Bulan Maret lalu tiba-tiba ditelepon sahabat lama, sebut saja S.Â
S dan saya jarang komunikasi secara pribadi, lebih sering bercanda di grup WA.
Menceritakan tentang kasus imam di paroki asal S. Saya jawab tidak tahu, untuk person nya memang pernah mendengar nama saat masih menjadi frater.
Kesimpulan saya saat itu, S seperti sangat kecewa kepada institusi gereja.
Cerita rumitnya tidak saya detilkan di sini, banyak sumber di medsos yang bisa dicari.
Sahabat saya curhat dan saya mendengarkan.
Terlalu menggurui dan berpendapat pasti juga malah debat.
S menjadi sangat emosional karena dia kenal secara langsung person person yang terlibat.
Menceritakan betapa hancurnya keluarga korban, sedangkan pelaku tidak segera dihukum atau tidak jelas hukuman dari gereja, itu setangkap saya dari obrolan itu.
Tumbuh dan berkembang di keuskupan agung yang banyak melahirkan tokoh tokoh greja, ketika bekerja di propinsi lain dan berada di keuskupan lain, sejauh yang saya tangkap ada kegalauan grejawi.
Mungkin S bakal misuh misuh kalau baca tulisan ini.
Bagaimana tidak, keuskupan yang selama ini dipandang S terbaik dibanding dia berpijak saat ini, ternyata ya sebelas duabelas.
Saya dan S adalah teman sejak SMA, bersama dalam satu organisasi pelajar katolik.
Sampai sekarang komunikasi seangkatan masih berlanjut, sama seperti kebanyakan, grup WA sebagai media.
Eloknya, saat S curhat dengan segala keluh kesahnya, S sama sekali tidak posting di grup WA kami.
Baru bulan Juni, ada member grup WA yang posting masalah ini, dan S langsung komen, "wah tekan kene juga"
Saya tidak kenal dengan korban, empati saya timbul dari obrolan saya dengan S.
Dengan penuh rasa hormat terhadap keluarga korban, sekali lagi ijinkan saya menyebut Anda adalah Yesus.
Ketika orang lain diam terhadap Anda, mereka akan diusir saat penghakiman terakhir.
Pelaku adalah perampok. Kebetulan berjubah tetaplah perampok.
Anda dirampok habis-habisan. Harta benda Anda diambil, harga diri Anda dicabik cabik. Anda ditelanjangi. Anda tergeletak. Anda hampir mati.
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan yang sama; ia melihat Anda, tetapi ia melewati Anda dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat Anda, ia melewati Anda dari seberang jalan.
Bagaimana nasib imam dan lewi saat penghakiman terakhir
Anak Manusia akan berkata : Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
Sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.