Mohon tunggu...
Deo Situmorang
Deo Situmorang Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Pelajar yang memiliki hobi dibidang musik

Selanjutnya

Tutup

Music

Ariana Grande dan Taylor Swift: Menyusuri Jejak Kesuksesan Mereka dalam Industri Musik

19 Mei 2024   23:45 Diperbarui: 20 Mei 2024   21:28 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taylor Swift, Fearless Era - Sumber: Taste of Country

Kita belajar bahwa setiap talenta yang dimiliki akan berguna dan bermanfaat bagi semua orang apabila kita mengembangkannya dan mau berusaha. Hal ini terbukti dari Eras Tour yang juga memiliki dampak ekonomi yang cukup signifikan bagi perekonomian dunia. Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat masyarakat menjadi jenuh dan lebih memilih untuk mencari hiburan yang sudah lama tak mereka dapatkan. Terlebih, saat itu mereka tidak mudah untuk bepergian karena kebijakan pemerintah, apalagi sampai ke luar negeri. Hadirnya Eras Tour menjadi momentum yang tepat sebagai hiburan mereka. Tur ini juga menjadi salah satu yang terbesar di Amerika, hingga disebut mampu membuat penontonnya terkesima karena banyak penggemar yang telah lama tidak mendengarkan lagu-lagu Taylor Swift secara langsung akibat pandemi. Mengutip QuestionPro Research and Insights, dalam sebuah artikel untuk GlobalNewsWire, biasanya, setiap US$ 100 yang dibelanjakan untuk pertunjukan live menghasilkan sekitar US$ 300 belanja tambahan, misalnya untuk hal-hal seperti hotel, makanan, dan transportasi. Namun untuk Eras Tour, para penggemar Taylor Swift alias Swifties mengeluarkan sekitar US$ 1.300 – US$ 1.500 untuk barang-barang seperti pakaian, kostum, dan merchandise. Angka inilah yang disebut dapat meningkatkan perekonomian lokal hingga ratusan juta dolar dalam satu akhir pekan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Eras Tour ini menyelamat US dari ambang resesi sampai disebut sebagai 'swiftonomics'. Istilah 'swiftonomics' diartikan sebagai dampak pertumbuhan ekonomi di berbagai kota dan negara yang disambangi tur konser global Taylor Swift, yaitu Eras Tour karena setiap kali Taylor mengadakan konser di negara tertentu, negara itu pastinya akan selamat dari terpurukan ekonomi yang dialami. Singapura juga ikut merasakan dampaknya. LPEM FEB UI menjelaskan bahwa Singapura tidak memandang bisnis pertunjukan, seperti konser Taylor Swift ini, sebagai kegiatan ekonomi yang berdiri sendiri tapi sebagai aktivitas yang dapat menggerakan berbagai bagian dari sektor perekonomian, terutama untuk artis internasional yang dapat menarik wisatawan asing untuk datang ke negara mereka. Mereka lakukan ini dengan cara menawarkan kontrak eksklusif kepada pihak Taylor Swift untuk menjadikan Singapura sebagai penyelenggara tunggal The Eras Tour di Asia Tenggara selama enam hari. Hal ini tentu akan menggenjot aktivitas pariwisata dan meningkatkan jumlah turis asing di Singapura.

Infografis Swiftonomics - Sumber: katadata.co.id
Infografis Swiftonomics - Sumber: katadata.co.id

Jatuh Bangun yang Dialami

Pastinya dalam menjalankan berbagai cara untuk sukses, akan ada rintangan yang harus dihadapi baik dari dalam maupun luar diri. Dibagian ini, kedua musisi ini juga pernah mengalami masa jatuh bangun mereka. Namun, mereka memiliki caranya masing - masing untuk bangkit lagi dan melanjutkan perjalanan mereka meraih kesuksesan.

Ariana Grande

Dibalik kesuksesan yang dimiliki Ariana Grande, ada pengalaman yang jatuh bangun yang dia alami. Salah satu yang membuatnya trauma berat hingga PTSD adalah konser "Dangerous Woman Tour" di Manchester pada 22 Mei 2017. Tepat setelah konser selesai, terdengar ledakan bom yang menyebabkan paniknya para penggemar dan penonton konser tersebut yang menyebabkan sebanyak 22 orang meninggal dan 500 luka parah akibat insiden tersebut. Insiden itu membuatnya trauma cukup parah hingga mengalami PTSD. Sebelum melanjutkan turnya, ia mengadakan konser amal untuk membantu Manchester setelah insiden pemboman bersama dengan artis - artis yang lain. Dia juga menyampaikan pesannya sebagai tanggapan akan insiden tersebut di twitter. 

Saat itu Ariana sedang menjalin hubungan dan mantannya Pete Davidson setelah putus dengan Mac Miller. Namun, hubungan mereka harus terhenti karena timbulnya kejadian lain yang menimpanya, yakni ketika dikabarkan bahwa mantan kekasihnya Mac Miller meninggal karena overdosis obat di rumahnya di Studio City, CA. Dia ditemukan oleh seorang temannya sekitar tengah hari hari itu yang segera memanggil ambulans, namun Miller dinyatakan meninggal oleh pihak berwenang pada saat kedatangannya. Fakta yang paling menyedihkan adalah ketika ditemukan bahwa pelantun "Thank U Next" itu telah mencoba untuk menelpon Mac Miller sebanyak 928 kali hanya untuk mendengar kondisinya kembali. Ariana mengaku bahwa sampai saat ini, ia tidak bisa move on dari mantan kekasihnya itu. Salah satunya adalah ketika Ariana harus konser Sweetener World Tour di kampung halaman Mac Miller tepatnya di Pittsburgh. Selama tampil, ia tidak dapat menahan tangisnya karena Ia juga menyediakan kursi kosong untuk Mac Miller sebagai penghormatan bagi mantan kekasihnya itu. Ia membagikan foto - foto kenangan di sosial media sebagai penghormatan. Untungnya selama Ariana menangis di atas panggung, fansnya, yaitu Arianators memberikan dukungan kepada Ariana untuk tetap kuat. Ariana Grande berterima kasih kepada para penggemarnya atas dukungan dan perhatian mereka setelah sebuah video muncul pada akhir pekan yang menunjukkan dia menangis selama penampilan Sweetener World Tournya."Saya merasakan segalanya dengan sangat intens dan telah berkomitmen untuk melakukan tur ini pada saat dalam hidup saya ketika saya masih banyak berproses," tulisnya pada akhir pekan dalam surat yang sudah dihapus di Twitter, menurut CNN dan BBC News . “Jadi terkadang aku banyak menangis! Aku berterima kasih karena telah menerima kemanusiaanku.”Ucap Ariana.

Selain itu, Grande mengubah gaya hidupnya di tahun 2022 sampai saat ini. Saat itu, banyak sekali orang yang mengomentari tubuhnya karena terlihat tidak sehat. Penyanyi "Dangerous Woman" itu kemudian memposting video TikTok saat itu menanggapi komentar terbaru yang dibuat orang-orang tentang tubuhnya dan berbagi mengapa menurutnya hal ini bisa sangat berbahaya, bahkan ketika orang mengatakan mereka memiliki niat baik. "Saya pikir kita harus lebih lembut dan tidak nyaman mengomentari tubuh orang, apa pun yang terjadi,” katanya dalam video tersebut. “Jika Anda merasa mengatakan sesuatu yang baik atau bermaksud baik, apa pun itu: sehat, tidak sehat, besar, kecil, ini, itu, seksi, tidak seksi," ucap Ariana dalam video TikTok itu. Grande lalu mendapat komentar di postingan R.E.M Beauty di akun Instagramnya dan pertanyaan seputar penampilannya. Dari rangkaian pesan di Twitter , sepertinya orang-orang membandingkan tubuhnya yang saat ini dengan penampilannya sebelum tahun 2020, yang menurut Grande adalah saat dia memiliki “versi tubuh saya yang paling tidak sehat”.“Saya mengonsumsi banyak antidepresan dan meminumnya serta makan dengan buruk dan berada pada titik terendah dalam hidup saya ketika saya melihat cara Anda menganggap saya sehat,” kata Grande di TikTok. “Tetapi sebenarnya itu tidak sehat bagi saya.” Pemenang Grammy ini juga mengingatkan para pengikutnya bahwa “ada berbagai cara untuk tampil sehat dan cantik” dan “Anda tidak pernah tahu apa yang sedang dialami seseorang.” 

Ariana Grande dan Michelle Yeoh. Sumber: Marie Claire
Ariana Grande dan Michelle Yeoh. Sumber: Marie Claire

Taylor Swift

Salah satu pengalaman jatuh bangun Taylor Swift adalah setelah Ia melakukan konser 1989 World Tour di tahun 2015. Pada tahun 2016, Kim Kardashian menyerang dan memberikan sindiran kepada Taylor Swift dan drama ini mencapai puncaknya pada tahun 2016 karena Kim Kardashian memberikan rekaman audio yang di edit, sehingga membuat orang - orang berpikir bahwa Swift adalah 'ularnya' dan #KimExposeTaylorParty mulai menjadi tren. Komentar pun terisi banyak emoji ular yang mengarah ke Taylor. Tahun berikutnya, Swift menanggapi drama tersebut dengan album studio keenamnya Reputation , yang didominasi oleh gambar ular saat dia mendapatkan kembali emoji ular yang diposting di bagian komentar Instagram-nya pada saat itu. 

Taylor Swift, Reputation Stadium Tour - Sumber: mcall.com
Taylor Swift, Reputation Stadium Tour - Sumber: mcall.com

Kemudian terjadi juga perseturuan antara Taylor Swift dan Scooter Braun. Drama ini memuncak pada Juni 2019 ketika diumumkan bahwa perusahaan media Braun, Ithaca Holdings, telah mengakuisisi Big Machine Label Group milik Scott Borchetta senilai $300 juta. Melalui kesepakatan itu, Braun menjadi pemilik baru dari enam album pertama Swift dengan Big Machine Records: Taylor Swift, Fearless , Speak Now , Red , 1989 dan Reputation. Swift mengancam kesepakatan bisnis tersebut melalui Tumblr, menyebutnya sebagai “skenario terburuk” dan mengklaim bahwa dia telah menghadapi “penindasan manipulatif yang tiada henti” dari Braun selama bertahun-tahun. Dalam postingan blognya yang panjang, musisi tersebut mengklaim bahwa “selama bertahun-tahun,” dia “memohon kesempatan untuk memiliki karya saya” namun malah “diberi kesempatan untuk mendaftar kembali ke Big machine Records dan 'mendapatkan' satu album kembali. pada suatu waktu, satu untuk setiap yang baru saya serahkan. Swift, yang menjadi klien pertama Big Machine pada tahun 2005, melanjutkan: “Saya meninggalkannya karena saya tahu setelah saya menandatangani kontrak itu. Pendiri dan CEO Big Machine Records, Scott Borchetta akan menjual label tersebut, sehingga menjual saya dan masa depan saya. Saya harus membuat pilihan yang menyakitkan untuk meninggalkan masa lalu saya.”Pada bulan Agustus itu, penyanyi tersebut mengumumkan rencananya untuk merekam ulang enam album pertamanya dalam upaya untuk mendapatkan kembali hak atas masternya. “Saya pikir seniman berhak memiliki karyanya sendiri,” katanya kepada Robin Roberts saat tampil di Good Morning America. Saat ini, terdapat empat album yang telah Taylor rekam ulang disertai dengan lagu baru yang memiliki istilah 'from the vault', yaitu Fearless, Speak Now, Red, dan 1989. Setiap album juga memiliki tulisan 'Taylor's Version" agar dia bisa memiliki hak miliknya dia serta kontrol penuh terhadap semua albumnya kembali.

Album Taylor's Version - Sumber: Gossip Herald
Album Taylor's Version - Sumber: Gossip Herald


Kebaikan yang Pernah Dilakukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun