemasaran produk, kampanye untuk pemilu bahkan mungkin untuk kepentingan propaganda.
Banyak orang mengira kalau data-data pribadi kita hanyalah sebatas data diri saja, padahal data-data seseorang bisa berbagai macam jenisnya. Bahkan ketika kita sedang menjelajahi situs internet, ada banyak kegiatan yang kita lakukan tanpa sadar kalau hal tersebut sama saja dengan membagikan data-data kita.