Mohon tunggu...
Deny Setiawan
Deny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - admin

admin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan dan Tantangan Sosiologi Dalam Pendidikan Islam di Era Modern

17 November 2024   12:54 Diperbarui: 17 November 2024   13:26 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nadia Putri Masyita 

Abstrak

Pendidikan Islam berperan vital dalam membentuk individu yang berakhlak sesuai dengan ajaran Islam. Tantangan modernisasi dan globalisasi menuntut pendidikan ini untuk tetap relevan di tengah perubahan sosial dan budaya. Integrasi pendekatan sosiologis dalam pendidikan Islam membantu memahami interaksi antara pendidikan dan struktur sosial, menjadikannya lebih adaptif terhadap dinamika masyarakat. Pendekatan ini memungkinkan pendidikan Islam menjembatani teori dan praktik, mempertahankan nilai-nilai moral sambil merespons perubahan sosial. Dengan demikian, pendidikan Islam yang sosiologis dapat mengembangkan individu berpengetahuan luas dan berperan positif dalam masyarakat, memperkuat perannya sebagai agen perubahan sosial menuju masyarakat yang harmonis.  

Pendahuluan 

Pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan dari konteks sosialnya. Sebagai lembaga yang bertujuan membentuk pribadi manusia seutuhnya, pendidikan Islam menekankan pada pengembangan aspek spiritual, intelektual, sosial, dan emosional. Peran pendidikan ini lebih dari sekadar transfer pengetahuan; pendidikan Islam berfungsi sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan keagamaan yang mendalam. Dengan latar belakang bahwa pendidikan berfungsi untuk melanjutkan keberlangsungan budaya dan nilai-nilai dalam masyarakat, pendekatan sosiologi dalam pendidikan Islam menjadi penting untuk memahami bagaimana pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur sosial di sekitarnya.  Pendidikan Islam memainkan peran strategis dalam menciptakan masyarakat yang bermartabat dan berakhlak.  Hal ini menjadi semakin signifikan di era modern yang ditandai dengan perubahan sosial dan globalisasi yang cepat. Era ini membawa berbagai tantangan seperti pergeseran nilai, tekanan budaya luar, dan kemajuan teknologi yang mempengaruhi interaksi sosial serta pola pikir generasi muda. Di sinilah pendekatan sosiologi pendidikan berperan untuk memahami bagaimana interaksi antara elemen pendidikan (guru, siswa, kurikulum) dan elemen sosial (keluarga, masyarakat, media) membentuk hasil dari pendidikan itu sendiri. Dalam pengertian yang lebih luas, sosiologi pendidikan Islam menelaah bagaimana pendidikan agama membentuk perilaku sosial, memperkuat identitas keagamaan, dan memfasilitasi pengembangan kearifan sosial. Studi-studi menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya berdampak pada perkembangan individu secara pribadi, tetapi juga pada pembentukan struktur dan dinamika sosial dalam masyarakat Muslim. Pendidikan ini diharapkan dapat mempersiapkan generasi yang tidak hanya berpengetahuan luas tetapi juga memiliki integritas moral yang kuat, mampu menghadapi tantangan globalisasi tanpa kehilangan jati diri. 

 Metodologi 

Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan atau tinjauan pustaka Pengumpulan data dimulai dengan mengidentifikasi literatur yang sesuai menggunakan kata kunci seperti “sosiologi pendidikan Islam” dan “pendidikan Islam dan globalisasi” di basis data online seperti Google Scholar dan Garuda Ristekbrin. Setelah itu, literatur yang ditemukan dievaluasi untuk mencerminkan sumber dan relevansinya dengan tujuan penelitian. Data yang dipilih kemudian disintesiskan dan direkomendasikan berdasarkan tema utama seperti peran pendidikan Islam dalam masyarakat, dampak globalisasi, serta pendekatan sosiologis dalam pendidikan Islam. Analisis data dilakukan melalui teknik analisis tematik untuk mengidentifikasi pola atau tema yang muncul, seperti “pendidikan Islam sebagai agen perubahan sosial.” Selain itu, data juga dianalisis secara komparatif untuk mengidentifikasi perbedaan pandangan di berbagai sumber, yang memperkaya wawasan tentang konsep-konsep sosiologis dalam pendidikan Islam. Penelitian ini juga memanfaatkan model teoritis dari pendidikan sosiologis, seperti teori interaksi simbolik dan teori fungsionalisme, untuk Validasi data dilakukan melalui triangulasi dengan membandingkan hasil dari berbagai sumber untuk meningkatkan akurasi hasil analisis. Validasi ini memastikan bahwa kesimpulan yang diambil didukung oleh data yang konsisten dan terpercaya. Penelitian ini mematuhi prinsip etika kepustakaan dengan memberikan atribusi yang tepat pada semua literatur yang digunakan, serta menjaga objektivitas dalam analisis. 

Metode kajian kepustakaan ini memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pemahaman yang komprehensif mengenai peran dan tantangan sosiologis dalam pendidikan Islam. 

Pembahasan 

1. Pendidikan Islam sebagai Pilar Pembangunan Sosial

 Pendidikan Islam bertujuan mencetak generasi yang memiliki keseimbangan antara pengetahuan ilmiah dan keimanan yang mendalam. Aspek ini penting karena pendidikan tidak hanya berperan dalam meningkatkan kapasitas kognitif, tetapi juga dalam membentuk karakter dan kepribadian yang berakhlak. Pendidikan Islam, dari masa ke masa, memegang peranan penting dalam membangun struktur sosial yang stabil. Pengajaran agama tidak hanya dilakukan di institusi formal seperti sekolah dan universitas, tetapi juga di pesantren dan majelis taklim, yang memiliki fungsi sosialisasi yang kuat dalam masyarakat. Di era modern, pendidikan Islam terus menghadapi tantangan dalam mempertahankan peranannya sebagai agen utama pembangunan sosial di tengah perubahan cepat akibat globalisasi. Tuntutan untuk memberikan materi yang relevan dan adaptif menjadi semakin mendesak, dengan tetap menjaga nilai-nilai moral yang kuat. Secara historis, pendidikan Islam telah berhasil menciptakan komunitas-komunitas yang solid dengan tingkat kepercayaan sosial yang tinggi, karena pendidikan ini menanamkan prinsip-prinsip kebersamaan, tolong-menolong, dan keadilan. Peran pendidikan Islam dalam memperkuat struktur sosial bukan hanya dalam aspek teoritis, tetapi juga praktis. Misalnya, kajian di berbagai pesantren modern menunjukkan bahwa santri yang dididik dengan pendekatan holistik (menggabungkan pendidikan agama dan umum) mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat. Para lulusan pesantren ini biasanya memiliki karakter yang kuat dalam menjunjung tinggi nilai-nilai etis, integritas, dan tanggung jawab sosial. 

2. Peran Sosiologi dalam Pendidikan Islam 

Pendekatan sosiologi dalam pendidikan Islam mempermudah pemahaman tentang bagaimana elemen-elemen sosial mempengaruhi proses pendidikan. Sosiologi pendidikan melihat pendidikan sebagai sistem yang terkait erat dengan dinamika sosial di sekitarnya. Misalnya, relasi antara guru dan siswa di dalam kelas tidak hanya dilihat sebagai proses transfer pengetahuan, tetapi sebagai interaksi sosial yang dipengaruhi oleh norma-norma, budaya, dan ekspektasi masyarakat. Dalam konteks pendidikan Islam, sosiologi membantu dalam memahami bagaimana kurikulum dan metode pengajaran dapat disesuaikan dengan latar belakang sosial siswa. Setiap siswa membawa pengalaman dan nilai yang berbeda ke dalam ruang kelas, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti latar belakang keluarga, status ekonomi, dan lingkungan. Pendidikan Islam yang menerapkan perspektif sosiologis lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan individu sambil memperkuat tatanan sosial yang lebih besar.Studi menunjukkan bahwa pendekatan sosiologis ini juga efektif dalam mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam pendidikan Islam, seperti ketidaksetaraan akses pendidikan di wilayah pedesaan dan urban. Dengan memahami faktor-faktor ini, pendidik dan pengelola pendidikan dapat mengembangkan strategi yang lebih inklusif dan adaptif untuk mengatasi hambatan tersebut.

3. Tantangan Pendidikan Islam di Era Globalisasi 

Globalisasi membawa pengaruh besar terhadap semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Arus informasi dan teknologi yang cepat telah mengubah cara pandang dan perilaku individu, terutama generasi muda. Tantangan bagi pendidikan Islam adalah bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai tradisional dengan teknologi modern tanpa kehilangan esensi agama.  

Tantangan lainnya meliputi: 

a. Perubahan Sosial dan Budaya: 

Generasi muda lebih mudah terpengaruh oleh budaya luar yang tidak selaras dengan nilai-nilai Islam. Hal ini menimbulkan dilema bagi lembaga pendidikan Islam yang harus mampu menyeimbangkan antara adaptasi dengan kemajuan zaman dan tetap menjaga keaslian nilai-nilai agama.

 b. Peran Media Sosial: 

Media sosial telah menjadi saluran utama komunikasi dan pertukaran informasi. Meskipun memiliki potensi besar untuk edukasi dan dakwah, media sosial juga membawa risiko penyebaran konten negatif yang bisa mempengaruhi pola pikir siswa.

 4. Strategi Penguatan Pendidikan Islam di Era Digital

Pentingnya adaptasi dan inovasi dalam menghadapi tantangan globalisasi tidak bisa diabaikan. 

Beberapa strategi yang relevan mencakup: 

a. Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran: Menurut penelitian oleh Hidayah (2021), penggunaan teknologi dapat membantu mengatasi keterbatasan fisik dan geografis dalam pendidikan Islam. Aplikasi e-learning dan platform pembelajaran daring membantu siswa mengakses pendidikan dari jarak jauh, terutama selama pandemi. 

b. Kolaborasi dengan Pihak Eksternal: Untuk meningkatkan kualitas, beberapa lembaga pendidikan Islam menjalin kerja sama dengan organisasi non-pemerintah dan institusi pendidikan internasional guna menyerap praktik terbaik dalam pembelajaran modern.

c. Pengembangan Keterampilan Soft Skills: Program-program yang menekankan pengembangan keterampilan seperti komunikasi, pemecahan masalah, dan kolaborasi membantu mempersiapkan siswa untuk tantangan masa depan, sesuai dengan pendekatan yang holistik dalam pendidikan Islam. Dengan penerapan strategi-strategi ini, pendidikan Islam di Indonesia diharapkan mampu mempertahankan relevansinya dan terus berperan sebagai pilar pembangunan sosial di tengah tantangan modernisasi. 

5. Pendidikan Islam sebagai Agen Perubahan Sosial 

Pendidikan Islam memiliki peran krusial sebagai agen perubahan sosial yang bertujuan membentuk individu yang berperan aktif dan positif dalam masyarakat. Nilai-nilai inti seperti keadilan, empati, dan solidaritas yang diajarkan melalui pendidikan Islam dapat meningkatkan kualitas sosial dengan menciptakan generasi yang berintegritas dan berkontribusi dalam kemaslahatan umum. Dalam praktiknya, hal ini diwujudkan melalui berbagai kegiatan pengabdian masyarakat seperti pemberdayaan ekonomi lokal, program pendidikan di desa, serta kampanye kesehatan. Pendekatan sosiologis dalam pendidikan Islam memperlihatkan bagaimana kurikulum tidak hanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan kognitif, tetapi juga membentuk karakter siswa agar mampu beradaptasi dan berperan aktif dalam konteks sosialnya. Hal ini tercermin dalam program pendidikan karakter yang memadukan nilai-nilai agama dengan inovasi dalam metode pengajaran Untuk pengembangan lebih lanjut, berbagai studi empiris dan literatur yang diambil dari jurnal seperti Al-Hayat: Journal of Islamic Education dan EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan menyoroti pentingnya adaptasi pendidikan Islam dengan teknologi dan nilai-nilai modern untuk menjaga relevansi di era globalisasi 6. Studi Kasus: Implementasi Pendidikan Islam di Pesantren Modern Pesantren modern di Indonesia menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan Islam mampu beradaptasi dengan perubahan zaman sambil mempertahankan prinsip-prinsip fundamentalnya. Pesantren ini tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga menyediakan pelajaran ilmu pengetahuan umum dan keterampilan kontemporer yang dibutuhkan oleh masyarakat modern. Model pendidikan di pesantren modern mengintegrasikan kurikulum agama dengan pendidikan formal sehingga lulusannya tidak hanya fasih dalam pemahaman agama, tetapi juga memiliki kompetensi di bidang sains, teknologi, dan keterampilan sosial. Penelitian menunjukkan bahwa lulusan pesantren modern memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dalam menghadapi dinamika sosial dan tantangan globalisasi. Mereka cenderung mampu mengaplikasikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam interaksi sosial maupun dalam dunia kerja. Hal ini menjadikan pesantren modern sebagai agen penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga memiliki moral dan etika yang kuat, sehingga mereka dapat berkontribusi secara konstruktif dalam masyarakat.

Pesantren modern juga memainkan peran penting dalam menyokong pemberdayaan ekonomi lokal melalui program keterampilan dan kewirausahaan, yang menambah dimensi praktis dari pendidikan mereka. 

7. Analisis Peran Guru dan Pengelola Pendidikan 

Guru memegang peran sentral dalam membentuk suasana pembelajaran yang positif dan mendukung. Dengan pendekatan sosiologis, guru dapat memahami latar belakang sosial dan budaya siswa secara lebih mendalam, yang memungkinkan mereka menyesuaikan metode pengajaran agar lebih efektif dan inklusif. Hal ini membantu guru tidak hanya mengajarkan materi akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan sosial yang penting. Pelatihan dalam bidang sosiologi pendidikan sangat esensial bagi guru untuk mengembangkan kepekaan terhadap kondisi sosial siswa, seperti perbedaan status ekonomi, budaya, dan nilai-nilai keluarga. Dengan kemampuan ini, guru bisa menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan empatik, serta mengintegrasikan nilainilai Islam dalam materi ajar dan kegiatan pembelajaran sehari-hari. Strategi ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa, tetapi juga membentuk karakter mereka agar sejalan dengan prinsip-prinsip agama dan etika sosial. Penelitian menyatakan bahwa guru yang memahami dinamika sosial siswa dapat mendorong pembelajaran yang lebih interaktif dan kontekstual. Mereka dapat mengidentifikasi hambatan belajar yang bersumber dari masalah sosial, seperti tekanan ekonomi atau ketidaksetaraan akses pendidikan, dan menyesuaikan pendekatan mereka agar lebih responsif terhadap kebutuhan siswa. Integrasi pendekatan sosiologis ini memungkinkan guru menjadi fasilitator yang mendukung pembangunan karakter, mendorong kolaborasi, dan memupuk lingkungan yang harmonis di dalam kelas. 

8. Dampak Pendidikan Islam terhadap Struktur Sosial 

Pendidikan Islam memiliki pengaruh signifikan terhadap pembentukan struktur sosial. Ia memperkuat kohesi sosial dengan menciptakan individu yang memahami peran mereka dalam masyarakat. Dengan mempromosikan nilai-nilai seperti keadilan, kesetaraan, dan kerja sama, pendidikan Islam membantu membangun masyarakat yang lebih harmonis dan beradab.  

9. Prospek Masa Depan Pendidikan Islam Ke depan, pendidikan Islam perlu lebih inovatif dalam menghadapi tantangan globalisasi. Strategi yang menggabungkan metode pengajaran tradisional dengan pendekatan modern, serta pemanfaatan teknologi canggih, harus terus dikembangkan Penguatan kerja sama antara lembaga pendidikan Islam dengan masyarakat dan pihak swasta juga penting untuk mendukung pembiayaan dan pengembangan program pendidikan yang lebih berkualitas 

Kesimpulan: 

Pendidikan Islam yang mengadopsi pendekatan sosiologis memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih harmonis dan beradab. Dengan memperhatikan berbagai dinamika sosial, pendidikan Islam bisa melahirkan individu yang tidak hanya cerdas dalam hal pengetahuan, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan moral yang tinggi. Sebagai agen perubahan sosial, pendidikan Islam memfokuskan pada pembangunan karakter yang berlandaskan nilai-nilai Islam, seperti keadilan, empati, dan solidaritas, yang dapat menggerakkan transformasi sosial secara positif dalam masyarakat. Dalam era globalisasi yang serba cepat dan berubah, pendidikan Islam memiliki tantangan untuk tetap relevan dengan perkembangan zaman tanpa mengorbankan nilainilai dasarnya. Untuk itu, pendidikan Islam perlu mengadaptasi dan mengembangkan metode pengajaran yang tidak hanya berbasis pada pengetahuan agama tetapi juga keterampilan sosial dan karakter yang akan memungkinkan siswa berperan aktif dalam masyarakat. Dengan pendekatan sosiologis, pendidikan Islam dapat lebih memahami dan menyelaraskan kebutuhan sosial dan budaya yang ada, serta menciptakan suasana pendidikan yang mendukung interaksi sosial yang lebih baik dan bermanfaat. Melalui pengintegrasian prinsip-prinsip sosiologi dalam kurikulum dan proses belajar mengajar, pendidikan Islam dapat menciptakan individu yang lebih siap untuk menghadapi tantangan global. Individu yang tidak hanya paham ilmu pengetahuan tetapi juga tahu bagaimana menerapkannya dalam konteks sosial yang lebih luas. Sebagai contoh, pendidikan Islam di lembaga-lembaga seperti pesantren, yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi juga mendidik santri untuk terlibat dalam pengabdian, masyarakat, menunjukkan bagaimana pendidikan Islam dapat mempengaruhi struktur sosial dan budaya masyarakat secara keseluruhan. Program-program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan Islam, seperti pengajaran di desa, pemberdayaan ekonomi lokal, dan kampanye kesehatan, menunjukkan bahwa pendidikan Islam memiliki dampak yang nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, program-program ini juga memperlihatkan bagaimana pendidikan Islam dapat menjadi katalisator perubahan sosial dengan mendorong lulusan untuk aktif dalam berbagai sektor sosial dan ekonomi. Tidak hanya itu, pendekatan sosiologis dalam pendidikan Islam juga membuka ruang untuk pengembangan kurikulum yang lebih responsif terhadap perubahan sosial dan global. Pendekatan ini memungkinkan pendidikan Islam untuk bertransformasi menjadi lebih inklusif dan adaptif, menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dasar yang mendasari pendidikan itu sendiri. Di sisi lain, peran media sosial dan teknologi dalam pendidikan Islam tidak bisa diabaikan. Sebagai sarana yang sangat berpengaruh, media sosial menawarkan peluang besar bagi pendidikan Islam untuk menjangkau audiens yang lebih luas, menyebarkan pengetahuan agama dan sosial yang bermanfaat, serta mengedukasi masyarakat mengenai isu-isu sosial terkini. Namun, di sisi lain, media sosial juga membawa tantangan berupa penyebaran informasi yang tidak terverifikasi dan budaya instan yang dapat mempengaruhi pola pikir generasi muda. Oleh karena itu, pendidikan Islam perlu mengajarkan literasi media dan etika digital untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi tantangan tersebut. Lebih lanjut, tantangan pendidikan Islam di era digital juga mencakup kebutuhan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan akses pendidikan. Pendidikan Islam yang berbasis pesantren, misalnya, dapat lebih memanfaatkan teknologi untuk mengatasi keterbatasan fisik dan geografis, terutama dalam daerah-daerah yang terpencil. Melalui teknologi, pesantren dapat memperluas jangkauan pengajaran, memfasilitasi interaksi antara santri dan guru, serta memberikan akses ke materi pembelajaran yang lebih beragam. 

Pendidikan Islam yang berbasis nilai-nilai sosial yang mendalam juga berperan penting dalam membangun komunitas yang lebih inklusif dan berkeadilan. Dalam pendidikan Islam, pengajaran nilai-nilai seperti gotong royong, solidaritas, dan keadilan sosial menjadi bagian integral dari pembelajaran. Dengan menanamkan nilai-nilai ini, pendidikan Islam dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis, di mana individu saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, pendidikan Islam juga memiliki peluang untuk mengembangkan kerjasama lintas sektor, baik dengan lembaga pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha, untuk menciptakan program-program pendidikan yang lebih komprehensif dan solutif. Kolaborasi ini penting untuk menciptakan sinergi antara pendidikan Islam dengan berbagai sektor kehidupan yang ada, agar dapat memberikan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan dalam masyarakat. Dengan demikian, pendidikan Islam yang mengadopsi pendekatan sosiologis tidak hanya berfokus pada aspek kognitif dan moral, tetapi juga pada pembentukan karakter sosial yang memungkinkan individu untuk berkontribusi pada masyarakat secara lebih nyata. Sebagai agen perubahan sosial, pendidikan Islam dapat menginspirasi dan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan harmonis. Dengan terus beradaptasi terhadap perubahan zaman, pendidikan Islam dapat menjaga relevansinya dan tetap berperan sebagai pilar utama dalam pembangunan sosial di masa depan. 

DAFTAR PUSTAKA 

Achruh, and Sukirman. “An Analysis of Indonesian Islamic Higher Education Institutions in the Era of Globalization.” International Journal of Learning, Teaching and Educational Research 23, no. 9 (2024): 78–102. https://doi.org/10.26803/ijlter.23.9.5. Adisel, Apdila Nursanti, Dentha Andriyanti Mawarni, and Suryati. “Interaksi Sosial Dalam Pendidikan Agama Islam: Tinjauan Sosiologi.” Jurnal Pendidikan … 7, no. 3 (2023): 27865–70. Ali, Mohamad. “Kontribusi Sosiologi Dalam Pengembangan Pendidikan Islam.” Suhuf, 2016. Bassar, Agus Samsul, Uus Ruswandi, and Mohamad Erihadiana. “Pendidikan Islam: Peluang Dan Tantangan Di Era Global Dan Multikultural.” J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam 8, no. 1 (2021): 63–75. https://doi.org/10.18860/jpai.v8i1.9577. Hidayatulloh, Taufik, Theguh Saumantri, and Zulmi Ramdani. “Integrating Living Values Education into Indonesian Islamic Schools: An Innovation in Character Building.” EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan 22, no. 1 (2024): 137–52. https://doi.org/10.32729/edukasi.v22i1.1743. Huda, Miftahul. “Peran Pendidikan Islam Terhadap Perubahan Sosial.” Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam 10, no. 1 (2015): 165–88. https://doi.org/10.21043/edukasia.v10i1.790. Komara, Endang. “Islamic Education of Civil Society in the Perspective of Sociology” 16, no. 2 (2024): 1133–42. https://doi.org/10.37680/qalamuna.v16i2.5671. Ruslan, Ismail. “Social Impact of Islamic Education in the Development of Modern Society.” Al-Hayat: Journal of Islamic Education 8, no. 1 (2024): 157. https://doi.org/10.35723/ajie.v8i1.383. Hidayah, W., & Apriani, A.-N. (2023). Pengaruh Living Values Education Program Terhadap Penguatan Karakter Religius. Indonesian Journal of Elementary Education and Teaching Innovation, 2(2), 95–106. https://doi.org/10.21927/ijeeti.2023.2(2).95-106 Hanun, F. (2019). Implementation of Islamic Education Through Boarding School System. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 17(1). https://doi.org/10.32729/edukasi.v17i1.550 Hassan, K. El, & Kahil, R. (2016). The Effect of “Living Values: An Educational Program” on Behaviors and Attitudes of Elementary Students in a Private School in Lebanon. Early Childhood Education Journal, 33(04), 81–90. https://doi.org/https://link.springer.com/article/10.1007/s10643-005-0028-0 Hidayatulloh, T. (2023). The Living Values Education (LVE) Approach Based on Religious Moderation at Sekolah Madania Bogor. Edukasia Islamika - Jurnal Pendidikan Islam, 8(2), 147–164. https://doi.org/10.28918/edukasiaislamika.v8i2.1084 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun