Mohon tunggu...
Deny Goler
Deny Goler Mohon Tunggu... -

hidup untuk berpikir.\r\ndan mencari sebuah kepastian dalam kebenaran.\r\nsehingga menjadi manusia yang sempurna di mata Tuhan.\r\ndan beriman kepada allah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

filsafat

6 Juni 2012   21:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:19 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia dalam Kacamata Sebagian Filsuf Barat Modern

§  Rane Descartes (1596-1650)

Descartes disebut sebagai Bapak Filsafat Modern atau bapak Rasionalis Modern yang terkenal dengan ungkapan “Cogito Ergo Sum” yang di dalam bahasa inggris dibahasakan menjadi “I think therefore I am” (Aku berfikir maka Aku ada). Konsep berfikir digunakan Descartes  dalam pengertian yang sangat luas. Sesuatu yang berfikir menurutnya adalah sesuatu yang meragukan, memahami, mengerti, menegaskan, menolah, berkehendak, membayangkan dan merasakan. Karena berfikir adalah esensi dari pikiran dan pikiran akan terus selalu berfikir.[1]

Menurut Descartes, manusia terdiri dari dua subtansi, yaitu jiwa dan materi. Jiwa rasional yang membedakan antara manusia dengan yang lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Baginya, hewan dan tumbuhan tidaklah memiliki jiwa karena mereka hidup dalam keadaan alamiah (autometic). Dalam segi persamaannya, antara manusia dengan hewan adalah terletak pada materinya (jasmaniah), tubuh manusia bersifat otomatis tidak bebas, tunduk kepada hukum-hukum yang berlaku atasnya. Menurutnya badan adalah sebagaiI`homme Machine atau mesin yang bergerak sendiri.[2]

Posisi jiwa mempunyai peranan yang sangat menentukan, yaitu sebagai pengendali mesin otomatis tersebut. Dengan kata lain pandangan Descartes seolah mengindikasikan adanya sebuah dualisme yaitu adanya dua realitas terpisah antara jiwa dan badan akan tetapi memiliki hubungan yang sangat kuat dan saling mempengaruhi.

§  Thomas Hobbes (1588 – 1679)

Bagi Hobbes, pengetahuan pengetahuan harus didasarkan pada pengalaman dan observasi. Baginya, Tiada pengetahuan yang bersifat apriori seperti  yang telah  dicetuskan oleh Descartes. Terhadap dunia batiniah, seperti perasaan, jiwa dan lainnya bisa diketahui melalui observasi dalam bentuk intropeksi. Berdasarkan intropeksi dan observasi inilah, Hobbes menjabarkan pandangan materialisnya tentang manusia dan masyarakat.

Menurut Hobbes, Sifat dasar manusia adalah bersaing, agresif, loba, anti sosial dan bersifat kebinatangan.            Negara berfungsi untuk menyatukan manusia untuk tidak saling memebunuh.manusia adalah makhluk yang pada dasarnya ingin memuaskan kepentingannya sendiri yaitu untuk memelihara dan mempertahankan dirinya sendiri dengan mencari kenikmatan dan mengelak dari rasa sakit. Karena manusia bijaksana  adalah manusia yang mampu memaksimalisasi pemenuhan keinginan-keinginannya untuk kesejahtraan individualnya. Pandangan etis tentang pemeliharaan diri ini disebut egoisme dan sejauh pemeliharaan diri disamakan dengan pencarian kenikmatan disebut dengan hedonisme.[3]

§  Jean Jacques Rousseau (1712 – 1778)

Berbeda dengan Hobbes, menurut Reusseau Manusia merupakan mahluk baik, masyarakat yang membuat manusia jahat (mementingkan diri sendiri dan bersifat merusak), Negara berfungsi untuk memungkinkan manusia untuk mendapatkan kembali sifat kebaikannya yang asli.

Dia menegaskan bahwa dalam keadaan asali manusia hidup damai dan tidak dihalangi oleh konvensi-konvensi yang sesat. Dia membayangkan waktu itu manusia mengembara keluar masuk rimba, tanpa industri, tanpa bahasa, tanpa rumah tanpa keinginan untuk menyakiti makhluk-makhluk lain, dan berkedudukan sama diantara mereka. Perbedaan manusia dengan hewan baginya tidak terletak pada rasionya, melainkan pada kemampuan kehendaknya yang mengatasi sifat otomatis sebab bersifat rohani.[4]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun