Mohon tunggu...
Vinsensius Mischa Aldeo
Vinsensius Mischa Aldeo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Postulan Stella Maris Malang

More than Words.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rindu: Jiwa yang Mudik

21 April 2023   22:52 Diperbarui: 21 April 2023   23:04 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barisan roda empat yang macet di gerbang tol, kepadatan di stasiun dan kerumunan manusia yang berdesak-desakan di pelabuhan. Kurang lebih potret-potret inilah yang ditampilkan di televisi, sosial media dan surat kabar akhir-akhir ini. Berbondong-bondong manusia yang mencari peruntungan di tanah rantau kompak pulang kandang. 

Mereka rela berdesak-desakan di perjalanan karena dimotivasi rindu akan keluarga dan kampung halaman. Namun, jangan kita lupa untuk menaruh simpati kepada mereka yang kurang beruntung untuk masuk ke dalam potret-potret itu; kepada mereka yang tak kompak beranjak walau sudah dimotivasi rindu setengah mati.

Terlepas apakah mereka yang memilih tak pulang atau memang tak mendapat kesempatan untuk memilih, yang jelas jiwanya sudah patut meronta-ronta mengingat keluarga. 

Mungkin ada benarnya Socrates mengatakan manusia adalah jiwa. Jiwa itu bebas. Siapa saja bebas mempertemukan jiwanya dengan yang diinginkan di dalam rindu walau Plato mengatakan bahwa badan adalah "penjara" jiwa. Badan yang kejam memenjarakan jiwa di dalam rindu. Jadi, sebenarnya mereka ini adalah korban kontradiktif dirinya sendiri.

Status korban rindu sebetulnya bisa menjadi kesempatan untuk mengalami penderitaan yang mengasyikkan. Korban rindu hanya kalah badan dengan mereka yang bisa pulang. Jiwa yang bebas sudah pasti pulang. Pulang kepada ingatan akan semua yang dikenangkan. Jadi, di momen hari raya ini tak ada seorangpun yang tak mudik. Semuanya mudik. 

Ada yang mudik badan sekaligus jiwa. Ada juga yang mudik hanya jiwa. Pikiran dan perasaannya pulang kampung dengan transportasi rindu. Semoga saja mereka ini kuat melakukan perjalanan yang berat. Perjalanan mudik yang lebih macet daripada kemacetan di gerbang tol, yang lebih padat daripada kepadatan di stasiun dan yang lebih sesak daripada kesesakan di pelabuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun