kucipta dengan deret kata
kurangkai dengan menyeret rasa
Tegas hadirmu
lantas lesung pipimu
berarak rancak ke benak
dengan derap gerak nan semarak
berhari-hari dikau menari-nari
mengisi lembar hati yang sepi
melukis gambar diri yang seri
yang pasti dalam sembunyi
Biar saja
tak kau baca hatiku
cukup saja
kau kubaringkan di mataku
begitulah saja
caraku merasa parasmu
Itu saja, hanya itu
Bukan karena ciut nyali mengata
atau karena tipis sisi kasih ini
Tapi kalau kau pilih ikut bermain
memainkan permainan mainanku
kitapun hanya akan bermain-main
memainkan kata dan rasa
cinta kita dalam cerita
sampai telat berita ini cuma permainan
kaupun tahu kau cuma kupermainkan
lalu permainan itu ‘kan melukaimu
dan cuma ini yang harus kau tahu:
kutakut melukaimu
Sebelum duri mengukir perih di indahmu
baiknya di sini saja kuletakkan jejakmu:
mengada sebatas kata
dalam puisi rahasia
yang kutahu
tak lagi rahasia untukmu...
Malang, 26102011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H