"Tan!" Teriakku, " Awas jangan lari terlalu kencang." " Bukankah jalan Jalan berbatu batu itu dapat melukai kaki kecilmu ?" Tania Kegirangan dengan Sangat,  Setelah puluhan janji yang aku buat padanya Setelah Tergolek lemah dirinya dirumah sakit karena leukimia Setelah Hari Harinya yang Diselingi selang selang panjang malam malam panjang yang dihiasi tangis pilu dan erangan Tania akhirnya bangun dan kembali ceria. setelah  sebuah permen aku berikan padanya untuk menghilangkan rasa sakit menghilangkan rasa sedihku juga akan penderitaanya. seorang ayah yang menyanyangi purtrinya lebih dari dirinya sendiri. Yang ingin melihat putrinya tersenyum walaupun hanya sekali dan diakhir teriakan bahagia Tania, aku akhirnya terbangun. terbangun diantara taman bunga dan kelokan air sungai yang berubah menjadi ruang pengap dan diantara harum mawar kemudian beralih menjadi bau Debu dan Aku Kembali Sadar dimana Aku Sekarang. Sesalkah Ku? Untukmu Tania, Apa Saja [caption id="attachment_283989" align="alignnone" width="300" caption="Dokumen Pribadi"][/caption]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI