Mohon tunggu...
Deo Irwan Saputra
Deo Irwan Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah seorang yang memiliki hobi menulis terkait dunia entertaiment dan olaharaga

Saya memilki hobi menulis terkhususnya menulis konten yang berhubungan dengan sepakbola dan juga dunia entertainment seperti musik dan juga film, saya juga sering menulis di sebuah Komunitas bernama New Concept dan New People. Selain itu, saya juga sangat menyukai dunia Teaching dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Beberapa Faktor Pemecatan STY Sebagai Pelatih Timnas Indonesia

10 Januari 2025   15:04 Diperbarui: 10 Januari 2025   15:13 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu tepatnya pada hari senin lalu tanggal 6 Januari 2025, persepakbolaan tanah air dikejutkan oleh kabar yang tidak mengenakkan pasalnya sang juru taktik timnas Indonesia asal korea Selatan yaitu Shin Tae Yong resmi berpisah atau dengan kata lain sudah tidak lagi melatih Tim Nasional Indonesia. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua PSSI Erick Thohir dalam sebuah Konferensi Pers di Jakarta.

Menurut Erick Thohir Keputusan ini diambil berdasarkan rapat yang diadakan secara tertutup Bersama Shin Tae Yong dan jajaran PSSI dan menghasilkan Keputusan untuk PSSI yang memecat Shin Tae Yong atau kerap disapa STY ini, dan juga di dalam Konferensi pers yang lakukan oleh Erick Thohir dirinya menegaskan bahwa hubungan antara PSSI dengan STY tetap berjalan baik meskipun hasilnya menjadi akhir kerjasama antara STY dan juga pihak PSSI. Dia juga menambahkan bahwa Keputusan ini juga diambil berdasarkan evaluasi mendalam tentang kebutuhan akan perubahan kepemimpinan dan juga dinamika internal di Timnas Indonesia yang menjadi perhatian utama PSSI dalam membuat keputusan tersebut.

Keputusan ini juga membuat heboh di seluruh Indonesia khususnya pecinta sepakbola tanah air yang sempat menjadi trending topik di beberapa media sosial seperti Instagram dan juga X. Beberapa media juga banyak yang melaporkan pemecatan yang sangat "tiba-tiba" ini. Mereka sangat menyayangkan keputusan PSSI ini. Hal tersebut dikarenakan agenda pertandingan timnas masih banyak seperti pertandingan Kualifikasi Piala Asia U-23 dan juga persiapan untuk melawan Australia dalam waktu dekat ini dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Selain itu Keputusan ini dinilai terlalu terburu-buru dan tanpa penyebab yang pasti, dan juga mereka geram dengan keputusan ini. Beberapa media dan juga pengamat sepakbola tanah air menduga pemecatan ini dikarenakan hasil yang buruk didapat STY dalam ajang piala AFF 2024. STY yang saat itu menurunkan Skuad muda Timnas U-22 yang bisa dikatakan beberapa pemain belum pernah melakoni debut Bersama timnas. Tujuan dari penggunaan skuad muda U-22 adalah sebagai persiapan kualifikasi piala Asia U-23 di Arab Saudi. Dan skuad ini bahkan tidak bisa menembus babak grup piala AFF 2024 setelah kalah dari Vietnam dan juga Filipina dan hanya meraih satu kemenangan melawan Myanmar dan meraih hasil imbang saat menjamu Laos.

Keputusan yang sangat mendadak ini juga membuat banyak pihak yang terus bertanya-tanya dan menduga-duga. Pasalnya STY sudah lama melatih Timnas Indonesia sejak 2019, yang pada saat itu beliau datang dengan tugas yang sangat banyak dan juga seperti melakukan pembenahan untuk Timnas Indonesia dan saat ini pun Indonesia sudah menjadi negara yang ditakuti di kancah Asia pasalnya, sekarang Indonesia memiliki peluang untuk lolos ke Piala Dunia 2026 yang akan diadakan di Amerika Serikat dan juga Kanada.

Untuk itu, mari kita melihat beberapa alasan yang bisa dikatakan menjadi faktor atau pemicu berakhirnya kerja sama antara pihak PSSI dan STY dalam menangani Timnas Nasional Indonesia.

1. Skema Permainan yang Defensif dan Hobi Merotasi Pemain

STY yang dinilai miskin taktik dan hobi merotasi pemain di laga penting (tuban.inews.id)
STY yang dinilai miskin taktik dan hobi merotasi pemain di laga penting (tuban.inews.id)
STY sudah hampir 5 tahun menahkodai Timnas Indonesia tepatnya pada tahun 2019 sejak kedatangannya. Saat kedatangannya pun Timnas kita dinilai belum bisa memaksimalkan kemampuan dasar dari sepakbola mulai dari passing hingga shooting sehingga saat kedatangannya Timnas Indonesia mulai didorong untuk memaksimalkan kemampuan dasar terlebih dahulu, setelah itu kita bisa melihat perkembangan permainan Timnas Indonesia dari tahun ke tahun yang sudah mulai memaksimalkan kemampuan passing yang baik dan penyelesaian yang baik ketika berada di gawang lawan. Hal ini sempat mendapatkan pujian dari beberapa pihak dan menganggap bahwa beliau adalah salah satu pahlawan yang membantu Timnas Indonesia kembali ke trek permainan yang bagus. Namun, lama-kelamaan permainan Timnas menjadi lebih defensif atau bertahan hal ini terlihat dari yang awalnya STY menggunakan formasi 4-3-3 menjadi 4-5-1 atau 3-5-1. Karena perkembangan sepakbola modern yang mulai menggunakan formasi 3 pemain belakang yang dianggap bisa memaksimalkan kemampuan pemain sayap. Namun, berbeda dengan permainan Timnas yang cenderung memakai permainan satu dua dan menyerang sesuai yang diajarkan sekolah persepakbolaan ataupun permainan-permainan kita sebelumnya. Hal ini terus mendapat kritikan dan terbukti di beberapa pertandingan melawan negara-negara diluar Asia Tenggara seperti Jepang, Arab Saudi dan Australia Timnas kesulitan dalam mengimbangi permainan mereka. Hal ini terus menerus dilakukan permainan defensif ala STY dinilai tidak efektif dengan sehingga beliau dikatakan "miskin taktik" akibat permainan defensif yang terus menerus diterapkan dan berlawan dengan filosofi permainan timnas sebelumnya yang bermain menyerang.

Selain itu juga, STY bisa dibilang hobi melakukan rotasi pemain Timnas Indonesia. Rotasi yang dimaksud adalah mengganti susunan pemain atau tidak konsisten menggunakan pemain yang bisa dibilang selalu bermain bagus justru saat pertandingan selanjutnya malah ditempatkan di bangku cadangan. Terlebih lagi rotasi ini dilakukan ketika skuad garuda melakoni laga-laga penting seperti saat laga Kualifikasi Piala Dunia melawan Australia dan Bahrain hanya mendapatkan hasil imbang, puncaknya ketika melawan China. Timnas yang saat itu di unggulkan malah harus mengakui keunggulan China dengan skor 2-0. Kegagalan- kegagalan ini dinilai akibat STY selalu melakukan percobaan ataupun rotasi pemain di laga-laga krusial saat skuad Garuda membutuhkan poin kemenganan. Rotasi memang terkadang dilakukan pelatih-pelatih sepakbola untuk menemukan formula yang tepat agar dapat meriah kemenangan. Namun, dalam hal ini STY bisa dibilang melakukan kesalahan akibat hobinya yang merotasi pemain.

 2. Tidak bisa memaksimalkan pelayanan yang baik dari PSSI

STY dan PSSI memilki hubungan yang baik dan pelayanan yang baik bagi sepakbola Tanah air (detik.com)
STY dan PSSI memilki hubungan yang baik dan pelayanan yang baik bagi sepakbola Tanah air (detik.com)
Hubungan STY dan Erick Thohir selaku ketua PSSI juga dinilai sangat baik semenjak kedatangan STY yang saat itu ditunjuk oleh Mohammad Iriawan atau yang dikenal Iwan Bule yang berakhir masa kepemimpinannya lalu digantikan oleh Erick Thohir juga ikut memberikan kontribusi yang baik kepada STY dalam penanganan Timnas Indonesia, terbukti Timnas Indonesia yang awalnya terseok-seok di peringkat 171 lalu naik ke peringkat 151 dan tidak hanya itu saja servis yang diberikan PSSI di zaman kepemimpinan Iwan Bule berhasil mendatangkan pemain Diaspora atau keturunan seperti Jordi Amat, Elkan Baggot dan Shayne Pattynama. Selama kepemimpinan Erick Thohir pun PSSI tidak berhenti-hentinya memberikan servis yang "wah". Terbukti saat ini Timnas Indonesia memiliki 17 pemain keturunan yang bahkan prosesnya pun cepat dan tidak bertele-tele dan STY juga memiliki kebebasan untuk memilih pemain yang akan dijadikan warga Indonesia karena dulunya pemain-pemain asing ini bermain untuk negara lain. Bahkan saat ini Indonesia memiliki beberapa pemain keturunan Grade A yang bermain di liga terasa Eropa Seperti Jay Izdes dan Kevin Dicks. Perjalanan yang sangat panjang ini pun dengan pemberian layanan yang baik dari PSSI ini bahkan belum bisa mempersembahkan piala bagi Timnas Indonesia. Prestasi terbaik Timnas hingga saat ini duduk di peringkat 129 FIFA. Beberapa pihak yang menyayangkan perjalanan Timnas saat ini yang belum menghasilkan satu buah gelarpun dengan pelayanan yang baik dari PSSI.

3. Masalah Komunikasi karena STY hanya bisa menggunakan Bahasa Korea

Bahasa menjadi kendala STY dalam membangun komunikasi dengan skuad garuda (bola.net)
Bahasa menjadi kendala STY dalam membangun komunikasi dengan skuad garuda (bola.net)
STY merupakan warga asli Korea Selatan, bahasa yang digunakan juga bahasa Korea. Namun, dalam konteks melatih Timnas Indonesia bisa dibilang dia terkadang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan pemain Timnas apalagi ini menyangkut strategi dalam bermain ketika berada di lapangan hijau. STY bahkan memiliki translatornya sendiri yaitu Jeong Seok Seo atau akrab di sapa dengan panggilan Jeje yang membantunya dalam menterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia ataupun Inggris begitu juga sebaliknya. Seperti yang kita ketahui bahwasannya rata-rata pemain lokal kita menggunakan bahasa Indonesia ataupun Bahasa Inggris. STY tidak hanya belum bisa menguasai bahasa Indonesia tetapi Bahasa Inggris juga beliau sampai saat ini belum menguasainya. Apalagi sekarang skuad garuda di dominasi oleh pemain keturunan atau Diaspora yang bisa dikatakan fasih dalam berbahasa Inggris dan memahami sedikit bahasa Indonesia. Menurut beberapa pihak Komunikasi adalah hal yang penting untuk membangun sebuah tim jika menggunakan perantara maka pesan yang akan disampaikan tidak tersampaikan oleh pemain yang membutuhkan semangat dan juga sebuah pesan untuk permainan di lapangan. Ini juga merupakan faktor kenapa sulit sekali pemain Timnas Indonesia dalam menanggapi apa yang akan diarahkan oleh STY dan sering terjadi miskomunikasi.

Terlepas dari beberapa faktor yang dijabarkan hingga saat ini kita belum tahu apa yang sebenarnya alasan dibalik pemecatan STY. Apakah rentetan hasil buruk beberapa laga sebelumnya ataupun belum mampunya STY mempersembahkan trofi bagi Skuad garuda. Terlepas dari itu semua pemecatan ini mungkin menjadi awal bagi Timnas kembali di jalur persaingan negara-negara kuat di dunia, apalagi sekarang Timnas Indonesia sudah tidak dianggap remeh dan begitu juga berterima kasih kepada STY karena membangun Skuad garuda menjadi yang ditakuti dan diperhitungkan oleh lawan. 

Patrick Kluivert resmi diumumkan oleh PSSI sebagai pelatih Timnas Indonesia (goodstats.id)
Patrick Kluivert resmi diumumkan oleh PSSI sebagai pelatih Timnas Indonesia (goodstats.id)

Selain itu juga PSSI sudah mengumumkan pengganti STY yaitu Patrick Kluivert yang akan mengambil alih tugasnya menjadi pelatih untuk skuad garuda. Patrick yang merupakan mantan pemain dari Ajax dan Barcelona dan pernah melatih negara Curacao. Kehadirannya yang semulanya akan diumumkan pada tanggal 12 januari nanti,justru sudah diumumkan pada hari rabu tanggal 8 Januari kemarin dengan durasi kontrak 2 tahun dengan opsi perpanjangan kontrak. Hal ini karena banyak media dan juga pihak yang sudah mengetahui sebelum akan diumumkan. Ia tidak datang sendirian, dia akan ditemani oleh asistennya yaitu Alex Pastoor dan juga Denny Landzaat yang ikut bersamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun