Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Tahapan Usia: Masa Awal Kepemudaan (Futuwwah)

18 April 2023   11:11 Diperbarui: 26 April 2023   05:18 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: www.pixabay.com

Adapun Ashabul Kahfi adalah para pemuda yang disebut Allah sebagai para pemuda yang beriman dan bertambah hidayah yang mereka terima. Mereka menyampaikan kalimat yang haq di hadapan penguasa, kemudian lari dari kejaran pasukan kerajaan dan berlindung di dalam gua. Allah membuat mereka tertidur selama tiga ratus sembilan  (309) tahun. Kemudian terbangun saat kondisi sosial politik sudah berubah dan penguasa telah berganti.

Mereka sebenarnya adalah para pemuda keturunan bangsawan yang memilih lari dari kemusyrikan dan lari dari masyarakat yang musyrik.

Kisah Yusya bin Nun juga menarik. Intinya adalah: selaku fata, Yusya senantiasa berguru kepada Musa alaihissalam, membantunya, melayaninya, bergaul rapat dengan Musa untuk menyerap ilmu, akhlak dan cara bersikap gurunya tersebut. Yusya menemani Musa secara intens dalam perjalanan ilmiah menemui Khidir alaihissalam. Dengan kalimat lain, Yusya adalah kader dan calon pengganti kedudukan Nabi Musa selaku pemimpin Bani Israil.

Yang terakhir adalah masa awal kepemudaan Nabi Ibrahim alaihissalam. Kisahnya diuraikan dalam Surat Al-Ambiya (21) ayat 51-72 dan Ash-Shaffat (37) ayat  83-99.

Metode Ibrahim dalam menggoncang cara berpikir kaumnya terhitung sangat militan dan revolusioner. Ia hancurkan berhala-berhala yang disembah kaumnya itu. Kemudian ketika disidang oleh para tetua kaum, ia menyahut: coba tanyakan pada berhala yang paling besar, kalau memang dia bisa bicara. Tentu saja para pemuka kaumnya terpelongo. Bagaimana berhala bisa bicara? Dan mengapa tuhan-tuhan itu tidak bisa melindungi diri mereka sendiri?

Uffillakum wa lima ta'buduuna min duunillah, afalaa ta'qiluun?

Celaka kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah, apakah kalian tidak menggunakan akal? (QS. Al-Ambiya (21): 67)

Ekspresi kemarahan Ibrahim di atas, meskipun tetap 'estetik' dari segi rasa bahasa, menyuratkan sikap beliau terhadap kemusyrikan, yang tidak lain merupakan kemahatololan yang dipelihara selaku adat kebiasaan.

Oleh kaumnya Ibrahim kemudian dilempar ke dalam api, akan tetapi Allah menyelamatkan beliau dengan menjadikan api itu dingin dan sejuk.

Kepemudaan Ibrahim mewakili sikap terus terang menyatakan pendapat yang menunjukkan kritisisme, militansi dan pembelaan terhadap al-haq.

Wallahu a'lam bis-shawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun