Mohon tunggu...
Deotri Totonafo Saro Gulo
Deotri Totonafo Saro Gulo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Segera Legalkan Ganja Medis"

7 Oktober 2022   12:19 Diperbarui: 7 Oktober 2022   12:29 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Harapan dalam Perspektif Penulis

Disini penulis menyadari penulis bukanlah ahli bidang kesehatan atau ahli bidang medis dan obat-obatan, akan tetapi penulis melihat efek dari ganja yang ternyata mempunyai dampak positif, lalu merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan melihat fakta di lapangan, hal ini menurut penulis mengindikasikan bahwa apa yang kita yakini di dalam sesuatu hal yang buruk tidak selamanya semuanya buruk, pasti ada sisi positifnya.

Penulis melihat bahwa pemerintah menganggap hal ini sepenuhnya negatif, tetapi di lain hal pemerintah tidak mampu memberi solusi atau alternatif lain seperti yang di alami oleh Yeni dari Kalimantan Barat yang menggantungkan hidupnya pada tumbuhan ganja ini. Penulis melihat ini adalah bentuk keputusan yang sulit diambil oleh pemerintah, tetapi ini adalah satu-satunya cara untuk mengatasi hal ini, sederhananya ini adalah pilihan terbaik di antara pilihan terburuk.

Memang bagi kita orang yang sehat bugar bisa mengatakan tidak butuh ganja dan menganggap ganja sesuatu yang negatif dan berbahaya. Akan tetapi di lain hal, bagi orang yang baru saja menjalani kemoterapi pasca kanker atau seperti yang dialami Ibu Yeni ini yang sangat membutuhkan ganja medis ini untuk menyambung hidupnya. Simplenya begini, kita tidak butuh ganja, tetapi bagi orang yang membutuhkannya, mereka jelas butuh ganja medis.

Kita juga harusnya tidak boleh memaksakan kehendak kita yang tidak butuh ganja terhadap orang yang sangat jelas membutuhkan ganja dengan alibi apapun serta mencoba membenarkan tindakan kita untuk mendukung pelarangan ganja medis di Indonesia. Hal ini membuat orang yang membutuhkan ganja medis semakin tersakiti. Selain tersakiti karena penyakit mereka, rasa sakit mereka semakin diperparah dengan di anggapnya obat penyembuh mereka sebagai sesuatu yang ilegal.

Terakhir, di sini penulis juga berharap pemerintah dapat memahami persoalan ini dan melihat permasalahan ini dengan menggunakan kacamata yang berbeda. Mengenai upaya untuk melegalkan ganja medis ini pun harus di ikuti oleh kebijakan publik yang berkualitas serta bisa menjamin hal ini tepat sasaran dan kontrol yang ketat sehingga tidak berpeluang untuk disalahgunakan selain untuk kegiatan medis untuk menyelamatkan kehidupan banyak orang yang memang membutuhkan hal ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun