Mulai dari mana cinta itu datang rasanya aku tak tahu bahkan tanpa sadar sudah merasuk kedalam jiwa
Mulai lah warna mendominasi kekosongan yang ada
Manusia seperti ku bingung karena tak punya pegangan
Hari rasanya berat bila di lalui tanpa mu
Tak ada cukupnya ku meminta
Tanpa sadar diri ini tak pernah memberi celah
Sadisnya memang membuat kuhampa lara
Nyatanya diri ku yang tak tau bahwa dia pemberi warna dominan itu
Kalut menyelubungi bagai awan hitam pekat
Jauh di hati mengalami kekosongan material cinta yang diberikan
Yah, wanita memang selalu ingin dimengertiÂ
Terkadang tak mau mengerti
Begitupun diriku...
Jangan salahkan bahasa cinta
Tambahkan materi cinta dalam jiwaÂ
Tidak dengan cara jumawa
Tekad yang kuat
Ubah rindu tak tentu menjadi
Pengikat kesetiaan
Jangan bodoh dan dibodohi
Karena diamnya wanita meminta Sang Ilahi untuk turut membuka jalan
Jalan yang dirasa sulit akan selalu sulit tanpa usaha
Usahakan selagi masih ada
Jika sudah tak ada
Lantas siapa yang patut disalahkan?
Takdir Tuhan?
Jangan bodoh
Kamu mahluk sebagaimana diciptakan untuk memilih
Tuhan yang menentukan pantas tidaknyaÂ
Bukan manusia
Jadi jangan merasa seolah-olah kamu penentu pantas tidaknya seseorang
Karena kamu bukan Tuhan
Melainkan ciptaanNya
ad.p
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H