***
Setelah ditinggal Yunus, penduduk Ninawa mulai melihat adanya tanda-tanda akan turunnya azab, maka seketika itu mereka beriman pada apa yang didakwahkan Yunus. Allah pun tidak jadi mengazab mereka.
"Dan mengapa tiada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (Q.S. Yunus 10: 98)
Yunus juga digelari Dzun Nun (orang yang ada di perut ikan Nun).
Setelah meninggalkan kaumnya, Yunus bertolak ke pelabuhan. Dari sana ia menumpang kapal untuk pergi menuju negeri yang lain.
Di tengah laut, baru disadari bahwa kapal itu kelebihan beban. Maka diadakanlah undian, harus ada yang dibuang ke laut guna meringankan beban kapal. Ternyata yang kena undian adalah Yunus alaihissalam. Penghuni kapal sesungguhnya tidak tega melempar Yunus ke laut lantaran padanya ada tanda-tanda kesalehan. Namun setelah tiga kali diundi selalu saja undian itu jatuh pada Yunus. Apa boleh buat. Demi keselamatan orang banyak dikorbankanlah satu orang. Yunus pun dilempar ke laut. Tubuhnya langsung disambar ikan Nun alias ikan Paus.
Berapa lama Yunus berada di perut ikan?
Ulama tafsir berbeda pendapat. Sebagian mereka ada yang berpendapat 3 hari, lainnya: 7 hari, 20 hari, hingga 40 hari. Kalau kita ambil durasi yang paling pendek yakni tiga hari maka itu pun sudah merupakan derita yang cukup berat. Tiga hari tanpa makan dan minum, di dalam tiga kegelapan: kegelapan perut ikan, kegelapan samudera dan kegelapan malam.
"Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan membuatnya sempit (menyulitkannya). Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: 'Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.' Maka Kami perkenankan doanya dan Kami selamatkan ia dari kedukaan. Demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman." (Q. S. Al-Anbiya': 87-88)
Yunus berdoa dalam tiga kegelapan itu: laa ilaaha illa anta, subhanaka, innii kuntu minazh zhaalimiin. Tiada tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim.
Karena kesalehannya maka ia teringat pada Rabb-nya. Terucap dari lisannya doa dalam kalimat-kalimat sederhana, namun luar biasa bobotnya, karena diucapkan dari iman yang murni  dan keinsyafan yang paling dalam. Dan, doa itu maqbul.