Mohon tunggu...
Andreas Deny Pradhana
Andreas Deny Pradhana Mohon Tunggu... Bankir - Traveler Banker

Moslem | History | Football | Economic | Others

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mandala Imperium Majapahit: Sistem Politik Maritim Abad Pertengahan

19 Oktober 2023   06:15 Diperbarui: 19 Oktober 2023   06:16 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Majapahit adalah salah satu kerajaan maritim terbesar dan paling kuat yang pernah ada di Nusantara pada abad pertengahan. Kekuasaan Majapahit mencapai puncaknya pada abad ke-14 dan ke-15 Masehi di wilayah yang sekarang menjadi Indonesia. Salah satu konsep politik yang mendefinisikan Imperium Majapahit adalah "mandala," yang merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam sistem politik mereka.

Definisi Mandala

Mandala adalah sebuah konsep politik yang digunakan untuk menjelaskan sistem tata kelola wilayah dalam kerajaan Majapahit. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh sejarahwan Indonesia, Soekmono, pada tahun 1962, ketika ia menggambarkan struktur politik Majapahit sebagai sistem "mandala," yang pada dasarnya adalah hierarki wilayah yang dipimpin oleh seorang penguasa sentral.

Dalam konteks Majapahit, sistem mandala mengacu pada wilayah yang diperintah oleh raja, yang sering disebut sebagai "Maharaja" dalam literatur Jawa Kuno. Maharaja adalah figur sentral dalam sistem mandala, dan ia memerintah atas sejumlah wilayah yang membentuk hierarki berdasarkan jarak geografis dari pusat kekuasaan.

Struktur Mandala Majapahit

Struktur mandala dalam Imperium Majapahit berpusat pada ibu kota kerajaan, yang merupakan pusat kekuasaan tertinggi. Wilayah ini disebut sebagai "Hwaringin." Di sekitar Hwaringin, ada beberapa wilayah yang lebih jauh dari pusat, dan setiap wilayah ini dipimpin oleh seorang bupati yang tunduk pada Maharaja. Bupati-bupati ini bertanggung jawab untuk menjaga ketaatan dan menjalankan perintah Maharaja.

Sistem mandala Majapahit tidak hanya bergantung pada struktur hierarki, tetapi juga pada hubungan sosial dan budaya antara pusat dan wilayah pinggiran. Hal ini termasuk sistem upeti di mana wilayah-wilayah luar harus memberikan upeti, termasuk beras, rempah-rempah, atau hasil pertanian lainnya, kepada Maharaja sebagai tanda ketaatan mereka.

Peran Mandala dalam Ekspansi Maritim

Salah satu alasan utama keberhasilan Majapahit dalam menjalankan ekspansi maritim adalah konsep mandala. Majapahit mampu memperluas kekuasaannya ke wilayah yang jauh dari pulau Jawa, termasuk pulau-pulau di sekitarnya. Mereka menggunakan sistem mandala untuk membangun dan mempertahankan hubungan dengan wilayah-wilayah yang baru ditaklukkan. Wilayah-wilayah tersebut akan menjadi bagian dari mandala mereka dan diharapkan untuk tunduk pada pemerintah pusat.

Mandala Imperium Majapahit adalah konsep politik yang memainkan peran kunci dalam menjaga stabilitas dan keberhasilan ekspansi maritim Imperium Majapahit. Konsep ini membantu mengatur dan mengendalikan wilayah-wilayah yang berjauhan dari pusat kekuasaan. Meskipun Majapahit tidak lagi ada, konsep mandala mereka tetap menjadi bagian penting dalam studi sejarah dan politik di Indonesia, dan merupakan contoh klasik dari sistem politik maritim dalam sejarah Asia Tenggara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun