Mohon tunggu...
Deotri Totonafo Saro Gulo
Deotri Totonafo Saro Gulo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pentingkah Adat Saat Ini?

18 Oktober 2021   14:31 Diperbarui: 18 Oktober 2021   15:44 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adat Istiadat adalah sesuatu kebiasaan yang telah dilakukan oleh orang zaman dahulu yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Saat itu adat dibuat untuk mengatur kehidupan masyarakat agar lebih tertib dan teratur karena pada saat itu belum ada suatu aturan baku yang berlaku. 

Tujuannya agar ada suatu semacam undang-undang tidak tertulis yang mengikat seluruh masyarakat bahkan memaksa masyarakat untuk mematuhinya.

kan tetapi dengan seiring majunya zaman, adat sudah mulai disaingi oleh aturan-aturan agama dan aturan-aturan negara yang lebih maju dari pada aturan adat. Lalu pertanyaannya apa masih relevankah aturan adat diberlakukan di zaman seperti yang kita rasakan saat ini?.

Keburukan aturan adat

Aturan adat pada dasarnya mendidik setiap orang agar mau dibentuk menjadi manusia yang baik. Namun, jika kita berkaca pada hari ini, banyak sekali aturan-aturan adat yang tidak sewajarnya diterapkan pada saat ini. 

Contohnya adat di dalam pelaksanaannya mengharuskan melalui segala sesuatu keribetan yang kadang kala terkesan bertele-bertele dan memberatkan yang tidak sesuai dengan zaman teknologi saat ini yang membuat kita semakin mudah dan terbantu dengan adanya teknologi ini. 

Selain itu, kemajuan zaman mengajarkan masyarakat zaman ini untuk melaksanakan segala sesuatu serba instan dan cepat tanpa perlu adanya keribetan. Hal ini mengubah pola hidup saat ini dari yang sebelumnya lambat menjadi cepat dan dari yang sebelumnya sulit menjadi mudah. Di sisi lain, aturan adat tidak mempunyai dasar untuk memaksa setiap orang harus mematuhinya. 

Sedangkan dilihat pada aturan agama mempunyai dasar yaitu kitab suci dan aturan negara yaitu undang-undang yang jelas-jelas tertulis. Orang sudah mulai berpikir kenapa harus mematuhi sesuatu yang tidak jelas dasarnya bahkan tertulis pun tidak, hanya sekedar ucapan secara lisan saja yang diikuti dari generasi ke generasi.

Di dalam pelaksanaan ritual adat pun terkadang tidak masuk logika yang kebanyakan dikaitkan-kaitkan dengan hal mistis bahkan beberapa adat mengajarkan penyembahan kepada Tuhan lain yang jelas-jelas ini bertentangan dengan aturan-aturan agama yang mengajarkan hanya menyembah kepada-Nya dan mejauhi hal-hal seperti ini.

 Juga Kadang dilihat, orang yang melaksanakan adat lebih mementingkan atau lebih mematuhi aturan adat dibanding aturan agama atau aturan negara. 

Contohnya saja ketika ada Pemilu, masyarakat adat kebanyakan tidak mau ikut mencoblos kalau tidak diperintah oleh petinggi adat mereka, padahal ini merupakan perintah dari negara dan dalam ajaran agama juga mengajarkan untuk ikut memilih pemimpin. 

Hal ini membuktikan masyarakat adat lebih taat pada aturan adat dari pada aturan agama dan aturan negara. 

Selain itu adat juga membuat orang menjadi introvert atau pribadi tertutup karena menurut mereka baik buruknya yang mereka lakukan, ini harus tetap dilakukan tanpa memikirkan dampaknya dan tidak mau mencoba melihat segala sesuatu di luar sana yang berbeda dari mereka. 

Mereka rela menghabiskan banyak uang, waktu dan tenaga demi terlaksananya kegiatan adat hanya untuk supaya mendapatkan apresiasi oleh banyak orang. Padahal, kalau dipikir-dipikir, adat tidak memberikan jaminan apapun kepada kita atau kita tidak mendapatkan feedback apapun dari hal tersebut. 

Contohnya aturan agama, dengan mematuhi aturan agama, bagi orang yang percaya feedback nya adalah akan masuk surga. 

Begitu juga aturan negara, dengan mematuhi aturan negara, feedback nya kita diperbolehkan tinggal di suatu wilayah kekuasaan negara serta mendapatkan jaminan akan hak tersebut dan juga menyandang status sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) misalnya.

Sedangkan adat tidak memberikan feedback apapun kepada kita dan juga tidak bisa menjamin apaun dalam kehidupan, yang didapat hanyalah apresiasi dari banyak orang, hanya sekedar itu tidak lebih dan tidak ada gunanya.

Pemaksaan

Kadang kala dengan kondisi adat yang memberatkan ini, orang-orang sudah mulai tidak mau lagi melaksanakan adat. Akan tetapi, hal itu kebanyakan ditentang oleh orang tua atau keluarga yang masih memegang teguh aturan adat. 

Menurut mereka, ini mesti dilestarikan agar tidak punah dikemudian hari. Namun, bukannya tidak mau melestarikan adat, hanya saja karena kegiatan adat tersebut yang terkadang memberatkan, orang-orang mulai malas melaksanakan adat. 

Niat orang yang tetap memegang teguh adat adalah baik, menurut mereka yang hidup di zaman dahulu, inilah yang terbaik dari zaman kami zaman dahulu yang ingin kami terapkan di zaman sekarang, agar orang zaman sekarang bisa baik seperti kami. 

Namun, kebaikan di zaman dahulu belum tentu baik di zaman sekarang karena sudah berbeda situasi dan kondisi. Begitu juga saat ini, apa yang menurut kita baik hari ini, belum tentu akan tetap baik di sepuluh tahun atau dua puluh tahun ke depan karena situasi dan kondisi sudah jauh berbeda. 

Lagian juga, di satu sisi sesuatu hal yang dipaksakan tidak akan mendapat hasil yang baik dan maksimal.

Reformasi Adat

Seperti yang disinggung di awal tadi, pada dasarnya adat adalah sesuatu yang baik, hanya saja ada beberapa hal yang perlu di lakukan untuk menyempurnakan adat seperti halnya reformasi adat atau perubahan secara besar-besaran terhadap adat. 

Mungkin bisa dimulai dengan membuat aturan tertulis dari adat yang isi peraturannya mengikuti zaman dan masuk ke dalam logika sehingga mempunyai dasar dalam pelaksanaannya serta aturannya tidak bertele-tele dan memberatkan siapapun dimana peraturan adat tersebut merupakan hasil kesepakatan oleh semua warga masyarakat setempat dimana adat tersebut dilaksanakan. 

Yang kedua, motivasi ketika melakukan adat sewajarnya saja dan tidak usah terlalu menyanjung adat serta mangabaikan aturan dari agama maupun aturan dari negara. 

Yang ketiga, aturan agama, aturan negara, dan aturan adat berjalan beriringan bukan untuk saling mempengaruhi atau saling menyaingi melainkan saling bekerja sama untuk membentuk dan mendidik manusia menjadi baik.

Jika ingin aturan adat dan kegiatan adat tetap dilaksanakan saat ini, maka perlu penyesuaian akan hal itu mengingat zaman yang sudah semakin maju. Sederhananya begini, jangan paksa zaman untuk mengikuti adat, tapi paksa adat untuk mengikuti zaman, karena sejatinya, adat yang baik adalah adat yang bisa diterima oleh semua orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun