Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kiat Menumbuhkan RORP

10 September 2024   10:20 Diperbarui: 11 September 2024   08:28 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: pexels.com/@aksakal/

Usahakan agar life plan itu adalah proposal yang membuat anak merasa bergairah dan bersemangat menjalani aktivitas hidupnya. Itulah mengapa bakat anak perlu terlebih dahulu diidentifikasi. Menjalani hidup  berdasarkan bakat akan terasa lebih mudah sekaligus menyenangkan. Rencana hidup memang semacam doa juga, namun harus disusun secara masuk di akal, realistis (sesuai bakat) dan sesuai kondisi objektif, proporsional dengan taraf kemampuan pembiayaan keluarga, misalnya. Pembuatan life plan jelas akan mendorong anak masuk ke dunia dewasa, meski masih dalam tahap membayangkan. Orang tua kemudian akan mengingatkan anaknya jika suatu kali mereka malas atau tidak konsekuen dengan rencana dan cita-citanya sendiri.

Keempat, menumbuhkan mental kemandirian dan kewirausahaan (entrepreneurship) misalnya untuk mencari tambahan uang jajan mereka dilatih berjualan makanan kecil atau produk ke teman-temannya atau menitipkan barang dagangan ke warung. Atau, dengan berjualan di Whatsapp dan marketplace. Dengan cara ini sekaligus memanfaatkan ponsel yang mereka pegang untuk fungsi-fungsi yang positif. Bukannya semisal acara market day di sekolah: orang tua yang menyiapkan barang dagangannya, mereka juga yang membelinya dari gerai-gerai milik siswa. Ini sih bukan upaya menumbuhkan mental entrepreneurship, melainkan sekadar menyenangkan hati anak-anak.

Kelima, secara berkala ayah bunda harus meng-ugrade pengetahuan mereka tentang pengasuhan dan pendidikan anak. Sumber-sumber informasi tentang ini sudah sangat melimpah di internet. Banyak pakar pendidikan keluarga dan pengasuhan anak  berbagi di Youtube. Sekolah dalam hal ini bisa mengambil peran aktif sebagai promotor 'sekolah orang tua', 'forum diskusi sekolah-orang tua'. Komunikasi orang tua-guru (ustadz-ustadzah) harus intens sekali karena perkembangan moral dan perilaku anak-anak bisa jadi tidak terduga dan fluktuatif.

Masa-masa remaja adalah masa-masa yang rawan. Baik remaja putra dan putri, semuanya ada di zaman yang penuh fitnah dan cobaan. Kalau para orang tua dan pendidik tidak mau berubah dan bertahan dalam wacana yang lama, taruhannya adalah keselamatan dunia akhirat putra-putri dan diri kita sendiri.

Wallahul muwafiq.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun