Mohon tunggu...
Deo Dwi Purwanto
Deo Dwi Purwanto Mohon Tunggu... Petani - Young Max Arok

Belajar tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budaya Gotong Royong di Era Globalisasi

13 Mei 2021   14:50 Diperbarui: 13 Mei 2021   15:08 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perubahan Zaman Membawa aspek tanpa batas bagi tatanan kehidupan masyarakat Indonesia bagaikan dua belah mata pisau tajam di antara kemajuan dan kemunduran terhampar luas di dunia damai ini tanpa ada peperangan, penjajahan, perbudakan, segala pilihan terbuka lebar bagi rakyat Indonesia untuk menentukan jalan hidupnya masing-masing, dan pemeran utamanya ialah pemuda sebagai kompas di masa kecanggihan teknologi Digital dimana sumber pengetahuan bagai jentikan jari diperoleh tanpa harus bersusah payah Menempuh jarak, waktu dan tenaga, seharusnya ini adalah bentuk berkah yang harus jeli diolah agar seluruh masyarakat Indonesia kelak memiliki dasar kemampuan membangun bangsa ini lebih besar dan makmur.

Tetapi berkah tersebut Menyimpan Bom waktu karena mengikis perlahan-lahan kekayaan budaya yang dimiliki negara Indonesia dikarenakan masyarakatnya berfokus untuk meningkatkan kualitas individual Masing-masing untuk beradaptasi di masa kini, belum lagi musibah pandemi covid-19 memperparah keadaan, sehingga tiang utama budaya gotong royong terbatas ruang geraknya, oleh karena itu, hal ini menjadi "tugas berat bagi generasi muda untuk mempertahankan dan melestarikan" Jangan sampai kelak Indonesia maju tapi nilai budayanya lenyap tergantikan budaya luar yang lebih dipahami, Tiada hak Melarang Seseorang mengenali budaya luar sebagai referensi dalam menambahkan wawasan TAPI jangan pula budaya Luar tersebut kita jadikan pedoman hidup dan meninggalkan budaya sendiri oleh Tuhan Yang Maha Esa dilimpahkan tanpa terhitung Bagi Indonesia Ini.

Sesungguhnya budaya gotong royong itu kunci persatuan, kesatuan dan kerukunan diwariskan oleh para pendiri bangsa Indonesia sebagai landasan menyatukan berbagai macam keragaman suku, budaya yang tersebar di seluruh pelosok negeri, dan tahap pertama gotong royong tersebut ialah Sikap tolong menolong antar sesama, Bermandi kan keringat bersama, memikul sakit bersama guna menciptakan Suatu perbaikan hidup bersama tanpa memandang status, sosial dan lain-lain, maka jiwa-jiwa semangat ini harus menjadi urat nadi di segenap rakyat Indonesia terutama untuk generasi muda di masa kini. Agar kepekaan pemuda semakin tajam melihat kondisi saudaranya se-tanah air, niscaya perputaran zaman apapun itu nilai-nilai luhur budaya ASLI Indonesia TETAP Utuh tidak goyah oleh perubahan-perubahan Zaman.

Maka semakin Jelas Kalimat Bung Karno sebagai Alarm pengingat Kita semua di zaman sekarang ini dengan istilah JASMERAH (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah) Tanpa Cinta dan perhargaan pada sejarah serta budaya kita sendiri, Kita terkoyak-koyak dan akan hidup terasingkan dipinggir dunia yang mengglobal tanpa mengenal jati diri dan tersesat selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun