Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tahapan Usia: Rujulah (Lelaki Dewasa)

20 April 2023   10:11 Diperbarui: 9 Mei 2023   09:14 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: www.unsplash.com

Kata 'rajul' (berarti laki-laki dewasa) dan derivasinya (rajulani, rijal) disebut sebanyak 52 kali di dalam 29 surat Al-Qur'an. Disebut 'rajul' apabila seseorang  telah mencapai usia baligh. Penyebutan kata itu baik dalam bentuk tunggal, dua, dan jamak kebanyakan merupakan identifikasi gender maskulin, sebagai lawan dari gender feminin. Penyebutannya bernuansa netral. Tidak jarang, Al-Qur`an menyebut karakter dan perbuatan tercela pada 'lelaki' yang dijadikannya sebagai permisalan.

"Dan sesungguhnya ada sejumlah lelaki dari kalangan manusia yang berlindung kepada sejumlah lelaki dari kalangan jin, maka hal itu hanya menambah berat beban dosa mereka." (QS. Jin (76): 6)

"Dan berikan kepada mereka perumpamaan tentang dua orang laki-laki, yang satu orang (yang kafir) Kami beri dua buah kebun anggur..." (QS. Al-Kahfi (18): 32)

"Dan Allah membuat perumpamaan tentang dua orang laki-laki, yang satu bisu, tak dapat berbuat sesuatu dan menjadi beban penanggungnya ..." (QS. An-Nahl (16): 76)

Akan tetapi ada sejumlah ayat yang menerangkan sifat-sifat terpuji para lelaki dewasa yang bisa dijadikan referensi manakala kita hendak menyusun kompetensi kelelakian menurut pandangan Islam. Rinciannya adalah sebagai berikut:

Pertama, Surat Ali Imran (4)ayat ke-34 tentang kepemimpinan (qawwamah) pria atas wanita.

Kedua, Surat Al-Maidah (5) ayat ke-32 tentang Yusya bin Nun dan Kalib bin Yufannah.

Ketiga, Surat At-Taubah ayat ke-108 tentang lelaki yang mencintai kesucian.

Keempat, Surat An-Nur ayat ke-37 tentang lelaki yang tidak dilalaikan jual beli dan perdagangan.

Kelima, Surat Al-Qasas ayat ke-20 tentang lelaki dari ujung kota yang memberi nasihat kepada Nabi Musa agar meninggalkan kota Memphis karena Firaun hendak membunuh beliau. Lelaki pada ayat ini adalah orang yang sama pada Surat Al-Mu'min (40) ayat ke-28.

Keenam, Surat Al-Ahzab (33) ayat ke-23 tentang lelaki mukmin yang memenuhi janjinya untuk mati karena berperang di jalan Allah.

Ketujuh, Surat Yasin (36) ayat ke-20 tentang Habib An-Najjar, lelaki dari ujung kota yang membela ketiga orang utusan Allah dan mati dibunuh kaumnya.

Menelisik sifat-sifat rujulah (kelelakian) dalam ayat-ayat di atas beberapa simpulan bisa diambil sebagai berikut:

Pertama, seorang lelaki secara bawaan adalah pemimpin bagi kaum wanita, dan sifat bawaan ini dikuatkan ajaran Islam. Seorang lelaki harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan di atas perempuan, khususnya dalam kehidupan berumah tangga. Ia adalah penyedia nafkah (provider), pelindung (protector), dan pendidik (educator) bagi anak istrinya. Dan karakter utama dari seorang pemimpin rumah tangga adalah adil, tidak mencari-cari jalan untuk menyusahkan istri yang sudah mau kembali pada fungsi dan tugasnya semula.

Kedua, seorang lelaki adalah pemimpin yang lahir dari upaya kaderisasi berupa pewarisan ilmu dan pengalaman generasi di atasnya. Dia adalah penyokong ajaran Rasul, pendukung sunnah Nabi, memiliki rasa takut akan nikmat Allah (takut kufur nikmat), penganjur kebaikan, pendorong aksi nyata yang didasari tawakkal kepada Allah. Simpulan ini diambil dari Surat Al-Maidah ayat ke-32, tentang Yusya dan Kalib.

Ketiga, seorang lelaki mencintai kesucian lahir dan batin, menyukai kebersihan secara umum, senang memakmurkan masjid dengan salat dan berbagai amal ibadah. Secara lahir ia menjaga diri dari najis, hadas dan kotoran. Secara batin, ia berupaya untuk menjauhi dosa.

Keempat, seorang lelaki sejati berorientasi akhirat. Ia berdagang dan berjual beli, akan tetapi tidak mengutamakannya dari zikrullah, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan secara spiritual mempunyai rasa takut akan perhitungan yang berat di hari kiamat.

Kelima, seorang lelaki yang terpuji senang menolong ahlul-haq baik dengan memberi saran nasihat  kepadanya atau melakukan pembelaan atasnya di muka publik yang mungkin hendak mencelakakannya.

Keenam, seorang lelaki yang terpuji menyimpan janji dan tekad kuat di dalam hatinya untuk menolong dan membela agama Allah, bahkan jika harus mengorbankan nyawa. Demikian simpulan dari uraian dalam Tafsir Ibnu Katsir terkait ayat ini. Anas bin Nadhr yang mati dalam Perang Uhud, juga Thalhah bin Ubaidillah disebut sebagai lelaki yang memenuhi janjinya. Sedangkan yang 'menunggu' adalah yang tetap berperang  di hari perjumpaan melawan musuh meski belum beroleh syahid.

Ketujuh, seorang lelaki meski miskin secara ekonomi dan lemah secara fisik, sebagaimana Habib An-Najjar, tetap menunjukkan pembelaan kepada ajaran para rasul, yakni tauhid dan sunnah. Dalam konteks yang sama, ia mengetahui kebenaran ajaran agama Islam itu dari pribadi pendakwahnya yang tulus, tidak berorientasi komersial dan 'hidayah' sebagaimana tampak dalam kekokohan ilmu dan kesalehan pada ucapan, tindak tanduk dan akhlak mereka.

Kompetensi 'rujulah' di atas membutuhkan proses pendidikan yang mengarah pada penguatan hati, iman, fitrah kelelakian, keterampilan mencari nafkah, militansi dakwah dalam lingkup pribadi dan masyarakat, konsistensi dan integritas lahir dan batin, loyalitas kepada kebenaran dan para pengusung kebenaran, yang tentunya tidak ringan dan mudah layaknya membalik telapak tangan.

Tahapan usia 'rajul' sesungguhnya merupakan tahap akhir proses pendidikan dari masa thufulah, ghulamiyah dan futuwwah. Pada tahapan usia ini yang dibutuhkan adalah penguatan-penguatan dari yang telah tertanam dan ditumbuhkan pada tahapan usia sebelumnya.

Wallahu a'lam bis shawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun