Menurut Google: pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa kebenaran sesuatu didasarkan pada manfaat yang diberikannya. Pragmatisme juga dapat diartikan sebagai sifat atau ciri seseorang yang cenderung berpikir praktis, sempit, dan instan.
Kutipan di atas menyampaikan kepada kita informasi dengan sangat cepat tentang pengertian pragmatisme. Apakah benar para pemanfaat Ai adalah orang-orang yang berpikir praktis, sempit, dan instan? Apa salahnya memilih yang praktis dan instan? Dan mengapa harus dibarengi kata 'sempit'. Bukankah menyusun rancangan penelitian itu sendiri sudah rumit?
Sejak dua tahun lalu para pakar di Universitas Indonesia (UI) telah membahas perihal etika pengunaan chat GPT di lingkungan akademik (https://www.ui.ac.id/etika-penggunaan-chatgpt-di-lingkungan-akademik/). Ada banyak sudut pandang dan masalahnya tidak sesimpel yang diduga. Atau, yang simpel itu jadi tidak simpel lantaran ada banyak kepentingan.
Wallahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H