Mohon tunggu...
Deny Sofyan
Deny Sofyan Mohon Tunggu... -

menggenggam pena adalah bahagia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemudian Aku Pun Menunggu

12 Mei 2014   23:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:35 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selebar sayap mentari yang menerawangi singgasana bumi mengilhami pencarian dan perikehidupan sebagai insan sebagai penggerakan roda dan waktu

Berpacu aku menembus batas diam yang naif dengan gelora ganda dan doa harap-harap cemas yang diajarkan

Aku mematri angin malam agar menjadi segudang puisi dengan lentera serat di ujung fajar, menjuntai aroma pagi dengan semangat sisa yang mesti tetap gagah perkasa berani menatap silaunya matahari

Tak ada lelah di celah rongga punggungku, tak boleh karena aku laki-laki pemangku mimbar cipta yang dijanjikan diri sendiri

Tapi pergulatan ini menghempasku di nadir yang nyeri

Yaa Rabb...

Kemudian aku menunggu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun