Mohon tunggu...
Denyl Setiawan
Denyl Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - aku ingin bercerita

Menulislah, setelah kamu selesai membaca....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Rest iN Peace) Purbasari

31 Januari 2021   21:58 Diperbarui: 31 Januari 2021   22:15 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                "Hei kalian berdua, aku mau kalian melaporkan berapa jumlah warga di negeri bawahan kerajaan ini. Kalian harus datang langsung kesana dengan cara apapun, aku tidak mau tahu, pokoknya dalam dua hari ini harus sudah selesai." Purbasari memerintah dua prajurit keputren saat itu juga, tiba-tiba.

                "Maaf Den Nganten, diluar benteng istana sedang ada pageblug, apa tidak lebih baik kita tunda saja dulu utusan bepergian ini, demi keselamatan bersama, nuwun sewu." Koestimo, seorang prajurit mencoba mengutarakan pendapatnya. Logis, tentu saja. Dia jauh lebih senior dalam urusan kerajaan dan kehidupan.

                "Heehh, yang pageblug kan di luar istana, disini tuh enggak! Lagian kalian kan bisa perginya melipir, pilih jalan lain, jangan lewat daerah yang kena pageblug. Pergi sana, jangan kebanyakan alasan!" Purbasari meradang, tidak mau mendengarkan pendapat si prajurit. "Hehh, kamu mau pakai alasan apalagi buat mangkir dari kerjaan!" Kini giliran prajurit satu lagi yang kena getahnya.

                "Maaf Den Nganten, saya sedang sakit. Kemarin tabib istana menyarankan agar saya istirahat dulu dari aktifitas fisik, apalagi kalau sampai bepergian keluar daerah, akan sangat riskan, ngapunten Den." Koesroedi tanpa bermaksud menghindar dari penugasan, menceritakan kondisi yang sebenarnya.

                "Kalian semua kenapa sih! Selalu saja tidak becus kalau disuruh bekerja. Koesroedi! Kamu kan sakitnya kemarin, buktinya sekarang kamu baik-baik saja. Sana pergi! Kerjakan perintahku! Jangan lagi beralasan." Purbasari melangkah masuk ke dalam keputren, meninggalkan kedua prajurit yang menatap nanar. Menerima perintah yang tidak logis bahkan lebih tepat jika disebut tidak berperikemanusiaan, kedua prajurit itu tidak sanggup untuk berkata tidak.

                Dan benar saja, Koestimo gugur dalam menjalankan tugas kerajaan. Seharusnya menjadi sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi pimpinan kerajaan, jika mereka memiliki hati dan otak yang digunakan sebagaimana mestinya. Tapi ternyata tidak. Kepergian abdi dalem itu dianggap biasa saja. Purbasari adalah penguasa Kerajaan Pasir Batang saat ini. Maka apapun kondisinya seluruh rakyat harus menerima kepemimpinannya. Bisa jadi Purbasari tidak sepenuhnya salah, tetapi raja dan ratu sebelumnya yang salah, mengapa Purbasari yang diangkat sebagai penguasa di kerajaan.

***

                Setiap cerita memang tidak harus selalu berakhir bahagia kan? Karena dalam materi menulis pada pelajaran Bahasa Indonesia, kita telah dikenalkan dengan cerita bertema romantis, komedi, atau tragedi. Dan kehidupan Purbasari sehari-hari memang luput dari dongeng yang telah melegenda dimana hanya dipotong sepenggal saja. Pada setiap dongeng, tokoh harus sepenuhnya baik atau sepenuhnya jahat. Dongeng tidak pernah menempatkan tokoh dengan watak yang pura-pura baik, padahal sejatinya jahat, atau sebaliknya. Tidak popular. Itu saja alasannya. Dan itu pula yang telah dipropagandakan kepada para pembaca dan penikmat cerita, cukup lihat dari cerita yang dituturkan saja. Karena mengulik fakta dibalik cerita itu butuh nyali dan kebersihan hati. Sangat berat!

                Lantas siapa aku sebenarnya? Perkenalkan akulah Raden Indrajaya yang seharusnya duduk di kursi istana. Menikmati pujian sebagai raja yang mendampingi putri sulung pewaris tahta, Purbararang. Tapi karena perseteruan itu, aku terbuang bersama istriku. Dan kisahku tak pernah didongengkan.

***

...sebuah dongeng yang disekuelkan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun