Di era disrupsi yang sangat cepat di segala bidang memaksa seluruh umat manusia untuk beradaptasi dalam menjalani kehidupan dengan cara-cara dan pola baru.
Dengan jumlah penduduk Indonesia lebih dari 273 juta jiwa di akhir tahun 2021 dimana lebih dari 70% adalah pemuda merupakan situasi dilematis bagi negara kita yaitu antara sebagai suatu bonus demografi yang positif ataukah justru akan menjadi beban-beban masalah yang luar biasa bagi negara.
Menyadari pentingnya peran dan fungsi yang melekat pada pemuda, maka pemerintah selama ini memang telah berusaha untuk mengembangkan potensi yang dimiliki pemuda melalui penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan kepemudaan di segala bidang sebagai bagian dari pembangunan nasional,
Salah satu agenda strategis pembangunan kepemudaan yakni menciptakan generasi penerus masa depan bangsa yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing.
Namun dua pertanyaan dasar yang harus kita sadari adalah, seberapa besar prosentase usia produktif (dari 70% tersebut) yang telah mampu hidup dalam kemandirian dan mempunyai kemampuan skills siap tempur menghadapi tantangan gempuran disrupsi saat ini?
Dan seberapa kuat jiwa nasionalisme yang ada didalam diri para pemuda-pemudi Indonesia saat ini?
Dengan contoh peristiwa terbaru peperangan fisik antara Rusia dan Ukraina saat ini harus membuat para pemuda Indonesia tersentak dan menyadari betapa pentingnya dua hal tersebut diatas,
Di era saat ini yang penuh dengan berbagai kejutan di berbagai bidang kehidupan memaksa seluruh pemuda Indonesia untuk segera merekondisi dan meng-upgrade kemampuan keahlian diri dalam menghadapi tantangan yang tidak mudah di masa depan,
Sudah bukan waktunya lagi para pemuda Indonesia berkutat pada hal-hal yang tidak produktif, bersantai ria atau bahkan mengerjakan sesuatu hal yang bersifat "remeh temeh", karena saat ini kita semua sedang dikejar oleh ancaman berbagai persaingan tanpa batas baik secara regional maupun internasional.
Benteng pertahanan dari para pemuda haruslah kuat untuk menjaga eksistensi dan kedaulatan negara besar kepulauan kita ataupun untuk sekedar bertahan dalam dunia persaingan global saat ini, yaitu berupa pengetahuan, wawasan, skills yang mumpuni, serta jiwa nasionalisme tinggi yang wajib dimiliki oleh seluruh pemuda,
Tinggalkan "senjata bambu runcing", dan segera upgrade skills untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi tantangan kehidupan saat ini dan di masa depan, jika tidak bersiaplah digilas oleh perubahan jaman,
Dilain sisi Pemerintah Pusat maupun Daerah melalui segala unsur bidang kepemudaan yang ada harus lebih gencar dan masif dalam membina bahkan menggelontorkan anggaran yang lebih besar lagi untuk mengeksekusi berbagai program keahlian yang bersifat praktis, taktis dan efektif (non teoritis) bagi kemajuan para pemuda Indonesia.
(Denny Irawan, SH - Pembina SOMAYO dan Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia Kota Yogyakarta).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H